Penanganan COVID-19 merupakan hal baru bagi rumah sakit. Sekarang ini penanganan COVID-19 tidak bisa hanya mengandalkan rumah sakit rujukan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menangani COVID-19. Melihat pengalaman rumah sakit yang bukan rujukan juga menerima dan melayani ODP dan PDP. Maka mau tidak mau semua rumah sakit harus gerak cepat untuk menilai kapasitas yang dimiliki dalam menghadapi penanganan COVID-19. Kapasitas yang dimaksud dalam hal ini termasuk sistem komando, fasilitas, SDM, dan logistik.
Blog
Free Online Workshop Komunikasi dalam Incident Command System (ICS) - Angkatan II
Konsep penanganan pandemi COVID-19 ini pada dasarnya sama dengan konsep penanganan bencana. Perbedaannya hanya ada di prinsip dasar penanganan karena perbedaan sifat agen kausatifnya. Sudah saatnya rumah sakit mengaktifkan ICS yang sudah dibentuk untuk menangani pandemi COVID-19. ICS yang dibentuk dapat dikatakan sudah berjalan jika sudah memenuhi 3 fungsi yaitu what doing what (pembagian tugas), communication (alur komunikasi), dan what if (rencana cadangan).
Permasalahan yang sering dihadapi oleh rumah sakit adalah sudah memiliki SK satuan tugas penanganan COVID-19 beserta tugas dan fungsinya, namun belum memiliki alur komunikasi internal dan alur komunikasi eksternal. Misalnya bidang logistik sudah masuk dalam ICS dan sudah memiliki tugas fungsi yang jelas, namun ketika ada masalah kekurangan APD, bidang logistik tidak mengetahui kemana harus berkoordinasi, apakah langsung meminta ke pihak eksternal atau melalui komandan internal dulu. Alur komunikasi ini penting untuk dipahami oleh tim ICS untuk memudahkan koordinasi secara sistematis antar bidang (internal) dan diluar tim (eksternal). Dengan demikian semua informasi kebutuhan dan pelaporan kegiatan bisa terpenuhi dengan baik.
Angkatan III Free Serial Workshop Online Aktivasi Hospital Disaster Plan berbasis Incident Command System dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
Seluruh rumah sakit yang telah terakreditasi sudah pasti memiliki perencanaan penanggulangan bencana untuk rumah sakit atau Hospital Disaster Plan (HDP). Namun, karena nilai untuk HDP hanya 20 persen dan bisa lolos tanpa membuat perencanaan, tidak jarang rumah sakit hanya membuat dokumen dan tidak mensosialisasikannya ke seluruh staf. Lebih lanjut, RS sering tidak menjadikan ancaman bencana sebagai budaya yang harus dikenal dan diantisipasi oleh rumah sakit. Oleh karena itu, jika terjadi bencana internal atau pun kedatangan korban eksternal, atau mengirimkan tim ke daerah bencana atau mengalami bencana alam, rumah sakit mengalami kesulitan dalam aplikasi HDP.
Webinar Pengalaman RSPI Sulianti Saroso Melakukan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi COVID-19
Sebagai rumah sakit yang salah satu fungsinya melayani pasien COVID-19, tim pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) COVID-19 RSPI Sulianti Saroso melakukan berbagai upaya untuk tidak terkontaminasi dengan cara meningkatkan daya tahan penjamu, inaktivasi agen penyebab infeksi dan memutus rantai penularan. Triase, melakukan deteksi dini dan source control merupakan salah satu strategi dari pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19. PKMK FK – KMK UGM telah menyelenggarakan diskusi manajemen COVID-19 pada 27 Maret 2020. Kali ini membahas Pencegahan dan Pengendalian Infeksi COVID-19 bersama tim PPI RSPI.
Laporan selengkapnya KLIK DISINI
Webinar Surge Capacity dalam Menghadapi Pandemic Covid-19
Jumlah penderita COVID-19 dan jumlah kematian yang diakibatkan COVID-19 terus meningkat setiap harinya di Indonesia. Masyarakat ingin mengetahui bagaimana mendeteksi seseorang terkena COVID-19, apakah laboratorium mampu untuk melakukan uji tes dalam jumlah yang banyak dengan hasil yang cepat. Mempercepat deteksi dini penderita COVID-19 merupakan salah satu strategi untuk mengurangi angka kematian akibat COVID-19. Diskusi ini diselenggarakan oleh PERSI bekerja sama dengan PKMK FK - KMK UGM untuk membahas pertanyaan masyarakat luas mengenai ujung tombak deteksi pasien COVID-19.
Reportase dan Materi silakan KLIK DISINI