logo2

ugm-logo

Blog

Cerita Dokter yang Suntikkan Vaksin Covid-19 untuk Jokowi, Sempat Gemetar di Awal

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Dokter Kepresidenan dr Abdul Muthalib menjadi orang yang menyuntikkan vaksin Covid-19 untuk Presiden Joko Widodo.

Acara penyuntikan vaksin Covid-19 perdana itu berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021).

Ia mengatakan sempat merasa deg-degan sebelum menyuntikkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac ke dalam tubuh orang nomor satu di republik ini.

"Menyuntik orang pertama di Indonesia tentunya ada rasa gugup," kata Abdul Muthalib usai penyuntikan.

Namun, saat memulai penyuntikan, ia merasa tenang kembali dan dapat mengendalikan rasa gugup yang melanda sebelumnya.

Penyuntikan vaksin Covid-19 untuk Presiden Jokowi berjalan lancar dan tanpa rasa sakit. Bahkan, Abdul Muthalib mengatakan tak ada pendarahan di bekas suntikan Presiden Jokowi. 

"Pada waktu menyuntikkannya tidak masalah. Tidak gemetaran lagi waktu menyuntikkannya. Pertamanya saja agak gemetaran," kata Abdul Muthalib.

"Semua berjalan baik dan lancar, enggak ada masalah. Bahkan tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikannya. Sekarang masih menunggu 30 menit ke depan," tutur Abdul Muthalib.

BNPB kerja sama dengan 7 PTN untuk pemulihan pascabencana alam

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, Indonesia sudah dideklarasikan oleh World Bank sebagai salah satu dari 35 negara di dunia dengan tingkat ancaman bencana tinggi. 

Untuk itu, BNPB bekerja sama dengan tujuh universitas negeri di Indonesia melakukan layanan pendampingan pemulihan dan peningkatan sosial, ekonomi, dan SDA pascabencana alam. Ketujuh perguruan tinggi tersebut yakni Institut Pertanian Bogor, Universitas Mataram, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Universitas Hasanuddin, Universitas Jenderal Sudirman, Universitas Lampung, dan Universitas Tadulako

Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Sistem Informasi, Penguatan Kemitraan dan Layanan Industri Untirta Aceng Hasani memaparkan pendampingan yang sudah dilakukan. Pihaknya bersama BNPB telah melakukan dua kegiatan, yaitu pendampingan sosial di daerah Kabupaten Serang dan pendampingan ekonomi di Kabupaten Pandeglang.

“Di Serang terjadi tsunami, tetapi alhamdulillah penduduk asli Cinangka tidak ada yang meninggal,” ujar Aceng dalam Seminar Nasional Sosialisasi dan Pembelajaran Pemulihan Pasca Bencana Alam: Sosial, Ekonomi dan SDA, secara virtual, Selasa (15/12).

Menurutnya tsunami di Cinangka terdapat kerusakan dan perubahan secara struktur sosialoleh karena itu dilakukan pendapingan pemulihan. “Dengan pendampingan yang dilakukan, kami langsung action untuk memulihkan struktur sosial di situ,” jelasnya.

Pihak Untirta dan BNPB memberikan perlakuan pengungkit aktivitas, karena tsunami dan pandemi menyebabkan kondisi di Cinangka Serang menjadi sepi. Digiatkan juga beberapa kerajinan dari kayu, bambu, membuat gula.

Sementara Universitas Lampung (Unila) dan BNPB melakukan dua kegiatan pemulihan pascabencana alam untuk bidang ekonomi dan sosial. Pemulihan bidang ekonomi terpusat di Kalianda, sedangkan bidang sosial dilakukan di Pulau Pahawang. 

“Kami sudah melaksanakan semua kegiatan. Untuk pascabencana kami berusaha meningkatkan emosional dan memberikan motivasi kepada masyarakat,” imbuh Ketua LPPM Unila Lusmeilia Afriani

Melalui program ini, pihaknya juga memberikan alat bantuan mesin pengukus yang merupakan bantuan pada sektor ekonomi.

Varian baru Covid-19: Paling tidak 20 negara mendeteksi mutasi baru, mengapa perkembangan ini mengkhawatirkan?

