TEMANGGUNG (KRjogja.com) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan status gunung Sindoro dari aktif normal menjadi waspada, mulai pukul 20.000 WIB, Senin (5/12). Petugas di Pos Pemantau Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, terus memantau perkembangan gunung yang berbatasan antara kabupaten Temanggung dengan Wonosobo propinsi Jawa Tengah tersebut.
"Status telah naik dari aktif normal menjadi waspada, Kami terus pantau perkembangan aktifitas gunung, " kata Petugas Pos Pemantau Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Sumaryanto, Selasa dini hari.
Peningkatan status pada gunung yang terakhir aktif pada 1970 tersebut, dilakukan berdasarkan kenaikan aktivitas gunung yang dipantau secara visual maupun dari rekaman peralatan yang ada. Petugas juga naik kepuncak untuk melihat secara visual kawah Jolotundo diantaranya pada 26 November 2011 dan 2 Desember.
Pada pendakian itu terlihat semburan asap sulfatara dengan peningkatan frekwensi dari dinding kawah. Pihaknya sudah tidak bisa lagi menghitung berapa titik semburan sulfatara karena sudah menyebar.
Sementara berdasarkan rekam seismograf 3-4 Desember 2011 terjadi peningkatan kegempaan di gunung yang berketinggian 3.150 meter di atas permukaan air laut ini, dari hari-hari sebelumnya, terutama vulkanik dangkal.
Sumaryanto mengemukakan pada 3 Desember 2011 terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak delapan kali. Kemudian pada 4 Desember 2011 terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak 12 kali, tektonik lokal tiga kali, tektonik jauh dua kali, dan gempa hembusan satu kali.
Adanya peningkatan status tersebut semua jalur pendakian ke Gunung Sindoro supaya ditutup. " Tentu himbauan kami, masyarakat agar tidak melakukan pendakian. Semua jalur pendakian ditutup," ujarnya.