logo2

ugm-logo

BPBD Minta Warga Malang Selatan Sadar Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami

BPBD Minta Warga Malang Selatan Sadar Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami

SURYAMALANG.COM, KEPANJEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang minta warga di Malang Selatan memiliki kesadaran mitigasi bencana gempa dan tsunami.

Warga bisa membuat rambu jalur evakuasi secara swadaya di desa yang berada di garis pantai Kabupaten Malang.

Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Malang, Leonard Agus menjelaskan masyarakat pastinya sudah hafal dan memahami kontur wilayah dan jalan di desanya.

Nantinya, BPBD juga akan membantu  warga.

“Kami sudah pasang rambu pengaman di mayoritas daerah wisata. Akan lebih baik kalau didukung warga sekitar,” kata Leonard kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (24/7/2019).

BPBD juga sudah sosialisasi sebagai edukasi evakuasi bencana gempa dan tsunami.

Seperti halnya yang pernah dilakukan di Pantai Ngudel beberapa waktu lalu.

“Kala itu kami bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumpulkan nelayan, dan pemilik warung.”

“Kami berikan informasi dan sosialisasi cara lari, cara menyelamatkan diri sendiri dan orang lain jika ada bencana,” ujarnya.

MDMC kenalkan Risiko Bencana ke Anak Sejak Dini

Sejumlah kegiatan relawan Muhammadiyah Disaster Management Center  (MDMC) di Palu.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah Disater Management Center (MDMC) telah banyak memberikan pengenalan dini tentang risiko bencana pada anak-anak baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar. Divisi Tanggap Darurat Rehabilitasi dan Rekontruksi (TDRR) MDMC, Khoirul Anas, mengatakan upaya ini dengan mengusung hak anak pada tumbuh kembangnya, seperti mengupayakan hak anak untuk tetap gembira saat kondisi terdampak bencana atau hak anak mendapat fasilitas sekolah aman bencana.

Anas menyebut pengenalan risiko bencana sejak dini terhadap anak merupakan bagian penting yang telah diupayakan oleh MDMC sejak lama. Pengenalan risiko bencana pada anak bisa berupa edukasi, simulasi dan pendidikan sekolah aman bencana.

"Pengenalan tersebut tentu perlu melibatkan dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar, sehingga antisipasi kejadian bencana di lingkungan sekitar dapat terminimalisir dampaknya," ujar Anas dalam keterangan pers kepada wartawan, Selasa (23/7).

MDMC berharap dengan pengenalan ini anak-anak dapat dimulai dengan mengetahui kondisi lingkungan rumah dan sekolah, potensi dan risiko bencana yang ada disekitar mereka. Sekolah pun mampu mengkaji faktor-faktor risiko bencana dan pengetahuan tentang ancaman (hazard) yang ada di wilayah mereka tinggal.

“Ketika bencana terjadi mereka tahu bersama keluarganya cara menyelematkan diri jika terjadi bencana,” ungkap Anas.

Peran MDMC untuk mengenalkan risiko bencana telah banyak dilakukan selama ini, baik saat pra bencana maupun pasca bencana. Pada saat pra-bencana seperti sosialisasi, edukasi dan simulasi kesiapsiagaan di sekolah telah banyak diselenggarakan.

Ketika pascabencana, MDMC beri dukungan seperti pendampingan psikososial pada anak yaitu perlindungan psikologis dan sosial, bagaimana membangun kembali kepercayaan diri, optimisme pada anak disaat kondisi darurat agar mereka tetap ceria.

Selain itu, sambung dia, MDMC juga mendirikan sekolah darurat sebagai pengampu sekolah formal ketika pasca bencana, terang Khairul Anas yang juga spesialis progam pendampingan psikososial MDMC.

Menanggapi sekaligus merayakan Hari Anak Nasional ini, Ketua MDMC PP Muhammadiyah H Budi Setiawan S.T mengajak pada semua masyarakat untuk ikut peduli terhadap hak hidup dan tumbuh kembang anak dengan melatih, mendidik dan memahamkan pada anak tentang arti bencana.

Menurut Budi, sangat penting untuk anak mengetahui arti dari bencana agar anak mampu berperan ketika bencana terjadi “Setidaknya melindungi diri mereka sendiri, selamat hari anak nasional, anak adalah investasi kita di masa depan,” tuturnya.

More Articles ...