logo2

ugm-logo

Blog

Jelang Musim Hujan, BPBD Lakukan Mitigasi Bencana

KARANGANYAR - Mitigasi bencana menjelang datangnya musim hujan, mulai dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar. Sebab beberapa wilayah di kabupaten tersebut merupakan titik rawan, mulai dari bencana banjir, tanah longsor, hingga angin ribut.

Kepala BPBD Nugroho mengungkapkan, mitigasi tersebut untuk mengantisipasi timbulnya korban akibat bencana yang terjadi. “Langkah awal yang dilakukan adalah memetakan titik rawan bencana. Hasil pemetaan selanjutnya kami sampaikan kepada masyarakat, agar mereka lebih waspada. Sehingga jika terjadi bencana, mereka tahu apa yang harus dilakukan, untuk menghindari timbulnya korban,” katanya, Sabtu (24/10).

Kerawanan bencana di Karanganyar, biasa muncul saat musim hujan. Sebab mayoritas wilayah Karanganyar berada di wilayah pegunungan, sebagai bagian dari lereng Gunung Lawu. Selain itu, beberapa wilayah di Bumi Intanpari dilewati aliran Bengawan Solo, yang langganan meluap saat musim hujan. (Irfan Salafudin/CN38/SM Network)

sumber: suaramerdeka.com

Gempa 5,0 SR Guncang Jepara, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa 5,0 SR Guncang Jepara, Tak Berpotensi Tsunami

Jakarta- Gempa bumi berkekuatan 5,0 Skala Richter (SR) terjadi di Jepara, Jawa Tengah. Belum ada laporan mengenai dampak gempa ini.

Dilansir situs Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 01.10 WIB, Jumat (23/10/2015). BMKG mencatat kedalaman gempa 14 kilometer.

Lokasi gempa berada di 6.39 LS-110.91 BT atau 26 km Timur Laut Jepara atau sekitar 84 km Timur Laut Semarang. BMKG menyebut tak ada potensi tsunami dari gempa tersebut.

Belum ada laporan mengenai adanya korban atau kerusakan akibat gempa tersebut.

Konsep Evakuasi Bencana Asap Berbeda

Kabut asap menyelimuti udara di Pekanbaru.

JAKARTA -- Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  Sutopo Purwo Nugroho menyatakan konsep evakuasi dalam bencana asap sifatnya berbeda dengan evakuasi saat bencana alam. Yakni bukan memindahkan total penduduk ke suatu lokasi.

"Jadi modelnya tak seperti itu. Namun sebatas disediakan selter selter untuk pengungsian," ujarnya saat dihubungi, Rabu (21/10). Di sana ada fasilitas penjernih udara bagi warga setempat. Dia menyatakan penyediaan tempat evakuasi ini murni tanggung jawab pemerintah daerah. Bukan jadi kewenangan BNPB.

"Silahkan kalau mau tanya detail langsung ke Pemda. Kami tidak mengurus hal hal seperti itu," jelasnya

Merujuk pada  Keputusan Menteri Kesehatan No 289/SK/III/2003, harus ada kebijakan evakuasi warga jika Ispa sudah melebihi angka 400. Salah satu daerah yang tingkat Ispa nya parah adalah Palangkaraya. Dimana angka Ispa mencapai sekitar 1.000an.

sumber: republika

Kebakaran hutan mencapai Sulawesi, Maluku dan Papua

Badan nasional penanggulangan bencana, BNPB mengatakan telah mendeteksi lebih dari 800 titik api di lahan pertanian dan perkebunan di sejumlah wilayah di Sulawesi, dan jumlah sebenarnya bisa lebih banyak lagi.

"Dari 801 hotspot (titik api) di Sulawesi, (semuanya) berasal dari lahan pertanian dan perkebunan. Pembakaran dalam rangka land clearing. Asap juga terdeteksi dari hotspot yang ada," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam situs resmi BNPB.

"Tapi skalanya masih lokal," tandas Sutopo.

Senin (19/10) ini di Sulawesi Barat dideteksi ada 57 titik api, Sulawesi Selatan 151, Sulawesi Tengah 361, Sulawesi Tenggara 126, Gorontalo 47, serta Sulawesi Utara diketahui ada 59 titik api.

Image caption Sampai Senin (19/10) pagi, BNPB mendeteksi ada 1.545 titik api di seluruh Indonesia.

Menurutnya, pantauan satelit Terra Aqua juga mendeteksi ada 63 titik api di Maluku dan 17 titik di Maluku utara.

Adapun titik api di wilayah Kabupaten Merauke dan Mappi masih terdeteksi. "Hostpot (di Papua) ini sudah berlangsung sejak dua bulan yang lalu," jelasnya.

Sampai Senin (19/10) pagi, BNPB mendeteksi ada 1.545 titik api di seluruh Indonesia. "Jumlah sebenarnya sesungguhnya lebih banyak karena satelit tidak mampu menembus pekatnya asap di Sumatera dan Kalimantan," kata Sutopo.

"Sebagian besar penyebab kebakaran hutan dan lahan adalah disengaja atau dibakar," paparnya.

Titik api juga dideteksi muncul di Nusa Tenggara Barat sebanyak 25 titik api serta Nusa Tenggara Timur 67 titik.

Hujan Guyur Jambi, Jarak Pandang di Riau dan Padang Kembali Normal

Jakarta - Hujan mengguyur beberapa kabupaten di Provinsi Jambi. Hal tersebut membuat kondisi udara dan jarak pandang di wilayah Sumatera akibat asap kembali normal.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hujan cukup deras melanda Kota Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Siak.

"Itu membuat jarak pandang di Pekanbaru naik menjadi 1 km, Padang 1 km, Jambi 1 km, Palangkaraya 2 km, Pontianak 3 km dan Banjarmasin 6 km," ujar Sutopo saat dikonfirmasi, Rabu (7/10/2015).

Sutopo mengatakan, selain jarak pandang yang membaik. Kondisi kualitas udara di wilayah Sumatera juga sudah kembali normal.

"Kondisi kualitas udara di Palembang, Jambi, Pekanbaru, Palangkaraya itu mengalami penurunan menjadi normal," tutup Sutopo.
(spt/kha)