logo2

ugm-logo

Blog

Sudah ke-35, Gempa Susulan Mamuju-Majene Diperhitungkan 3-4 Minggu

TEMPO.CO, Bandung - Gempa tektonik bermagnitudo 2,9 menggoyang Mamuju, Sulawesi Barat, pada Minggu 24 Januari 2021, pukul 10.38 WITA. Lokasi sumber gempanya di darat, berjarak sekitar 52 kilometer arah timur laut Majene, Sulawesi Barat.

Hingga Senin pagi ini, 25 Januari 2021, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa itu sebagai susulan yang ke-35 sejak gempa utama bermagnitudo 6,2 pada 15 Januari 2021. “Gempa tergolong dangkal dengan kedalaman 10 kilometer,” ujar Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Minggu.

Menurut Daryono, sumber atau episentrum gempa susulan terkini itu berada pada koordinat 3,10 LS - 119,16 BT. Getarannya dirasakan lemah di Mamuju dengan skala intensitas II MMI, atau dirasakan sebagian warga dan membuat benda-benda yang digantung bergoyang.

Gempa susulan ini terjadi setelah sempat nihil selama dua hari, pada Jumat-Sabtu, 22-23 Januari 2021. Sementara selama tiga hari sebelumnya pada 19-21 Januari terjadi sekali gempa susulan setiap hari. Gempa susulan terbanyak yaitu 24 kali terjadi pada 15 Januari lalu setelah muncul gempa utama bermagnitudo 6,2.

Menurut Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly lewat siaran pers, Sabtu, 24 Januari 2021, produktivitas susulan Gempa Majene-Mamuju sangat rendah dan cenderung jarang. BMKG membuat perkiraan berakhirnya gempa di Majene dan sekitarnya berdasarkan hasil analisis peluruhan gempa susulan.

 “Diperkirakan gempa susulan akan berakhir sekitar 3-4 minggu pasca gempa utama, dengan intensitas dan frekuensi yang semakin menurun,” ujarnya.

Hasil perhitungan itu meskipun menggunakan formula dan metoda yang sahih namun diakuinya bukan menjadi hitungan yang pasti. BMKG tetap mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap gempa Mamuju-Majene.

Penjelasan BMKG soal Gempa Magnitudo 7,0 di Kepulauan Talaud, Termasuk Gempa Besar

TRIBUNNEWS.COM - Gempa dengan kekuatan magnitudo 7,0 guncang Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut) pada Kamis (21/1/2021). 

Gempa terjadi pada pukul 19.23 WIB. 

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono menyebut gempa ini dipicu oleh aktivitas tunjaman lempeng Laut Filipina.

Daryono menjelaskan, gempa ini tergolong gempa berkekuatan besar.

"Wilayah Kepulauan Talaud diguncang gempa hari Kamis, 21 Januari 2021 pukul 19.23.08 WIB dengan magnitudo 7,0."

"Gempa ini termasuk gempa berkekuatan besar lazimnya terjadi di zona tunjaman lempeng," ungkap Daryono kepada Tribunnews.com, Kamis malam.

Diketahui, BMKG awalnya menyampaikan gempa ini berkekuatan 7,1 M, tapi diperbarui menjadi 7,0 M.

Sementara itu lokasi gempa Talaud ini disebut BMKG berada di timur laut Melonguane atau sebelah selatan Filipina.

BMKG melalui unggahan Twitter menyebut pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 154 km.

"Pembangkit Gempa Talaud 7,0 adalah deformasi batuan pada bagian slab Lempeng Laut Filipina yang tersubduksi di bawah Kepulauan Talaud dan Miangas," ungkap Daryono.

Sementara itu hingga saat ini belum terjadi gempa susulan.

"Hal ini karena karakteristik batuan pada Lempeng Laut Filipina sangat homogen dan elastis (ductile)."

"Sifat elastis pada batuan ini yang menjadikan batuan tidak rapuh, sehingga gempa susulan jarang terjadi," jelasnya.

Peningkatan Aktivitas Beberapa Tahun Terakhir

Lebih lanjut, Daryono menjelaskan hasil monitoring BMKG menunjukkan selama beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan aktivitas seismisitas di wilayah ini khususnya untuk aktivitas gempa menengah di kedalaman sekitar 100 km.

"Wilayah Lempeng Laut Maluku dan Tunjaman Lempeng Laut Filipina merupakan salah satu kawasan seismik paling aktif di dunia."

"Lokasi Kepulauan Talaud dan Miangas bersebelahan dengan zona tunjaman Lempeng Laut Filipina ini," ujarnya.

Adapun zona Tunjaman Lempeng Laut Filipina melintas berarah utara-selatan dengan panjang mencapai sekitar 1.200 km, dari Pulau Luzon, Filipina, di Utara hingga Pulau Halmahera di selatan.

"Zona subduksi aktif ini memiliki laju penunjaman lempeng antara 10 hingga 46 milimeter per tahun dengan magnitudo tertarget 8,2," ungkap Daryono.

"Tunjaman Lempeng Laut Filipina adalah sumber gempa potensial pemicu gempa dan tsunami bagi wilayah Maluku Utara seperti Halmahera, Morotai, Miangas dan Kepulauan Talaud," lanjutnya.

