logo2

ugm-logo

Decision Support Framework for Deployment of Emergency Medical Teams After Earthquakes

Relawan tim kesehatan atau dikenal sebagai Emergency Medical Team(EMT) merupakan pelaku utama yang bertugas selama fase respon gawat darurat dimana peran mereka paling dominan untuk menolong korban bencana. EMT terdiri dari beragam profesi kesehatan yang berasal dari berbagai unsur pemerintahan, lembaga sosial, organisasi profesi, akademisi dan sebagainya yang sudah teregistrasi sebagai relawan yang memiliki kompetensi dalam hal penanganan bencana sektor kesehatan. Orientasi EMT sebagai kelompok profesional akan membantu local health system, bukan mengambil alih sistem yang ada. Kemudian karena sudah berbicara tim bukan lagi mengedepankan darimana asal organisasinya namun sudah ke profesionalisme bekerja. Artikel berikut membahas Kerangka Pendukung Keputusan untuk Pengerahan EMT setelah Gempa Bumi. Efektivitas Tim Medis Darurat (EMT) sangat terkait dengan waktu kedatangan mereka, dan biasanya hanya beberapa tim yang tiba dalam 24-48 jam pascabencana. Keputusan untuk menyebarkan EMT ini tidak terlepas dari assessment awal terkait dampak kejadian bencana untuk kesehatan masyarakat untuk mengetahui kebutuhan daerah khususnya kapasitas SDM. Hasil penelitian ini menunjukkan kerangka kerja yang digunakan sebagai tools untuk membantu memetakan konfigurasi sesuai kebutuhan di lapangan, sehingga daerah lebih mudah untuk untuk menyebarkan dan/atau menerima EMT ke titik lokasi atau pos penanganan bencana.

SELENGKAPNYA

Simulasi Virtual Jarak Jauh untuk Incident Commanders

Akibat pembatasan COVID-19, pelatihan dan ujian praktik Incident Commander (IC) di Swedia dibatalkan pada Maret 2020. Namun, kelulusan  IC dilakukan melalui Remote Virtual Simulation (RVS), yang pertama pemeriksaan tersebut untuk pengetahuan kita saat ini. Makalah ini menyajikan enabler yang diperlukan untuk menyiapkan RVS dan pengaruhnya pada aspek kognitif dalam menilai kompetensi praktis. Data dikumpulkan melalui observasi, angket, dan wawancara dari siswa dan instruktur, dengan menggunakan metodologi penelitian kasus tindakan. Hasil menunjukkan potensi RVS untuk mendukung proses kognitif yang lebih tinggi, seperti pengakuan, pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan memungkinkan siswa untuk menunjukkan apakah mereka telah mencapai tujuan pembelajaran yang diperlukan. Manfaat lain yang dilaporkan adalah nilai dari tidak mengumpulkan orang (disebabkan oleh pandemi), mengalami skenario insiden baru yang menantang, meningkatkan motivasi untuk menerapkan pelatihan berbasis RVS baik untuk siswa dan instruktur, dan mengurangi perjalanan (setara dengan 15.400 km untuk satu kelas). Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bagaimana mengintegrasikan RVS dalam pelatihan dan penilaian praktis untuk pendidikan IC dan untuk meningkatkan generalisasi, penelitian ini menunjukkan manfaat dan keterbatasan saat ini, dalam kaitannya dengan aspek kognitif dan sebagai perbandingan, dengan format ujian sebelumnya. Artikel ini dipublikasikan pada 2021 di jurnal MDPI

SELENGKAPNYA

 

More Articles ...