logo2

ugm-logo

Blog

DKI PSBB Total, Satgas Covid-19: Kita Harus Terima Kenyataan

Jakarta, CNBC Indonesia - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengomentari rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di DKI Jakarta mulai Senin (14/9/2020). Menurut Wiku, penerapan PSBB total tidak terlepas dari peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 selama pemberlakuan PSBB transisi.

Dalam keterangan pers dari Kantor Presiden, Jakarta, dia mengungkapkan, sebelum PSBB, kasus konfirmasi positif Covid-19 di ibu kota relatif masih rendah. Hal itu terlihat pada PSBB tahap I, II, dan II.

"Akan tetapi, ketika (PSBB) transisi kasusnya cenderung meningkat dari waktu ke waktu," kata Wiku, Kamis (10/9/2020).

Ia menambahkan, selama lima pekan terakhir, lima kota di Jakarta tetap berada di zona merah. Hal itu menunjukkan kondisi dengan tingkat penularan yang tinggi sehingga diperlukan pengetatan.

"Dan kalau kita lihat dari kondisi tersebut mari kita jadikan ini adalah sarana pembelajaran kita bersama dan pembatasan aktivitas ini sudah seharusnya kita lakukan bersama sejak awal supaya bisa menekan kasus positif ini dan juga kematian dan tapi ternyata kondisi itu belum sempurna terjadi di beberapa waktu yang lalu," kata Wiku.

"Dan kita harus menerima kenyataan ini dan kita harus mundur satu langkah untuk bisa melangkah kembali ke depan dengan lebih baik dalam kehidupan yang lebih normal. Maka dari itu mari kita bangun kedisplinan bersama jika kondisi ini tidak ingin terulang kembali."

Satgas: 7 RS Rujukan Covid-19 di DKI Jakarta Sudah Penuh

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, semua tempat tidur di tujuh rumah sakit rujukan Covid-19 DKI Jakarta sudah terisi penuh. Data ini tercatat hingga 8 September 2020.

"7 Dari 67 rumah sakit rujukan Covid-19 penuh 100 persen. ICU dan isolasinya penuh 100 persen," kata Wiku dalam konferensi pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/9/2020).

Sementara itu, tempat tidur ruang isolasi maupun ICU di 46 rumah sakit rumah sakit rujukan Covid-19 terisi di atas 60 persen. Sisanya, yakni 14 rumah sakit terisi di bawah 60 persen.

Untuk mengantisipasi penuhnya rumah sakit rujukan Covid-19 di ibu kota, pemerintah mempersiapkan ribuan tempat tidur di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran.

Namun, pasien yang didistribusikan ke RSD Wisma Atlet merupakan pasien Covid-19 dengan gejala sedang dan ringan.  

"Jumlah kamar yang ada (di RS Wisma Atlet) pada saat ini 2.700 tempat tidur dan terisi 1.600. Jadi masih ada 1.100 tempat tidur untuk perawatan pasien dengan status sedang dan ringan," ujar dia.

Sampai hari ini, kasus Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 50.671 orang. Dari jumlah tersebut, 38.228 sembuh, 1.351 meninggal dunia dan 11.092 orang sedang dirawat atau isolasi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menarik rem darurat dan kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Anies menyebutkan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, yakni ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh dan tingkat kematian yang tinggi. Dengan demikian, penerapan PSBB transisi di Jakarta pun dicabut dan PSBB kembali diterapkan pada 14 September.

"Tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta, kecuali untuk menarik rem darurat sesegera mungkin," ujar Anies dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Pemprov DKI, Rabu (9/9/2020).

Peta Sebaran Kasus Baru Covid-19 hingga Kamis 10 September 2020 Pagi Ini, Data Rinci di 34 Provinsi

TRIBUNJOGJA.COM - Berikut update data terkini peta sebaran kasus virus corona di Indonesia, hingga Kamis (10/9/2020) pagi ini.

Pemerintah melalui kementrian kesehatan dan BNPB merilis data sebaran peta penyebaran virus corona.

Data terakhir yang dilansir dari BPNB menyatakan kasus terkonfirmasi positif corona telah mencapai angka 203.342 pasien.

Jumlah ini mengalami penambahan sebanyak 3.307 kasus, bila dibanding data terakhir pada hari sebelumnya.

Di sisi lain, kabar gembiranya adalah angka kesembuhan pasien covid-19 di Indonesia juga dilaporkan terus bertambah.

