logo2

ugm-logo

TOR Evaluasi Kegiatan EMT (Emergency Medical Team)

Term of Reference

Evaluasi Kegiatan EMT
(Emergency Medical Team)

19 – 21 Desember 2016

border-page
 

Pendahuluan

Penanganan bencana merupakan penanganan yang multidisiplin. Berbagai bidang keilmuan dan sektor terlibat didalamnya. Begitu juga dengan sektor kesehatan yang merupakan inti dalam upaya penyelamatan korban serta pemberian layanan kesehatan pada masa bencana. Namun, sangat disadari pentingnya upaya koordinasi dengan tujuan penyelamatan korban sejak tahap pencarian, pertolongan, hingga upaya penyelamatan baik dari tempat kejadian, pos kesehatan, hingga fasilitas kesehatan.

Dilaporkan pada kejadian gempa Haiti, banyak SDM SAR dan EMT yang terlibat, dari 2000 korban, hanya 100 korban yang mampu diselamatkan. Kejadian lain terjadi, dimana sulitnya tim DVI untuk identifikasi korban meninggal karena identitas korban sudah hilang oleh tim yang menyelamatkan sebelumnya.

Dalam kebencanaan, kekacauan atau masalah seperti ini dapat diminimalkan apabila masing-masing pelaksana mampu saling berkoordinasi, membagi peran dengan baik, dan dikoordinatori oleh satu komando. Terkait hal ini pada tahun 2015, BPBD DIY menginisiasi terbentuknya sebuah Pergub mengenai koordinasi penanganan pencarian, pertolongan, dan pencarian korban yang mengatur peran Dinas Kesehatan, BASARNAS, DVI Polda DIY, PUSBANKES, dan PMI yang ada di DIY.

Selain itu, WHO dan PKMK FK UGM menginisiasi kegiatan Workshop Koordinasi Penanganan Korban Bencana oleh Tim Medis Reaksi Cepat (Emergency Medical Team (EMT)) pada tanggal 27 - 29 Juni 2016. Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi mengenai kebutuhan SDM kesehatan dalam bencana dan SOP serta Form yang dibutuhkan saat bencana di DIY. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan uji coba melalui simulasi internasional EMT di Yogyakarta pada tanggal 25-28 Juli 2016 yang diselenggarakan oleh BASARNAS, WHO Indonesia bekerjasama dengan INSARAG.
Untuk itu, perlu diadakan evaluasi mengenai dua kegiatan yang telah dilaksanakan ini agar dapat mengetahui kebutuhan – kebutuhan pengembangan EMT dan SOP di DIY dalam menghadapi bencana. Dari pertemuan evaluasi ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk pengembangan EMT nasional.

Tujuan dari evaluasi ini untuk mengidentifikasi: Temuan-temuan yang didapatkan pada waktu simulasi yang berguna untuk perbaikan dan pengembangan:

1. Kesiapan daerah dalam menerima dan mengirim tim medis
2.  SOP dan Formulir yang dapat digunakan saat bencana
3.  Koordinasi dan kolaborasi  tim saat bencana

Peserta:

PKMK FK UGM
1.    dr. Hendro Wartatmo, Sp.BD(K)BD
2.    dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS
3.    dr. Bella Donna, M.Kes
4.    dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK
5.    Syahirul Alim, SKp, Ns, M.Sc, PhD
6.    Madelina Ariani, SKM, MPH
7.    Intan Anatasia, MSc, Apt
8.    Bayu Fandhi Achmad, S.Kep, Ns, M.Kep

Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta
1.    dr. Anung, M.Kes
2.    Kudiyana, SKM, MSc

PUSBANKES 118 PERSI DIY
1.    Sutono, SKp, MSc

BPBD DIY
1. DanangSamsu, ST
2. Enaryaka, SKp

EMT di DIY
-    Dinas Kesehatan Kabupaten  (Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Gunung Kidul dan Kulon Progo)
-    POKJA Bencana FK UGM (RSUP Dr. Sardjito, RS Akademik UGM, dan Fakultas Kedokteran UGM)
-    Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)
-    Yakkum Emergency Unit (YEU)
-    PMI
-    Rumah Sakit Umum Daerah (Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Gunung Kidul dan Kulon Progo)

EMT di Jawa Tengah
-    Pusat Krisis Kesehatan Regional Jawa Tengah
-    Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah/ Rumah Sakit

EMT di Jawa Timur
-    Rumah Sakit dr. Soetomo
-    Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

EMT di Bali
-    Pusat Krisis Kesehatan Regional Bali

Undangan
-    WHO Indonesia
-    BASARNAS Yogyakarta
-    Pusat Krisis Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Materi Kegiatan

downloads 42 Klik Disini Untuk Mendownload Materi

Jadwal Kegiatan

Tempat    : Hotel Mutiara Yogyakarta
Tanggal    : Senin- Rabu, 19  - 21 Desember 2016

Hari 1 (Senin, 19 Desember 2016)
Waktu Kegiatan Keterangan
12.00 – 14.00 Check in Panitia
14.00 – 16.00 Registrasi Peserta Panitia
16.00 – 17.30
  1. Laporan kegiatan EMT
  2. Sambutan
  3. Pembukaan
    • PKMK FK UGM
    • Kemenkes RI
    • Direktur PKMK FK UGM
 
17.30 ISHOMA Panitia
Hari 2 (Selasa, 20 Desember 2016)
Waktu Kegiatan Keterangan

09.00 – 09.30

  1. 30– 10.00

10.00 – 10.30

  1. EMT Global
  2. Kebijakan EMT di Indonesia
  3. EMT di Yogyakarta
Moderator: dr. Handoyo Pramusinto, Sp.BS
  1. WHO
  2. Kemenkes RI
  3. PUSBANKES 118 PERSI DIY
10.30 – 10.45 Istirahat

