logo2

ugm-logo

Partisipasi Indonesia dalam Menanggapi Isu Pemanasan Global

Pemanasan global ditandai dengan meningkatnya suhu atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Terjadinya pemanasan global akan menimbulkan serangkaian fenomena ekstrim di alam berupa perubahan cuaca dan iklim yang dapat menimbulkan ancaman bagi kelangsungan kehidupan. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki tingkat kerawanan iklim yang tinggi, sehingga sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim. Selain memiliki potensi besar untuk terkena dampak negatif perubahan iklim, Indonesia juga memiliki potensi besar untuk ambil bagian dalam mitigasi dan adaptasi dampak negatif perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar upaya yang telah dilakukan Indonesia untuk turut serta merespon isu pemanasan global. Penelitian ini menggunakan metode analisis DPSIR (Driving force, Pressure, State, Impact, and Response). Dengan analisis ini akan dipelajari apa yang menjadi pemicu isu pemanasan global, tekanan yang dihadapi, kondisi atau status lingkungan saat ini, dampak yang dirasakan, dan bagaimana upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan tersebut. Artikel ini dipublikasikan pada 2021 di Science and Environmental Journal for Postgraduate.

SELENGKAPNYA

Menjelajahi Dampak Bencana pada Aksi Adaptasi oleh 549 Kota di Seluruh Dunia

gempa paluSalah satu poin yang masih diperdebatkan ialah apakah bencana mempengaruhi tindakan adaptasi di kota. Namun, basis pengetahuan yang ada terutama terdiri dari studi kasus tunggal atau kecil-N, sehingga tidak ada gambaran global tentang bukti tentang dampak bencana dan adaptasi. Di sini, peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengeksplorasi efek frekuensi dan keparahan bencana pada empat jenis aksi adaptasi di 549 kota. Di negara-negara dengan kapasitas adaptif yang lebih besar, kerugian ekonomi meningkatkan tindakan tingkat kota yang menargetkan jenis peristiwa bencana yang baru saja dialami, serta tindakan untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana secara umum. Peningkatan frekuensi bencana mengurangi tindakan menargetkan jenis bahaya selain yang baru-baru ini terjadi, sementara kerugian manusia memiliki sedikit efek. Perbandingan antar kota di seluruh tingkat kapasitas adaptif menunjukkan efek kekayaan. Negara-negara yang lebih makmur mengalami kerusakan ekonomi yang lebih besar dari bencana, tetapi juga memiliki kapasitas tata kelola yang lebih tinggi, menciptakan insentif dan peluang untuk langkah-langkah adaptasi. Sementara frekuensi dan tingkat keparahan bencana memiliki dampak yang terbatas pada tindakan adaptasi secara keseluruhan, hasilnya sensitif terhadap dampak bencana, jenis tindakan adaptasi, dan kapasitas adaptif yang dipertimbangkan. Artikel ini dipublikasikan pada 2022 di jurnal Nature Communications

SELENGKAPNYA

More Articles ...