logo2

ugm-logo

Bukan Hanya Bencana Alam, Ini Tugas BMKG yang Tak Banyak Orang Tahu

Bukan Hanya Bencana Alam, Ini Tugas BMKG yang Tak Banyak Orang Tahu

JAKARTA - Tidak banyak yang tahu tugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Alhasil, tidak sedikit masyarakat yang beranggapan tugas BMKG hanya berkenaan dengan bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami.

"Banyak juga yang salah kaprah mengatakan tugas BMKG menghalau dan menghentikan bencana agar tidak terjadi," ungkap Kabag Humas BMKG, Akhmad Taufan Maulana di Jakarta, Selasa (9/7/2019).

Taufan mengatakan, BMKG juga memiliki tugas lain yaitu memberikan informasi tentang cuaca, iklim, dan kualitas udara. Informasi yang dihasilkan BMKG tersebut menjadi kebutuhan dan dipergunakan dibanyak sektor antara lain transportasi, pertanian dan kehutanan, pariwisata, pertahanan keamanan, konstruksi, tata ruang, kesehatan, sumber daya air, energi pertambangan, industri, kelautan perikanan, dan penanggulangan bencana.

"Bencana hanya sebagian kecil dari tugas BMKG. Bukan menghalau bencana, tapi kami sifatnya memberikan informasi dan peringatan dini terhadap potensi bencana," imbuhnya.

Menurut Taufan, informasi yang dihasilkan BMKG tersebut jika dipergunakan dengan baik maka akan sangat bermanfaat besar. Taufan mencontohkan, perihal informasi tentang cuaca dan iklim yang dapat dipergunakan petani untuk menentukan masa tanam dan memperkirakan masa panen, sehingga dapat mengurangi risiko gagal panen dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Taufan mengatakan, informasi kondisi cuaca dan iklim tersebut diproduksi setiap hari oleh BMKG. Oleh karena itu, BMKG mendorong masyarakat dan stakeholder terkait menggunakan informasi tersebut untuk menunjang berbagai kegiatan yang dilakukan.

"Untuk mendongkrak produksi pangan nasional, BMKG juga rutin menggelar Sekolah Lapang Iklim (SLI) bagi petani. Program ini diharapkan menjadi sarana literasi bagi petani untuk meningkatkan produktivitas lahan yang dimiliki. Sedangkan untuk nelayan, BMKG juga menggelar SLN," imbuhnya.

Petani dan nelayan, lanjut Taufan, tidak bisa lagi mengandalkan "pranata mangsa" atau ilmu titen. Mengingat saat ini terjadi anomali atau penyimpangan cuaca sehingga penting untuk mempelajari informasi cuaca untuk mengantisipasi dan adaptasi terhadap dampak fenomena tersebut.

Vulkanologis Selandia Baru Kenang Nasihat Sutopo Sebelum Meninggal

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho telah mengembuskan nafas terakhirnya di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019) dini hari.

Kicuauan turut berduka cita netizen untuk Sutopo pun ramai mengalir. Begitu pula dari netizen mancanegara. Sutopo memang kerap dikenal sebagai sosok yang aktif menjelaskan bencana yang terjadi di Indonesia.

Salah satu cuitan duka cita datang dari Janine Krippner, seorang vulkanologis dari New Zealand yang sempat mengenal baik Sutopo semasa hidupnya. 

"I am very sad to hear of @Sutopo_PN passing away. I deeply admire his drive to help to the end. Some of his last words to me were: “Life isn’t determined by how long we live, but how useful we are to other people. That’s what I do."

"Saya sangat sedih mendengar tentang kepulangan @Sutopo_PN. Saya sangat mengagumi kegigihannya untuk selalu membantu sampai akhir. Beberapa kata-kata terakhirnya kepada saya adalah: "Hidup tidak ditentukan dari berapa lama kita hidup, tetapi seberapa bergunanya kita untuk orang lain. Itulah yang saya lakukan."

Kemudian James Reynolds, akun yang sering mengambil gambar seputar kejadian alam ikut memberikan cuitannya atas kepulangan Sutopo Purwo Nugroho. 

"This is very sad news - @Sutopo_PN dedicated his life to keeping Indonesians informed of the multitude of natural hazards and disaster which regularly affect the country."

"Ini adalah kabar yang sangat sedih - @Sutopo_PN mendedikasikan hidupnya untuk selalu menginformasikan mengenai berbagai bahaya dan bencana natural yang selalu terjadi di negaranya."

Selanjutnya, Steve Lookner, seorang pembaca berita mancanegara juga turut menyampaikan duka citanya.

"Sutopo Purwo Nugroho @Sutopo_PN who frequently provided Indonesian government updates on earthquakes, volcanoes, and tsunamis has passed away."

"Sutopo Purwo Nugroho @Sutopo_PN yang selalu menyediakan kabar terbaru untuk Pemerintah Indonesia tentang gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami telah meninggal dunia." 

Sutopo wafat setelah lama berjuang melawan kanker yang dideritanya. Dia pertama kali divonis mengidap kanker paru pada pertengahan Januari 2018. 

Meski sakit keras, Sutopo selalu bersikap positif dan tetap mendedikasikan dirinya untuk membantu Indonesia. Terutama dalam menyampaikan informasi kebencanaan saat dibutuhkan. 

Terlebih saat bencana-bencana besar kerap terjadi di Indonesia dalam kurun waktu tahun 2018 hingga 2019.

More Articles ...