logo2

ugm-logo

170 warga tewas akibat bencana banjir dan tanah longsor di Nepal

Kathmandu (ANTARA) - Sejumlah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan fasilitas irigasi Nepal rusak parah akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan yang terus mengguyur dalam beberapa hari terakhir, dengan perkiraan kerugian awal mencapai 4,35 miliar rupee Nepal (1 rupee Nepal = Rp113) atau setara 32,6 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.138).

Dalam konferensi pers pada Minggu (29/9), para pejabat di Kementerian Energi, Sumber Daya Air, dan Irigasi Nepal mengatakan bahwa bencana yang dipicu oleh hujan berkepanjangan pada Jumat (27/9) dan Sabtu (28/9) menyebabkan kerugian sebesar 3 miliar rupee Nepal atau setara 22,5 juta dolar AS bagi proyek-proyek PLTA dan transmisi, sementara proyek-proyek pengendalian sungai dan irigasi mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai 1,35 miliar rupee Nepal atau sekitar 10,1 juta dolar AS.

Menurut para pejabat, banjir merusak 11 PLTA yang beroperasi dengan kapasitas produksi gabungan 625,96 MW dan memaksa penutupan pembangkit listrik lainnya yang beroperasi. Akibatnya, kapasitas produksi listrik sebesar 1.100 MW terhenti, hampir sepertiga dari total kapasitas pembangkit listrik yang beroperasi di negara tersebut.   Nepal menghasilkan surplus tenaga air selama musim monsun. Namun, pada musim kemarau, tenaga air yang dihasilkan hanya sekitar sepertiganya.

Sebanyak 15 PLTA yang sedang dalam tahap pembangunan juga mengalami kerusakan.

Akibat rusaknya pembangkit listrik dan jalur transmisi, pasokan listrik di berbagai wilayah di negara itu pun terganggu.

"Mengelola daya yang cukup untuk negara ini pada musim dingin mendatang dapat menjadi tantangan karena butuh waktu untuk memelihara dan memperbaiki pembangkit listrik yang rusak," kata Kul Man Ghising, direktur pelaksana Nepal Electricity Authority (NEA).

Tim penyelamat melintasi banjir dengan perahu karet di daerah yang terendam banjir di Lalitpur, Nepal, Sabtu (28/9/2024). ANTARA/Xinhua/Sulav Shrestha/am.


Nepal menghasilkan surplus tenaga air selama musim monsun. Namun, pada musim kemarau, tenaga air yang dihasilkan hanya sekitar sepertiganya

Sementara itu, jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor mencapai 170 orang per Minggu malam, kata Kementerian Dalam Negeri Nepal dalam pernyataannya. Selain itu, 111 orang terluka dan 42 lainnya hilang, imbuh kementerian itu, seraya mengatakan bahwa sekitar 4.000 korban telah berhasil diselamatkan.

Dalam pernyataannya, Kementerian Infrastruktur Fisik dan Transportasi Nepal mengatakan bahwa 47 dari 80 jalan raya nasional di negara tersebut masih terblokir.

Antisipasi Dampak Megathrust, BPBD DKI Ingatkan Warga Barang Ini Harus Dibawa

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi gempa megathrust dari dua zona, yakni megathrust Selat Sunda dan megathrust Mentawai-Siberut. Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, mengungkapkan sejumlah barang yang harus dibawa jika terjadi megathrust.

"Itu kebutuhan-kebutuhan dasar tentunya seperti pakaian, obat-obatan, kemudian surat-surat penting. Surat-surat penting kan itu juga kalau misalnya kerendam pada saat banjir atau misalnya terbakar pada saat kebakaran kan butuh waktu untuk pengurusannya ya apalagi kayak ijazah kayak segala macam," kata Yohan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (18/9/2024).

Selain surat-surat penting dan obat-obatan, Yohan menganjurkan warga dapat menyiapkan uang tunai. Ia pun menyoroti bencana banjir yang terjadi di China beberapa waktu lalu.

Belajar dari bencana di China, menurut Yohan, warga tak menyiapkan uang tunai saat bencana banjir. Mereka pun tak bisa membayar apa pun menggunakan pembayaran elektronik karena semua sistem mati akibat terendam banjir.

"Jadi ketika ada bencana mengancam itu hal-hal dasar yang harus ada di situ pakaian, obat-obatan, surat-surat penting, kemudian tentunya uang tunai," ungkapnya.

"Contohnya kayak kemarin bencana di China, ada satu kota itu semuanya sudah cashless. Ternyata blank out, karena banjir. Jadi ketika mereka mau beli kebutuhan dasar nggak bisa karena semua mengandalkan QRIS dan transfer. Makanya uang tunai itu penting," sambungnya.

Sebagai informasi, megathrust adalah jenis patahan tektonik yang terbentuk di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik menyusup di bawah lempeng lainnya. Patahan ini terjadi di batas lempeng konvergen, terutama antara lempeng samudera dan lempeng benua.

Gempa megathrust umumnya sangat kuat dan sering kali berkekuatan besar (magnitudo 8 atau lebih), karena pergeseran yang terjadi di sepanjang patahan ini melibatkan area yang sangat luas dan melepaskan energi yang besar.

Yohan mengatakan gempa besar yang terjadi di zona subduksi lempeng tektonik, di mana satu lempeng bumi menyusup di bawah lempeng lainnya. Di Indonesia, wilayah yang paling terkait dengan megathrust adalah zona subduksi di sepanjang pantai barat Sumatra hingga selatan Jawa.

"Meskipun pusat gempa dari zona megathrust itu sendiri terletak di sepanjang pantai barat Sumatra dan selatan Jawa. Jakarta rentan terkena dampak sekunder dari gempa besar yang dihasilkan oleh zona megathrust," ucapnya.

Yohan menjelaskan bahwa Jakarta tidak berada tepat di atas zona megathrust, tetapi guncangan dari gempa besar di zona ini masih bisa terasa di kota tersebut, terutama karena posisi Jakarta yang relatif dekat dengan patahan selatan Jawa.

"Jika terjadi gempa besar dari zona megathrust, Jakarta bisa merasakan guncangan kuat yang mengancam infrastruktur bangunan, khususnya bangunan yang tidak memenuhi standar tahan gempa," ujarnya.

"Kondisi tanah di Jakarta, yang banyak terdiri dari tanah aluvial dan bekas lahan rawa, memperparah dampak guncangan. Tanah lunak ini lebih mudah mengalami likuifaksi (pencairan tanah akibat getaran), yang bisa menambah kerusakan," imbuhnya.

More Articles ...