10.45 – 11.15

11.15 – 11.45

11.45 – 12.15

  1. Kesiapan daerah dalam penerimaan dan pengiriman EMT
  2. Peran universitas sebagai EMT
  3. Laporan Hasil Penelitian Simulasi INSARAG

Pembahas: Danang Samsu, ST

Moderator: dr. Bella Donna, M.Kes

  1. Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta

  1. POKJA Bencana FK UGM
  2. PKMK FK UGM

BPBD DIY

12.15 – 13.30 ISHOMA Panitia

13.30 – 14.30

14.30 – 15.00

15.00 – 15.30

Laporan dari peserta simulasi INSARAG

Diskusi

Moderator: Sutono, M.Sc

Launching CoP Koordinasi EMT

  1. MDMC DIY
  2. Rumah Sakit dr. Soetomo
  3. Observer Simulasi
Hari 3 (Rabu, 21 Desember 2016)
Waktu Kegiatan Keterangan
08.30 – 09.30 Rangkuman dan Rekomendasi PKMK FK UGM
09.30 – 10.00 Penutupan
11.00 Check out Panitia

{jcomments on}

Overview

cop emt

Apakah Community of Practice itu?

Pembaca sekalian, Apakah Community of Practice (CoP) itu? Mengapa sebagai praktisi kita harus berkumpul dan melakukan diskusi? Menarik sekali berikut adalah penjelasan singkat mengenai COP.

COP adalah sekelompok orang yang concern untuk membahas suatu topik tertentu sebagai bagian dari penyebaran pengetahuan dan informasi penting terkait pengalaman, apa yang diketahui, dan isu – isu yang sedang berkembang yang dilakukan secara rutin.

Lantas apa manfaatnya? Literature menjelaskan 4 manfaat COP sebagai berikut:

  1. Memahami kompetensi dan prosedur baru McDonald and Viehbeck, 2007; Garcia and Dorohovich, 2005
  2. Bertukar pengalaman pengetahuan tacit dan pembelajaran sejarah Parboosingh, 2002
  3. Pengembangan Identitas Profesional Davis, 2006, Plak, 2006
  4. Proses Pengembangan yang Cost-effective Parboosingh, 2002

Bapak ibu sekalian dapat memahami mengenai COP lebih lengkap  Klik Disini arrow, external, leave, link, open, page, url icon

 

COP Emergency Medical Team (EMT)

Bapak ibu yang menjadi anggota COP ini akan mendiskusikan berbagai hal terkait Koordinasi dan Penyelenggaraan Emergency Medical Team di Indonesia secara terfokus.

Mengapa EMT?

Emergency Medical Team (EMT) adalah sebuah unit bekerja dengan kriteria tertentu dan kapasitas standar minimal tertentu dari sebuah institusi pemerintah atau organisasi non-pemerintah yang kerjanya dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai koordinator klaster kesehatan nasional dan di bawah koordinasi sub-klaster pelayanan medis. Jejaring Emergency Medical Team Indonesia dibentuk untuk meningkatkan koordinasi sumber daya baik dari pemerintah, masyarakat, lembaga usaha serta organisasi internasional dan bantuan bilateral dalam penanganan medis dan kesehatan masyarakat yang efektif, efisien dan akuntabel saat penanganan bencana.

Penanganan bencana merupakan penanganan yang multidisiplin. Berbagai bidang keilmuan dan sektor terlibat didalamnya. Begitu juga dengan sektor kesehatan yang merupakan inti dalam upaya penyelamatan korban serta pemberian layanan kesehatan pada masa bencana. Namun, sangat disadari pentingnya upaya koordinasi dengan tujuan penyelamatan respon segera dan tepat dalam penyelamatan korban sejak dilapangan, di pos kesehatan, hingga fasilitas kesehatan.

Namun, EMT akhirnya tidak hanya ditujukan sebagai kesiapsiagaan respon bencana saja, bagaimana kecepatan pengiriman tim atau hal lainnya. Nyatanya, saat ini misalnya, dengan adanya kebijakan mengenai SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) dan PSC (Public Service Center) maka EMT berperan penting sebagai aspek dari SDM kesehatan yang kompeten untuk penyelenggaraan dua kebijakan tersebut. Kita sangat berharap, bahwa kedepannya, seluruh wilayah Indonesia mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional memiliki EMT yang dapat melakukan respon tidak saja untuk kejadian bencana di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

EMT dapat dikatakan barang baru tetapi juga tidak sebenarnya bagi Indonesia. Namun, kemunculan INPRES No. 4 Tahun 2013 memunculkan kewajiban Kabupaten/ Kota membentuk PSC serta kemunculan Permenkes No. 19 Tahun 2016 tentang SPGDT memunculkan gairah kita untuk dapat bersama-sama mendiskusikan, bertukar pengalaman dan keilmuan untuk mewujudkan pelaksanaan yang sesuai dengan harapan, salah satunya dengan menyiapkan EMT. Menariknya, kerangka kerja EMT di Indonesia juga sudah diinisiasi oleh Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes dan pihak terkait pada November 2016 lalu.

Siapa saja yang bisa bergabung dalam COP ini?

Kami mengundang siapa saja yang memiliki ketertarikan dalam bidang ini untuk bergabung. Silakan kunjungi menu Pendaftaran Peserta pada bagian kiri laman ini.

Apa saja kegiatannya?

Kegiatan utama COP ini adalah melakukan diskusi dan share materi secara online baik melalui website, email, dan WA. Selain itu, ada juga pertemuan berbasis webinar dan aktivitas lainnya, simak selengkapnya pada menu aktivitas di bagian kiri laman ini?