Aktivitas Gunung Lokon di Sulawesi Utara meningkat lagi dan berpotensi terjadi letusan. "Kegempaaannya terus meningkat.
Hal ini bisa mengindikasikan akan terjadi letusan lagi. Kami hanya memprediksinya dan kami tidak tahu kapan akan terjadi," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina, di Tomohon, Selasa.
Indikasi peningkatan aktivitas dijelaskan Farid tergambar dari meningkatnya amplitudo tremor. Amplitudo tremor pasca letusan Rabu (17/8) sempat turun sampai 0,5-5 milimeter. "Namun hingga pukul 14.00 amplitudo tremor mencapai 2-12 milimeter. Senin (22/8) malah ampitudonya mencapai 13 milimeter. Kami mengindikasikan terjadi peningkatan aktivitas vulkanik," katanya.
Selain tremor, Pos Pengamatan juga sempat merekam satu kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa vulkanik dalam dan tiga kali gempa hembusan. "Kami hanya berharap warga tetap siaga. Letusan sangat mungkin terjadi. Peningkatan ini akan terus kami pantau," katanya.
Farid sendiri ketika ditanya apakah peningkatan aktivitas akan diikuti dengan evakuasi warga yang tinggal di radius 3 kilometer, tidak memastikannya. "Kita akan terus evaluasi. Belum ada rencana evakuasi warga," kata Farid.
Status Gunung Lokon ditambahkan Farid masih siaga level III. "Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung belum menaikkan ke awas level IV atau waspada level II," katanya.
Gunung Lokon meletus 14 dan 17 Juli 2011 dan mengungsikan ribuan warga Kelurahan Kinilow I, Kinilow dan Kakaskasen I, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon. Tanggal 10 Juli 2011, statusnya dinaikkan dari siaga level III ke awas level IV. Pasca letusan, statusnya diturunkan dari awas level IV ke siaga level III pada 24 Juli 2011