Varian baru virus corona yang lebih menular ditemukan di lebih dari 20 negara, dengan Pakistan dan India menjadi negara terakhir yang mendeteksi mutasi ini.

Pejabat kesehatan di Provinsi Sindh mengatakan tiga orang di kota Karachi dites positif mutasi baru virus ini.

Tiga orang ini baru-baru ini kembali dari Inggris dan pemerintah mengatakan mereka tengah melacak kontak yang mereka lakukan.

Di India, enam kasus varian Covid-19 dikonfimasi di India, dan mereka juga baru kembali dari Inggris. Mereka saat ini tengah menjalani isolasi, kata pihak berwenang pada hari Selasa (29/12).

Selain di dua negara itu, deteksi varian baru itu ditemukan di lebih dari 20 negara, termasuk:

  • Eropa: Belanda, Denmark, Prancis, Italia, Spanyol, Swiss, Finlandia, Irlandia, Jerman, Islandia, Belgia
  • Amerika Utara: Kanada
  • Asia dan Australia: Jepang, Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Australia
  • Timur Tengah: Israel, Lebanon

India sebelumnya bersama deretan negara lain sudah menangguhkan penerbangan ke dan dari Inggris.

Varian baru ini jauh lebih mudah menular dari galur-galur sebelumnya namun belum tentu lebih berbahaya, menurut para pakar.

Dengan lebih dari 10 juta kasus terkonfirmasi sejauh ini, India memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia setelah AS.

Galur baru ini dapat "membuat kekacauan" dan "mengobrak-abrik sistem layanan kesehatan kami", kata dr. A. Fathahudin, pakar perawatan kritis yang telah merawat ratusan pasien Covid-19, kepada BBC.

Pemerintah India telah mulai menelusuri kontak dan anggota keluarga enam orang yang menunjukkan hasil tes positif untuk varian baru.

Penumpang yang tiba dari Inggris akan melalui tes RT-PCR di semua bandara di negeri itu, menurut pernyataan resmi.

Sampel yang didapati positif kemudian akan dirangkai genomnya oleh laboratorium pemerintah demi mendeteksi varian baru.

Sekitar 33.000 penumpang telah tiba di India dari Inggris selama sebulan terakhir. Dari semua itu, 114 ditemukan positif virus corona - sampel mereka telah dikirim ke sepuluh laboratorium untuk sekuens genom, imbuh pernyataan itu.

Berita tentang varian baru memicu pembatasan perjalanan di seluruh dunia pekan lalu.

Beberapa negara seperti Kanada, Jepang, Spanyol, Swedia, dan Prancis semuanya telah mengkonfirmasi keberadaan galur baru tersebut.

Di Inggris, pejabat kesehatan memperingatkan bahwa tingkat infeksi Covid yang "sangat tinggi" di negeri itu "semakin mengkhawatirkan". Pada Senin, 41.385 kasus dan 357 kematian dilaporkan di Inggris - rekor baru.

Mengapa varian baru ini membuat khawatir?

Varian baru ini pertama kali dideteksi di Inggris selatan pada September. Ia diduga merupakan penyebab lonjakan tajam dalam hasil tes positif beberapa pekan ini di London, Inggris tenggara, dan Inggris timur.

Sekitar dua-pertiga orang yang dites positif di wilayah-wilayah ini dapat memiliki varian baru - namun ini baru perkiraan, kata Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS).

Ada tiga hal yang membuat varian baru ini menarik perhatian:

  • Ia dengan cepat menggantikan versi-versi virus lainnya
  • Ia memiliki mutasi yang memengaruhi bagian virus yang mungkin penting
  • Eksperimen di laboratorium menunjukkan beberapa mutasi tersebut meningkatkan kemampuan virus menginfeksi sel

Semua ini mendukung argumen bahwa virus tersebut dapat menyebar lebih mudah, kata wartawan kesehatan dan sains BBC James Gallagher.

Para pakar mengatakan kandidat-kandidat kuat vaksin yang dikembangkan dalam beberapa bulan terakhir seharusnya masih ampuh.