Tercatat, hingga angka kesembuhan telah mencapai 145.200 orang.

Sementara untuk korban meninggal terkonfirmasi positif virus corona adalah sebesar 8.336 orang. 

Berikut data penyebaran kasus Covid-19 di 34 provinsi Indonesia selengkapnya, berdasarkan laporan data dari akun Twitter @BNPB_Indonesia :

1. DKI Jakarta
Kasus Baru: 1.004 orang
Sembuh: 37.224 orang
Meninggal Dunia: 1.334 orang
Terkonfirmasi: 49.397 orang

2. Jawa Timur
Kasus Baru: 370 orang
Sembuh: 29.071 orang
Meninggal Dunia: 2.646 orang
Terkonfirmasi: 36.712 orang

3. Jawa Tengah
Kasus Baru: 281 orang
Sembuh: 10.491 orang
Meninggal Dunia: 1.106 orang
Terkonfirmasi: 16.133 orang

4. Sulawesi Selatan
Kasus Baru: 118 orang
Sembuh: 9.886 orang
Meninggal Dunia: 374 orang
Terkonfirmasi: 12.864 orang

5. Jawa Barat
Kasus Baru: 288 orang
Sembuh: 6.766 orang
Meninggal Dunia: 286 orang
Terkonfirmasi: 13.333 orang

6. Kalimantan Selatan
Kasus Baru: 98 orang
Sembuh: 6.996 orang
Meninggal Dunia: 374 orang
Terkonfirmasi: 9.001 orang

7. Sumatera Utara
Kasus Baru: 132 orang
Sembuh: 4.824 orang
Meninggal Dunia: 343 orang
Terkonfirmasi: 7.964 orang

8. Bali
Kasus Baru: 174 orang
Sembuh: 5.322 orang
Meninggal Dunia: 142 orang
Terkonfirmasi: 6.723 orang

9. Kalimantan Timur
Kasus Baru: 80 orang
Sembuh: 3.114 orang
Meninggal Dunia: 227 orang
Terkonfirmasi: 5.357 orang

10. Sumatera Selatan
Kasus Baru: 38 orang
Sembuh: 3.467 orang
Meninggal Dunia: 288 orang
Terkonfirmasi: 4.824 orang

11. Papua
Kasus baru: - orang
Sembuh: 3.310 orang
Meninggal Dunia: 50 orang
Terkonfirmasi: 4.162 orang

12. Sulawesi Utara
Kasus Baru: 22 orang
Sembuh: 3.054 orang
Meninggal Dunia: 160 orang
Terkonfirmasi: 4.046 orang

selengkapnya

Relawan yang Disuntik Vaksin Buatan China Terpapar Covid-19

BANDUNG, KOMPAS.com – Tim uji klinis vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, menjelaskan tentang kabar yang beredar mengenai relawan vaksin Covid-19 yang terpapar virus corona.

Padahal, relawan tersebut sudah mendapat vaksinasi Covid-19.

“Relawan tersebut setelah mendapatkan suntikan (tidak diketahui vaksin atau plasebo) pertama, bepergian ke luar kota,” ujar Ketua Tim Riset Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Unpad, Prof Kusnandi Rusmil dalam rilisnya, Kamis (10/9/2020).

Kusnandi menjelaskan, pada kunjungan suntikan kedua, relawan secara klinis dinyatakan sehat dan diberikan suntikan kedua.

Keesokan harinya, relawan menjalani program pemeriksaan swab nasofaring dari Dinas Kesehatan karena ada riwayat ke luar kota.

Oleh petugas dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 dengan hasil positif. Hasil ini disampaikan pada yang bersangkutan.

Orang tersebut kini menjalani isolasi mandiri dan dipantau secara ketat setiap hari. Selama 9 hari pemantauan, kondisi relawan dalam keadaan baik.

“Jadi, hasil pemeriksaan apus hidung positif bukan berasal dari tim penelitian tapi hasil dari program pemeriksaan swab nasofaring oleh pemerintah,” ucap dia.

Kusnandi mengingatkan, dalam uji klinis terdapat dua kelompok, yakni yang mendapat plasebo dan vaksin.

Uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind atau tersamar, sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang mendapat vaksin.

“Karenanya, semua relawan diimbau wajib menerapkan protokol pencegahan yang sudah dianjurkan pemerintah,” ucap dia.

Pada relawan yang mendapat vaksin, kekebalan diharapkan muncul paling cepat dua minggu pasca-suntikan kedua.

