logo2

ugm-logo

Pakar ingatkan pemetaan lokasi rawan banjir perlu diintensifkan

Purwokerto (ANTARA) - Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman Yanto, Ph.D mengingatkan perlunya mengintensifkan pemetaan lokasi rawan banjir guna mendukung upaya pengurangan risiko bencana.

"Pemetaan yang akurat terkait lokasi rawan banjir atau prakiraan wilayah berpotensi terkena banjir sangat diperlukan, terutama di tengah peningkatan curah hujan seperti sekarang ini," kata Yanto di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.

Dia juga mengatakan prediksi banjir yang mendekati waktu nyata (near real time) juga perlu dibuat pada skala wilayah yang kecil, misal wilayah desa.

"Ini memang sulit, namun pemerintah melalui BMKG dengan perangkat teknologi yang dimilikinya dapat bekerja sama dengan para peneliti untuk menyusun model prakiraan banjir yang lebih mendekati waktu nyata," katanya.

Dengan demikian, kata dia, masyarakat yang mungkin berpotensi terdampak banjir memiliki waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi dan penyelamatan dari bencana tersebut.

Dia menambahkan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat meningkatkan kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang.

Terkait imbauan BMKG tersebut, kata dia, maka perlu penguatan mitigasi bencana guna meminimalkan risiko yang ditimbulkan, salah satunya dengan membuat pemetaan.

"La Nina adalah fenomena anomali suhu muka air laut di Samudera Pasifik yang berdampak pada meningkatnya curah hujan, terutama di Indonesia," katanya.

"Hal ini karena anomali suhu tersebut mengakibatkan meningkatnya massa air menguap dari Samudera Pasifik dan bertambahnya kecepatan angin yang membawa massa air tersebut ke arah Indonesia," lanjutnya.


Dampak yang dapat dideteksi dari La Nina, kata dia, adalah meningkatnya curah hujan. Sementara itu curah hujan yang turun di Indonesia berfluktuasi dari waktu ke waktu.

"Sayangnya, hujan ekstrem tersebut tidak tersebar secara merata sehingga sulit untuk memperkirakan daerah mana yang akan mengalami banjir dan mana yang tidak," katanya.

Wilayah yang di waktu-waktu sebelumnya tidak banjir, tambah dia, sangat mungkin terkena banjir pada tahun ini atau tahun-tahun mendatang karena variasi sebaran hujan ekstrem tersebut.

"Oleh karena itu, penduduk yang tinggal di daerah rawan banjir, harus bersiap dengan kemungkinan bencana banjir, meski tahun-tahun sebelumnya tidak mengalami kejadian banjir," katanya.

Banjir Sekadau Kalbar: 2.541 Rumah Terendam, Satu Meninggal

Jakarta, CNN Indonesia -- Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat dilanda banjir akibat intensitas hujan yang tinggi dan meluapnya Sungai Kapuas, Rabu (27/10).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau mencatat sebanyak 2.541 unit rumah terendam. Selain itu, satu orang juga dikabarkan meninggal dunia.

"Banjir yang terjadi di Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat mengakibatkan satu warga meninggal dunia," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis (28/10).

Abdul juga mengatakan banjir berdampak pada sedikitnya 2.541 KK atau 8.430 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 571 KK atau 1.879 jiwa harus mengungsi.

Kepala BPBD Sekadau, Matius Jon menjelaskan debit air mengalami kenaikan signifikan sejak Sabtu (23/10) lalu.

Beberapa desa yang tergenang di Kabupaten Sekadau yakni Desa Mungguk, Desa Sungai Ringin, Desa Tanjung, Desa Merapi, Desa Seberang Kapuas dan Desa Penit yang berada di Kecamatan Sekadau Hilir. Kemudian Desa Belintang I dan Desa Belintang II di Kecamatan Belitang.

"Debit air mulai naik secara signifikan sejak tanggal 23 Oktober 2021," ujar Matius dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/10).

"Hingga kini, ketinggian air rata-rata masih berkisar antara 2 - 2,5 meter dari permukaan tanah," tambahnya.

Tim BPBD Kabupaten Sekadau saat ini tengah berkoordinasi dengan unit terkait untuk segera terjun ke lapangan. Langkah itu diambil untuk mendata dan melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak."Melakukan evakuasi menggunakan perahu terhadap warga terdampak. Untuk hasil kaji cepat di lapangan akan terus dilaporkan guna mendapatkan informasi terkini," ucapnya.

Selain itu, penanganan darurat juga segera dilakukan dengan mendirikan posko bencana serta memberikan bantuan logistik ke beberapa desa yang terdampak.

(yla/ain)

More Articles ...