2.925 Bencana Alam di tahun 2020

JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi 2.925 kejadian bencana alam selama tahun 2020. Bencana alam tersebut didominasi banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Dari jumlah kejadian bencana tersebut, bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung masih dominan pada tahun ini," kata Kepala BNPB Doni Monardo dalam Webinar "Kaleidoskop Kebencanaan 2020 dan Prediksi Fenomena Serta Potensi Bencana Tahun 2021" secara daring di Jakarta, Selasa (29/12/2020).

Berdasarkan rincian data bencana hidrometeorologi, kejadian banjir telah terjadi hingga sebanyak 1.065 kejadian selama tahun 2020. Kemudian bencana yang disebabkan oleh angin puting beliung telah terjadi sebanyak 873 dan tanah longsor 572 kejadian. Selanjutnya karhutla telah terjadi sebanyak 326, gelombang pasang dan abrasi 36 kejadian dan kekeringan terjadi sebanyak 29 kejadian Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " 2.925 Bencana Alam Terjadi selama 2020, Paling Banyak Banjir "

3 Efek Samping Vaksin COVID-19 yang Ditemukan Sejauh Ini

Jakarta - Vaksin COVID-19 sangat ditunggu masyarakat seluruh dunia agar terhindar dari infeksi virus Corona. Dari banyaknya vaksin yang tengah diteliti ilmuwan, vaksin Pfizer-BioNtech dan vaksin Moderna menunjukkan efektivitas terhadap virus Corona lebih dari 90 persen.

Saat ini, vaksin Pfizer-Biontech dan vaksin Moderna telah mengantongi izin edar darurat dari FDA dan tengah digunakan di berbagai negara termasuk Inggris, Bahrain, Amerika Serikat, Kanada, dan Arab Saudi.

Dua vaksin tersebut menggunakan potongan kode genetik untuk memunculkan respons imun yang disebut vaksin mRNA. Jenis vaksin ini tidak mengubah sel manusia, tetapi hanya memberikan instruksi pada tubuh untuk membangun kekebalan terhadap virus Corona.

Meskipun vaksin ini memiliki efisiensi lebih dari 90 persen, keduanya juga memiliki beberapa efek samping yang akan dirasakan saat disuntikkan ke tubuh. Maka dari itu, penting mengetahui efek samping apa yang mungkin akan terjadi setelah vaksinasi.

Dikutip dari Healthshots, berikut tiga efek samping yang teramati sejauh ini pada pemberian vaksin COVID-19 berbasis mRNA.

1. Nyeri di area suntikan

Vaksin COVID-19 akan diberikan dalam dua dosis selang tiga minggu. Berdasarkan data terbaru yang dikumpulkan dari 37.586 peserta yang mendaftar dalam uji klinis tahap 3, 18.801 menerima vaksin, sementara 18.785 telah menerima plasebo, efek samping yang paling sering dilaporkan orang setelah divaksin adalah reaksi di tempat penyuntikan. Beberapa melaporkan adanya kemerahan, demam, hingga pembengkakan ringan di area bekas suntikan.

Dalam beberapa kasus, orang merasa agak sulit untuk menggerakkan lengan karena sakit.

2. Kelelahan, sakit kepala dan nyeri otot

Efek samping setelah vaksin juga meliputi kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot. Kelelahan terlihat pada 63 persen peserta, sementara sakit kepala dan nyeri otot memengaruhi masing-masing 55 persen dan 38 persen.

Umumnya gejala tersebut ringan dan akan membaik dalam satu atau dua hari. Beberapa orang juga merasa menggigil, nyeri sendi, dan demam setelah penyuntikan vaksin dosis kedua.

3. Gangguan neurologis

Tingkat efek samping serius yang dilaporkan kurang dari 0,5 persen pada vaksin COVID-19. Ada empat kasus Bell's palsy atau kelumpuhan wajah pada orang yang diberi vaksin di Amerika Serikat.

Namun, praktisi medis mengatakan tidak ada yang perlu dihawatirkan, karena kondisi tersebut konsisten jumlahnya dengan kasus yang dilaporkan sebelumnya. Di sisi lain, belum ada penelitian lebih lanjut yang menunjukkan bahwa kondisi itu disebabkan karena vaksin.