logo2

ugm-logo

Tak Satu Suara Soal BNPB, Pembahasan RUU Penanggulangan Bencana Dihentikan

Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI resmi menghentikan pembahasan tingkat I RUU Penanggulangan Bencana. Sebabnya, pembahasan RUU ini tidak mengalami perkembangan karena perbedaan sikap antara pemerintah dan DPR.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto mengatakan, RUU Penanggulangan Bencana sudah dibahas sejak tahun sidang 2020-2021 hingga 2021-2022. Namun, pembahasan cukup lama karena perbedaan pandangan terkait posisi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Lamanya pembahasan RUU Penanggulangan Bencana disebabkan adanya perbedaan rumusan nomenklatur BNPB antara RUU yang diajukan DPR RI dengan DIM RUU Penanggulangan Bencana yang diajukan pemerintah," jelasnya dalam rapat paripurna, Selasa (31/5).

Komisi VIII DPR RI menginginkan BNPB disebut secara eksplisit pada kelembagaan. Sebab Komisi VIII ingin memperkuat BNPB melalui anggaran, kelembagaan, dan koordinasi.

"Sementara dalam DIM yang diajukan pemerintah bab kelembagaan hanya diisi dengan kata badan. Dengan alasan untuk memberikan fleksibilitas kepada presiden," ujarnya.

Akibat beda pandangan ini rapat Panja beberapa kali diskors. Komisi VIII telah melakukan lobi dengan Mensos tetapi tidak membuahkan hasil.

Karena mempertimbangkan fungsi legislasi dan aturan pembahasan RUU bahwa satu Komisi hanya bisa membahas satu RUU, akhirnya disepakati antara DPR, DPD, dan pemerintah untuk menghentikan pembahasan RUU Penanggulangan Bencana.

Akhirnya, dalam rapat paripurna diambil keputusan untuk menghentikan pembahasan RUU Penanggulangan Bencana.

"Kami menanyakan kepada peserta sidang yang terhormat apakah laporan komisi VIII DPR RI terhadap pemberhentian pembahasan RUU tentang Penanggulangan Bencana dapat disetujui?" kata Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

"Setuju," jawab anggota dewan yang hadir. [fik]

Banjir di Purworejo, BPBD: Hujan Lebat dari Sore sampai Pagi

TEMPO.CO, Semarang - Beredar di grup-grup percakapan video banjir yang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Rabu, 1 Juni 2022. Di gambarkan antara lain sebuah jalan di kolong jembatan atau underpass yang tidak dapat dilalui karena terisi penuh luapan air yang disebutkan berasal dari tanggul sungai yang jebol.

Di sekitarnya diperlihatkan muka air sungai tampak penuh dan berarus deras. Dalam video yang lain ditunjukkan banjir merendam sejumlah kawasan, di antaranya lokasi Markas Polsek Bagelen di mana personelnya tetap menggelar upacara Hari Lahir Pancasila. 

Menurut laporan situasi yang diterbitkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Jawa Tengah, banjir menerjang seluruhnya lima kecamatan di Purworejo. Rinciannya, banjir merendam dua desa di Kecamatan Bagelen; satu di masing-masing Kecamatan Gebang, Purwodadi dan Ngombol; enam desa di Kecamatan Bayan. Ketinggian banjir di sejumlah desa tersebut bervariasi mulai 10 sentimeter sampai 1,2 meter.

 
 

"Banjir sudah berangsur surut," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jawa Tengah, Dikki Rully Perkasa, Rabu malam.

Dia menerangkan bahwa sebelum banjir terjadi, hujan lebat mengguyur wilayah Purworejo. Hujan turun di daerah tersebut sejak Selasa sore, sekitar pukul 17.00 sampai Rabu pagi. Akibatnya, sungai setempat meluap dan menyebabkan banjir. 
 
Akibat banjir tersebut sebanyak 105 warga sempat mengungsi di Masjid Joho Desa Bapangsari Kecamatan Bagelen dan Masjid Trukan Desa Pogung Kalangan Kecamatan Bayan.  "Saat ini pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing karena air sudah surut," kata Dikki lagi.

More Articles ...