Kalimantan Barat memberlakukan status siaga I akibat tingginya intensitas pembakaran lahan di Pontianak dan wilayah sekitarnya.
"Status siaga I telah ditetapkan sejak pekan lalu," kata Kepala Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Mangga Agni) Daerah Operasional Pontianak Asmadi, Selasa (12/7).
Ia mengatakan pembakaran lahan tersebar di sejumlah lokasi di wilayah Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya. Lokasi tersebut, yakni di Kecamatan Sungaikunyit, Toho, dan Siantan, serta Kubu, Terentang, Rasau Jaya, Sungairaya, Telukpakedai dan Sungaiambawang. Kebakaran ini menghanguskan sekitar 62 hektare (ha) lahan.
"Kebakaran lahan terbanyak terjadi pada 9 dan 10 Juli lalu, yakni masing-masing di lima dan empat lokasi. Sedangkan, data untuk dua hari terakhir masih diinventarisasi," ujarnya.
Kebakaran di kawasan pinggiran Pontianak ini sebagian besar terjadi di lokasi lahan milik warga. Kecuali, kebakaran di Desa Peniti I, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak yang berada di areal milik salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit.
"Kebakaran lahan di Desa Peniti I terpantau pada Minggu kemarin (10/7), dan menghanguskan sekitar 25 ha lahan," jelas Junaidi.
Intensitas pembakaran lahan yang terus meningkat dalam sepekan ini mulai mencemari kota Pontianak. Udara di Ibu Kota Kalimantan Barat itu mulai diselimuti kabut asap. Kondisi ini terutama dirasakan pada pagi dan malam hari.
Meski demikian, kabut asap belum mengganggu jadwal penerbangan, dan kualitas udara di Pontianak pun masih dikategorikan belum berbahaya bagi kesehatan warga.
"Kualitas udara di Pontianak berfluktuasi, tapi masih didominasi kategori sedang," ujar Kepala Subbidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalimantan Barat Yenny.
Sumber:micom