logo2

ugm-logo

Ada Tim PVMBG, Ini Harapan Pengungsi Bencana Tanah Retak Ponorogo

Ada Tim PVMBG, Ini Harapan Pengungsi Bencana Tanah Retak Ponorogo

detik.com - Ponorogo - Dalam kurun sebulan belakangan, sejumlah daerah di Ponorogo masih terdampak bencana tanah bergerak. Bahkan 141 warga Desa Slahung sudah satu bulan ini berada di pengungsian.

Warga merasa takut jika harus tinggal di rumahnya akibat bencana tanah gerak. Menanggapi hal ini, tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) turun tangan melakukan penelitian.

Kedatangan tim PVMBG ke Desa Slahung pun menuai pujian dari warga. "Kami bersyukur ada tim PVMBG datang ke desa kami meninjau tempat kami, setelah terluntang-lantung tanpa kepastian. Kami harap tim bisa memberikan jalan keluar," tutur Panut, salah satu pengungsi yang ditemui detikcom di lokasi, Selasa (10/4/2018).

Panut mengaku ia bersama ratusan warga lain memang menunggu kedatangan tim PVMBG sebab kedatangan mereka diyakini dapat memberikan solusi apa saja yang harus dilakukan oleh warga terkait bencana alam tersebut.
"Kami sudah satu bulan bolak-balik tempat pengungsian dan rumah kami. Kami ingin ada kejelasan. Kalau ada surat rekomendasi, setidaknya kami ada pegangan untuk meminta tempat yang lebih aman," terang Panut.

Panut juga mengisahkan ia sudah berkali-kali membongkar rumahnya akibat bencana tanah gerak. "Dulu awalnya rumah saya tembok, tapi kena longsor akhirnya saya bongkar. Karena saya tidak mampu akhirnya saya ganti papan, itu pun kemarin kena longsor lagi. Ini sudah papan baru untuk rumah saya," paparnya.

Akan tetapi Panut menambahkan bila ia tak sanggup bila harus melakukan relokasi secara mandiri karena kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.

"Saya kalau disuruh pindah dan beli rumah baru, tidak bisa. Saya tidak punya apa-apa. Kasihan warga yang lain kondisinya juga sama," imbuh Panut.

Kendati demikian, Panut mewakili warga setempat berterima kasih jika ada surat rekomendasi dari PVMBG agar Pemkab Ponorogo maupun Pemprov Jatim bisa segera tanggap dan membantu 141 warga Desa Slahung yang terancam dengan adanya bencana tanah gerak.

Di sisi lain, Panut bersama warga lainnya akan tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi. "Karena saat musim hujan, retakan tanah itu semakin lebar dan tepat di atas pemukiman warga Dusun Gembes, kami tetap waspada. Kami tidak ingin kejadian longsor Banaran yang menimbun puluhan orang terulang kembali disini, makanya warga terus waspada dan tinggal di pengungsian terutama anak-anak dan wanita serta lansia," pungkasnya.

Banjir Bandang di Bogor, 1 Warga Tewas dan 12 Kendaraan Hilang

BOGOR, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur kawasan Bogor, Sabtu (7/4/2018) sore hingga malam, menyebabkan dua kampung di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, dilanda bencana longsor dan banjir bandang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor dan Komando Distrik Militer (Kodim) 0621 menginformasikan, wilayah yang terdampak bencana tersebut berada di Kampung Cisarua dan Kampung Arca. Di Kampung Cisarua, dilaporkan enam rumah warga hancur, 12 kendaraan hilang, dan seorang warga meninggal dunia akibat banjir bandang. Sementara, di Kampung Arca, longsor mengakibatkan satu warga belum ditemukan. Petugas masih melakukan pencarian terhadap korban.

Komandan Distrik Militer 0621 Letkol Inf Fransisco mengatakan, dampak dari bencana itu menyebabkan akses jalan yang menghubungkan antara wilayah Sukamakmur dengan Cianjur terputus.

"Petugas masih berada di lapangan untuk membantu evakuasi warga yang terkena dampak bencana," kata Fransisco, Minggu (8/4/2018). Ia menambahkan, petugas sudah mengidentifikasi satu orang warga yang meninggal dalam peristiwa itu. Korban bernama Mari (70) berjenis kelamin wanita.

"Korban ditemukan hari ini dalam keadaan meninggal," ucapnya. Sekretaris Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor, Budi Pranowo menyebut, selain merusak rumah dan kendaraan, banjir bandang juga membuat sawah dan kebun milik warga ikut hancur.

Saat Selamatkan Korban Banjir Bandang Saat ini, sambungnya, petugas masih mengevakuasi warga menuju tempat yang lebih aman. Tenda-tenda darurat serta bantuan logistik juga sudah disiapkan. "Kami imbau kepada masyarakat untuk tetap waspada mengingat curah hujan di Bogor cukup tinggi. Petugas sudah diterjunkan ke titik-titik rawan bencana untuk mengantisipasi," tutur Budi.

More Articles ...