logo2

ugm-logo

Tim Penanggulangan Bencana Fokus Jangkau Pedalaman Halmahera Selatan

Ternate: Tim penanggulangan bencana Maluku Utara fokus menjangkau daerah pedalaman Halmahera Selatan yang terdampak gempa. Sehingga mereka yang terdampak segera mendapat penanganan medis dan bantuan logistik.
 
Komandan satuan tugas penanggulangan bencana Kolonel Inf Endro Satoto mengatakan belasan truk, dua kapal, dan dua helikopter dikerahkan untuk mengirim bantuan ke pedalaman Halmahera Selatan. Sejumlah bantuan yang diberikan di antaranya bahan makanan, pakaian, keperluan bayi, dan tenda pengungsian bagi korban gempa Halmahera Selatan.
 
"Proses pengiriman logistik yang terdiri dari bahan makanan, keperluan bayi, pakaian, hingga tenda pengungsian terus dilakukan oleh Satgas Penanggulangan Bencana yang terpusat di Desa Saketa," kata Endro, melansir Antara, Minggu, 21 Juli 2019.

Ia menjelaskan tim penanggulangan bencana mengerahkan dua helikopter untuk mengirim bantuan dan petugas kesehatan ke Dowora, Kukupang, Bisui, Luim, dan Tabahidayah. Selain itu, dua kapal yakni KM Baaburahman dan Inka Mina mengirim petugas medis dan bantuan ke Pasipalele, Awis, Dowora, Jibubu, Gane Luar, Rengarenga, dan Kuwo.
 
Endro menerangkan tim kesehatan dan bantuan logistik juga dikirim ke daerah pedalaman Gane Dalam dan Gane Luar yang terdampak gempa mengunakan helikopter. Berbekal peralatan medis dan obat-obatan, tim medis akan menyisir di daerah pedalaman yang tidak bisa dijangkau sarana transportasi darat.
 
Menurut Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah Letkol Ckm Joni Satria, tim kesehatan bergerak lewat jalur udara dan laut untuk melayani korban gempa yang membutuhkan bantuan medis.
 
"Kami bekali dengan peralatan dan obat-obatan serta alat komunikasi, sehingga apabila mereka menemukan pasien yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut dapat segera melakukan evakuasi menggunakan moda transportasi yang ada," katanya.
 
Kabupaten Halmahera Selatan pada 14 Juli pukul 16.10 WIB diguncang gempa dengan magnitudo 7,2 yang pusatnya berada pada kedalaman 10 kilometer di 62 kilometer Timur Laut Labuha, Maluku Utara. Gempa itu diikuti dengan puluhan gempa susulan yang getarannya dirasakan oleh warga.
 
Peristiwa itu mengakibatkan lima orang meninggal. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis gempa menyebabkan 32 orang luka berat dan 97 orang luka luka ringan. Gempa juga mengakibatkan 1.061 rumah dan sedikitnya 78 fasilitas umum rusak berat, 1.412 rumah rusak sedang, dan 39 fasilitas umum rusak ringan.

BPBD NTB Luncurkan Buku Khotbah Jumat Soal Mitigasi Bencana

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat akan meluncurkan buku khotbah Jumat berjudul Kebencanaan dalam Islam.

Kepala BPBD NTB H Ahsanul Khalik, mengatakan buku tersebut nantinya akan disebar di sejumlah masjid hingga ke pelosok Lombok dan Sumbawa.

"Pembuatan buku ini dilakukan sebagai bagian mitigasi kebencanaan non-struktural lewat pendekatan agama," ujarnya di Mataram, Minggu, 20 Juli 2019.

Ahsanul Khalik menjelaskan, buku khutbah Jumat tema kebencanaan itu merupakan upaya BPBD Provinsi NTB untuk membedah bencana dari sudut pandang agama, menghikmahinya sebagai ujian keimanan dan kebersamaan.

"Kita semua berharap, musibah (bencana yang terjadi) ini mendewasakan warga masyarakat NTB untuk dapat hidup berharmoni dengan sesama untuk menghindari terjadinya bencana sosial-kemanusiaan, terhadap alam untuk mencegah amukan alam, serta ketaatan terhadap Allah SWT agar terhindar dari azab," ucap Ahsanul Khalik.

Menurutnya, buku khutbah Jumat itu dirasa amat penting untuk memberikan pemahaman serta pencerahan kepada warga masyarakat bahwa bencana, baik itu gempa bumi, tanah longsor, kekeringan, kebakaran, banjir, dan lain sebagainya bukanlah azab.

Sebab, tambah Ahsanul, upaya mitigasi, mawas diri, sembari berserah diri kepada Allah SWT adalah cara terbaik berdamai dengan bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

"Tugas kita sekarang sebagai makhluk Tuhan adalah menyempurnakan ikhtiar dengan menguatkan mitigasi bencana untuk meminimalisir korban bencana," katanya.

Ia mengatakan, edukasi dan mitigasi bencana lewat pendekatan agama ini akan sangat efektif. 

"Ini bagian dari mitigasi non struktural melalui pendekatan agama. Harapannya agar pemahaman tentang kebencanaan bagi masyarakat secara luas sama, dan kemudian melahirkan kesadaran untuk selalu waspada dan menyiapkan diri dari berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi, kapan saja dan di mana saja," kata Ahsanul.

Untuk tahap awal BPBD NTB akan mencetak sekitar 3.000 buku yang  akan dikirim ke masjid-masjid sampai pelosok pedesaan

More Articles ...