logo2

ugm-logo

Bencana Banjir Terjang 15 Kabupaten di Jawa Timur, Paling Parah Kabupaten Madiun, 39 Desa Terendam

TRIBUNJOGJA.COM - Hujan deras yang mengguyur wilayah Jawa Timur sejak beberapa hari terakhir menyebabkan bencana banjir di 15 kabupaten.

BPBD Jawa Timur mencatat, wilayah yang terparah akibat bencana banjir ini di Kabupaten Madiun, dimana ada 8 kecamatan dan 39 desa yang terkena dampaknya.

"Saat ini ada 15 kabupaten yang banjir secara bersamaan. Kita sedang lakukan upaya penanganan dengan kerja sama dengan pemerintah daerah dalam menyalurkan bantuan dan evakuasi warga," kata Kepala BPBD Jawa Timur, Suban Wahyudiono, Kamis (7/3/2019).

Berikut data BPBD Jatim dengan rincian 15 kabupaten yang sedang mengalami banjir di Jawa Timur lengkap dengan keterangan penyebab dan kondisi kerusakan.

1. Kabupaten Madiun, banjir akibat meluapnya sungai Jeroan yg merupakan anak sungai Madiun. Banjir merendam 39 Desa, 8 Kecamatan wilayah Kabupaten Madiun.

2. Kabupaten Nganjuk, banjir luapan air sungai kuncir Desa Sonopatik Berbek. Air menggenangi jalan raya dan pemukiman warga di 8 Dusun, 3 Kelurahan, 12 Desa, 6 Kecamatan dengan ketinggian 10 - 100 cm.

3. Kabupaten Ngawi, banjir akibat meluapnya sungai Bengawan Madiun, rumah warga yang terdampak sebanyak 4.490 KK di 18 Desa, 6 Kecamatan, Kabupaten Ngawi. Air dengan ketinggian 50 - 100 cm.

4. Kabupaten Magetan, banjir akibat meluapnya air sungai ke jalan Desa dari RT 13 s/d RT 17 Ds. Ngelang, Kecamatan Kartoharjo, Kabuaoten Magetan. Ketinggian air mencapai 125 cm serta menggenangi rumah warga sejumlah 284 rumah.

5. Kabupaten Sidoarjo, banjir Luapan sungai Avoer Krembung II. Banjir berdampak pada rumah tergenang sebanyak 498 KK di 3 Desa dengan ketinggian 20 - 40 cm.

6. Kabupaten Kediri, banjir akibat air luapan di Desa Gempolan Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, menyebabkan SDN Gembolan 1 terendam air setinggi 30-50 cm.

7. Kabupaten Bojonegoro, banjir akibat meluapnya air sungai kali Pacal yang berdampak pada 23 Desa, 8 Kecamatan, Kabupaten Bojonegoro dengan ketinggian air 30 - 40 cm.

8. Kabupaten Tuban, banjir di wilayah Kecamatan Parengan akibat meluapnya Air sungai (Kali kening), kejadian tersebut menyebabkan 10 Desa di Kecamatan Parengan terendam dan berdampak pada persawahan tergenang 140 Ha

9. Kabupaten Probolinggo, banjir disebabkan angin Kencang kemudian diikuti hujan intensitas Sedang - Lebat di Desa Tambak Rejo Kecamatan Tongas. Akibat kejadian tersebut berdampak pada Pengendara sepeda motor (1 orang meninggal dunia dan 1 orang luka ringan)

10. Kabupaten Gresik, banjir luapan akibat aliran sungai dari Desa Sumurber dan Jetis tidak kuat menampung air sehingga meluber ke persawahan dan jalan raya Desa Lowoayu dengan ketinggian 20 - 30 cm. Selain itu juga Banjir akibat luapan Kali Miru berdampak pada 2 Desa di kecamatan Kedamean dengan ketinggian 20 - 100 cm dan rumah tergenang 90 rumah.

11. Kabupaten Pacitan, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan meluapnya air sungai Grindulu Kec. Arjosari yang berdampak pada 10 Desa di 2 Kecamatan dengan ketinggian air 30 - 80 cm.

12. Kabuapaten Trenggalek, banjir akibat luapan sungai Ngasinan kecamatan Trenggalek menyebabkan banjir di 4 Desa 5 Kecamatan di Kabupaten Trenggalek

13. Kabu Ponorogo, banjir di wilayah Kecamatan Balong akibat hujan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Ponorogo.

14. Kabupaten Lamongan, banjir Luapan sungai Bengawan Solo, berdampak pada 1 Desa di 1 Kecamatan.

15. Kabupaten Blitar, telah terjadi hujan lebat mulai pukul 11.00 WIB dan pukul 16.00 WIB menyebabkan terjadi banjir, longsor dan pohon tumbang di wilayah. Wilayah yang terdampak Banjir di Dusun Gondanglegi, Desa Sutojayan dengan warga terdampak sebanyak 240 KK.(*)

Jatim Rawan Bencana, Khofifah: Perlu Early Warning Sistem Digital

SURABAYA, iNews.id – Lebih dari 60 persen wilayah Jawa Timur (Jatim) masuk kategori rawan bencana. Dari jumlah tersebut 30 persen di antaranya tergolong berbahaya atau kerawanan tinggi.

Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, meminta BPBD lebih responsif dalam menyiapkan rencana matang penanggulangan bencana.

"Harus ada early warning system yang tepat di Jatim. Terutama berbasis digital," kata Khofifah saat melihat peta rawan bencana di BPBD Jatim, Kota Surabaya, Selasa (5/3/2019).

Sebagaimana data BPBD Jatim tersebut, ada 22 kabupaten/kota yang masuk rawan banjir, karena dilintasi tujuh aliran sungai besar. Mulai Bengawan Solo, Bondhoyudho, Pekalen dan juga Bajul Mati.

Sedangkan untuk rawan bencana tanah longsor ada di 13 kabupaten/kota. Mulai dari Kabupaten Magetan, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, dan daerah lainnya di wilayah selatan Jatim.

Kemudian masalah kekeringan, ada 23 kabupaten/kota yang terdeteksi rawan. Ketika masuk musim kemarau, ada 171 kecamatan dan 833 desa berisiko tinggi mengalami kekeringan. Lalu, untuk masalah gempa, semua daerah masuk zona merah.

Untuk bencana tsunami, ada delapan kabupaten/kota yang terdeteksi rawan. Antara lain Kabupaten Blitar, Jember, dan Banyuwangi. Begitu juga di Kabupaten Pacitan.

"Tadi saat saya melihat Pusdalop (Pusat Pengendalian dan Operasi) BPBD, saya rasa banyak yang harus di-update dan di-upgrade secara digital," ujar mantan Mensos tersebut.

Lewat sistem digital, Khofifah berharap, bisa memantau kondisi alam secara real time. Terutama di kawasan yang sedang waspada bencana. Semisal, ada deteksi ketinggian volume air di Sungai Bengawan Solo.

"Dari situ, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana bisa memantau kondisi terkini, apakah akan luber atau tidak," kata Khofifah.

More Articles ...