Sukarelawan uji klinik pun masih akan dipantau kesehatannya selama 6 bulan setelah mendapat suntikan vaksin terakhir.

Erick Thohir Sebut Vaksin Covid-19 Bukan untuk Anak-anak

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN), Erick Thohir, menyampaikan bahwa vaksin virus corona atau Covid-19 yang ada saat ini hanya berlaku untuk usia 18 tahun ke atas.

"Dari informasi terakhir, tadinya vaksin Covid-19 yang ada ini berlaku untuk usia pada 18 tahun sampai 59 tahun, tetapi dari konfirmasi terakhir usia di atas 59 sudah bisa menerima vaksin ini," ujar Erick dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Jakarta seperti dilansir dari Antara, Jumat (28/8/2020).

Ia mengatakan, vaksin Covid-19 itu memiliki jangka waktu antara enam bulan hingga dua tahun. "Jadi bukan vaksin yang disuntik selamanya," ucap Erick.

Mantan Presiden Inter Milan ini menambahkan, untuk vaksin Covid-19 usia di bawah 18 tahun, termasuk anak-anak masih terus dikembangkan dan berproses.

Saat ini, Erick Thohir yang juga Menteri BUMN mengatakan, BUMN farmasi Indonesia telah melakukan kerja sama dengan sejumlah perusahaan internasional, seperti Sinovac dari China dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), G42 untuk mengembangkan vaksin.

"Dengan Sinovac, kita menekankan bahwa kita ingin bekerja sama tidak hanya dalam proses memproduksi tetapi juga kita ingin adanya transfer teknologi untuk penggunaan atau juga producing daripada vaksin Covid-19 ini," kata dia.

Sementara dengan G42, lanjut dia, fokus pada pengembangan produk vaksin Covid-19 dan juga cakupan produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusi.

"G42 memang pada saat ini sudah melakukan uji klinis sendiri di UEA kepada 45 ribu relawan dari 85 suku bangsa. Karena itu kami mengutus tim ke UAE sebagai reviewer untuk mensinkronisasikan sistem," ujar Erick.

"Saya mendapat laporan sistemnya berjalan dengan baik dan sepertinya BPOM kita bisa menerima uji klinis yang berjalan di UEA," kata dia lagi.

Harga vaksin Covid-19 Sinovac

Erick membeberkan kalau Bio Farma telah bekerja sama dengan Sinovac terkait bahan baku vaksin Covid-19. Jika pada akhir 2020 ini vaksin itu bisa diproduksi, maka Bio Farma harus membeli bahan bakunya ke Sinovac dari China seharga 8 dollar AS atau Rp 117.135 (kurs Rp 14.641) per dosisnya.

“Memang harga yang sudah dikerjasamakan dengan Sinovac itu untuk 2020 harganya per dosis bahan bakunya 8 dollar AS, tapi di 2021 harganya 6-7 dollar AS, jadi ada penurunan. Ini bahan baku,” kata Erick.

Sementara jika vaksin asal Sinovac tersebut sudah siap dipakai untuk imunisasi massal di Indonesia, kalkulasi harga perkiraan dari Bio Farma yakni Rp 25-30 dollar AS atau kisaran Rp 366.000 sampai Rp 439.000.

“Nah perhitungan awal harga vaksin ini untuk satu orang, karena satu orang perlu dua kali suntik dan jeda waktunya dua minggu kurang lebih. Itu harganya 25-30 dollar AS range-nya,” ujar Erick.

Kata dia, tiap satu orang perlu dilakukan dua kali vaksinisasi. Rentang waktunya, berkisar dua minggu.

“Tapi bukan berarti kita ingin beli vaksin mahal, karena kan tentu vaksin ini hanya jangka pendek, yang ke depan itu vaksin merah putih harus dilakukan,” ucap dia.

Erick mengungkapkan, Kementerian BUMN tak ingin selamanya Indonesia hanya menjadi negara konsumtif. Dia berharap ke depannya Indonesia bisa mandiri, termasuk dalam urusan produksi vaksin virus corona.

Erick menambahkan, jika nantinya terjadi transfer pengetahuan dan teknologi dari kerja sama ini, maka misi Indonesia untuk imunisasi massal vaksin Covid-19 di awal 2021 bisa terwujud.

“Ibu Menlu dan saya juga menekankan ketika ditemukan Sinovac kita memastikan transfer teknologi itu bukan hanya sekedar beli (impor), dan ini yang saya harapkan kita semua agar bisa bangkit," kata Erick.