Permukiman warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang berbatasan dengan wilayah Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terancam banjir lahar dingin dari Sungai Gendol saat musim hujan.
"Tak hanya warga di sekitar alur Sungai Woro yang terancam aliran banjir lahar dingin, tetapi juga yang permukimannya dekat Sungai Gendol karena material vulkanik seperti pasir dan batu sebagian besar mengalir ke sungai itu saat erupsi Gunung Merapi 2010," kata Sekretaris Badan Penanggulanga Bencana Daerah (BPBD) Klaten Joko Rukminto di Klaten, Kamis.
Ia mengatakan warga di kabupaten ini yang berbatasan dengan alur Sungai Gendol, antara lain Desa Balerante, Panggang, Kepurun, Bawukan, dan Talun sehingga warga di desa tersebut harus meningkatkan kewaspadaan apabila hujan mulai turun di puncak Merapi.
Selama ini ada anggapan ancaman banjir lahar dingin di Klaten hanya dialami wilayah yang dekat dengan alur Sungai Woro, karena sungai di Klaten ini berhulu di Merapi, katanya.
Wilayah yang rawan luapan banjir lahar dingin alur Sungai Woro yakni Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, dan Jogonalan.
Namun melihat material vulkanik di Sungai Gendol yang endapannya masih sangat melimpah, kata Joko, warga Klaten yang dekat dengan sungai ini pun harus lebih waspada mengingat pada musim hujan lalu aliran banjir lahar lebih banyak terjadi di Gendol.
Untuk mengantisipasi jatuhnya korban akibat banjir lahar dingin, BPBD Klaten terus melakukan sosialisasi warga di sekitar Sungai Gendol dan Sungai Woro untuk siaga apabila hujan deras terjadi di tempat mereka.
"Kami juga meningkatkan komunikasi dengan para relawan, di antaranya komunitas induk Balerante dengan frekuensi 149.070," tambah Joko.
Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Sri Sumarti mengimbau masyarakat di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Klaten, dan Magelang, Jawa Tengah, agar meningkatkan kewaspadaan mengingat sebentar lagi diprediksi akan memasuki musim hujan.
"Ancaman banjir lahar dingin dari sisa endapan material Merapi erupsi 2010 masih di depan mata karena diperkirakan masih ada sekitar 100 juta meter kubik masih tersisa di bagian atas lereng Merapi," katanya