Minta Masyarakat Waspada, BMKG Beberkan Kawasan Seismic Gap di Zona Sumber Gempa Megathrust dan Sesar Aktif

PIKIRAN RAKYAT - Hasil monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terhadap aktivitas gempa di Majene dan Mamuju hingga Sabtu 23 Januari 2021 pukul 11.00 WITA, sementara telah terjadi sebanyak 34 kali gempa susulan.

Adapun total gempa sejak 14 Januari 2021 tercatat sebanyak 43 kali, dengan gempa yang dirasakan mencapai 7 kali.

Bila mencermati aktivitas gempa di Majene, Sulawesi Barat, tampak produktivitas gempa susulan sangat rendah, bahkan cenderung jarang terjadi. Kendati demikian, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada.

Deputi bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly menyebut pihaknya tidak menginstruksikan pengungsi kembali ke kediamannya masing-masing.

"Kami mengimbau masyarakat tetap waspada. BMKG tidak menginstruksikan agar pengungsi untuk kembali ke rumah masing-masing," kata Deputi bidang Geofisika, Muhammad Sadly dalam keterangan yang diterima Pikiran-Rakyat.com pada Sabtu, 23 Januari 2021.

Sementara itu, berdasarkan hasil monitoring BMKG terkini terhadap aktivitas kegempaan di seluruh wilayah Tanah Air, menunjukkan bahwa sejak awal Januari 2021 aktivitas gempa dirasakan mengalami peningkatan.

Selama periode 1 hingga 22 Januari 2021, BMKG mencatat gempa dirasakan sebanyak 59 kali, jumlah tersebut tergolong tinggi, dan hampir setiap hari terjadi gempa dirasakan.

Inilah Daftar Daerah Rawan Gempa Berdasar Data BMKG, Waspadalah!

jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sejak 1-22 Januari 2021, di wilayah Indonesia telah terjadi gempa sebanyak 59 kali.

Deputi bidang Geofisika Muhammad Sadly mengatakan, jumlah tersebut tergolong tinggi dan hampir tiap hari terjadi gempa di Indonesia.

Hasil monitoring BMKG, sejak awal Januari 2021 aktivitas kegempaan di Indonesia tengah mengalami peningkatan.

"Jika kita ingin mewaspadai titik-titik rawan bencana gempa dapat didasarkan pada kawasan yang diduga menjadi seismic gap, yaitu zona gempa potensial tetapi sudah sangat lama tidak terjadi gempa yang patut diwaspadai," kata Sadly dalam keterangannya yang diterima JPNN.com, Minggu (24/1).

Sadly menambahkan, kawasan seismic gap di zona sumber gempa megathrust (tumbukan lempeng di kedalaman dangkal) yaitu Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, Selat Sunda, Selatan Bali, Sulawesi Utara, Laut Maluku, Utara Papua, dan Laut Banda.

Sementara untuk wilayah seismic gap di zona sumber gempa sesar (patahan) aktif adalah Sesar Lembang (Jabar) dan Sesar Matano (Sulteng), Sesar Sorong (Papua Barat), dan Sesar Segmen Aceh.

"Namun demikian sebaiknya selalu patut waspada untuk setiap sumber gempa yang ada karena gempa dapat terjadi kapan saja dan dapat terjadi tidak hanya di zona seismic gap saja," ujar Sadly. (cr1/jpnn)

Kasus Positif Corona di Amerika Serikat Tembus 25 Juta!

Washington DC - Kasus positif Corona di Amerika Serikat (AS) semakin bertambah. Kini, kasus positif Corona di Amerika Serikat mencapai 25 juta.

Dilansir AFP, data tersebut dirilis Universitas Johns Hopkins. Totalnya yakni 25.109.148 kasus Corona. Jumlah kematian di AS juga fantastis, yakni 400.000 kasus.

Presiden AS, Joe Biden, berjanji akan memerangi virus Corona sebagai prioritas dan mendorong kongres untuk menyetujui paket bantuan senilai USD 1,9 triliun untuk meningkatkan vaksinasi.

Joe Biden menargetkan 100 juta warga AS divaksinasi dalam 100 hari pertamanya menjabat sebagai presiden. Selain itu, ia juga meminta warganya untuk tetap memakai masker.

Kepala Staf Gedung Putih Ron Klain mengatakan pemerintahan Joe Biden akan bertanggung jawab menuntaskan pandemi Corona. Mantan presiden AS, Donald Trump, sering dikritik karena dianggap lamban dalam memerangi virus.

"Kami akan mendirikan pusat vaksinasi federal untuk memastikan bahwa di negara bagian yang tidak memiliki cukup ... kami mengisi celah itu," kata Klain pada acara NBC News seperti dilansir AFP.

"Kami membutuhkan lebih banyak vaksin, kami membutuhkan lebih banyak vaksinasi dan kami membutuhkan lebih banyak lokasi vaksin," lanjutnya.

Menurut Universitas John Hopkins, Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus Corona terbanyak di dunia. Di bawah Amerika Serikat, ada India dengan 10,6 juta kasus Corona.