logo2

ugm-logo

AS serahkan survey bencana ke Wali Kota


MEDAN - Kepala Tim Program Criminal Investigative Trainning Assistance Program  (ICITAP) Amerika Serikat, Andrew Crowell menyerahkan hasil  Survey Pengurangan Resiko Bencana Sistem Komando Kejadian (ICS)  kepada Wali Kota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S MSi di Balai Kota Medan, hari ini.

Selain Wali Kota, sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemko Medan juga mendapatkan hasil survey yang berisikan panduan-panduan tentang penanganan  bencana di Kota Medan.

Menurut Andrew, hasil survey yang diserahkan dalam bentuk buku ini merupakan hasil survey yang telah dilakukan ICITAP pada September dan Oktober 2014. Tujuan survey ini dilakukan untuk membantu Pemko Medan, terutama SKPD terkait agar lebih efektif dan efisien dalam menangani bencana yang terjadi.

Berdasarkan survey yang telah dilakukan itu kata Andrew, dapat diketahui apa-apa saja yang akan menjadi kebutuhan pada saat bencana terjadi. Di samping itu buku hasil survey ini juga memuat masukan-masukan dari pimpinan SKPD maupun sejumlah tambahan terkait bagaimana penanganan bencana yang baik.

“Selain itu dalam buku ini, kita juga memasukkan penerapan-penerapan terbaik dalam menangani bencana. Penerapan ini diambil dari sejumlah daerah yang telah disurvey sebelumnya. Berdasarkan survey yang kita lakukan, penanganan bencana yang dilakukan fokus untuk bencana banjir dan kebakaran,” kata Andrew.

Untuk itulah Andrew yang hadir bersama Asistent Director Humanitarian Ivy Cghristine,  Oegroseno selaku Senior Asistance Enforcement Advisor, Iwan Maskun sebagai Project koordionator dan Trevor Olson mewakili Konjen Amerika Serikat untuk Sumatera,  berharap buku yang diserahkan ini akan menjadi bahan masukan yang berharga dalam penanganan bencana di Kota Medan.

Andrew selanjutnya  tak ingin hubungan yang sudah terjalin dengan baik ini berakhir setelah hasil survey  dalam bentuk buku diserahkan. Dia mau hubungan semakin erat  lagi, apalagi direncanakan pihaknya pun akan menurunkan tim ahli untuk mentransferkan ilmunya terkait dalam penanganan bencana.

Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi sangat menyambut baik dengan diserahkannya hasil survey yang telah dilakukan ICITAP guna mengatasi  bencana di Kota Medan. Dengan diserahkannya buku hasil survey itu, Pemko Medan telah memiliki standar operational procedure (SOP) dalam menangani masalah bencana, khususnya banjir dan kebakaran

Sejumlah kekurangan yang ditemukan dalam survey, ungkap Wali Kota, segera ditindaklanjuti melalui SKPD terkait. Kemudian mantan Sekda Kota Medan ini berharap, usai penyerahan buku hasil survey secepatnya diikuti dengan penyerahan bantuan  terkait peralatan bencana kepada Pemko Medan. “Kehadiran bantuan peralatan bencana itu tentunya sangat membantu Pemko Medan dalam menangani bencana,”  jelas Wali Kota.

Selain Wali Kota, buku hasil survey ini juga diserahkan Andrew kepada Polresta Medan yang diterima Wakapolresta AKBP Hondawantri Naibaho, Kadis Pencegah dan Pemadam Kebakaran Marihot Tampubolon, Kepala kantor Bandan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Medan Hana Lore Simanjuntak, Kadis Bina Marga Khairul Syahnan Lubis, Kadis Kesehatan drg Usma Polita, Kadis Perhubungan Kota Medan Renward Parapat ATD MT, Dinas Kominfo Darusalam Pohan, Kasatpol PP M Sofian , PMI, SAR serta Puskesmas  Padang Bulan, Puskesmas  Belawan dan Puskesmas Kampung Baru.

sumber: waspada.co.id

Pengadaan Alat Deteksi Dini Bencana Alam Perlu Diprioritaskan

Anggota Komisi VIII DPR Choirul Muna mendesak pemerintah memprioritaskan pengadaan alat deteksi dini bencana alam.

“Seharusnya Indonesia yang juga kaya aneka bencana memiliki 70 ribu alat deteksi dini, tetapi hanya ada 50, itupun banyak yang rusak dan hilang dicuri,” ujarnya

Di sela-sela mengikuti kunjungan spesifik Komisi VII DPR ke Pusdiklat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Sentul, Bogor, Jumat 28 November 2014,  Choirul Muna mengatakan, Indonesia merupakan daerah rawan bencana dari banjir, tanah longsor, gempa hingga letusan gunung, oleh karena itu masalah deteksi dini betul-betul diperhatikan.

“Saya mengusulkan Komisi VIII segera mungundang dan membicarakan masalah ini dengan BMKG dan BNPB membahas alat deteksi dini tersebut,” kata politisi Partai Nasdem ini. Anggota Dewan asal Dapil Jateng (Magelang) ini juga menyaksikan sendiri alat-alat deteksi dini  Gunung Merapi banyak yang hilang dan rusak padahal alat ini sangat diperlukan agar masyarakat lebih waspada dan mengurangi serta mencegah korban bencana lebih banyak.

Kapusdiklat Penanggulangan Bencana Nasional Bagus Tjahyono dalam paparannya kepada Tim Komisi VIII juga nengakui  alat deteksi dini memang kurang sekali. Karena itu pihaknya tidak akan mengurangi kearifan lokal yang selama ini telah berjalan, misalnya woro-woro dari masayarakat setempat yang sangat membantu menanggulangi bencana.

Choirul Muna juga menyoroti  anggaran on call untuk  bencana alam yang hanya berjulah Rp1,6 triliun untuk seluruh Indonesia. Ia akan membicarakan dana tanggap darurat tersebut dengan BNPB, dan Departemen terkait.  “Jangan sampai nanti waktu terjadi bencana, seperti  tsunami di Aceh, justru LSM dari luar negeri yang duluan masuk sementara dari dalam negeri sendiri terhambat,” jelasnya