REPUBLIKA.CO.ID, PONDOK LABU- Hujan yang mengguyur Jakarta pada Senin sore (14/11) membuat tinggi banjir di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan kembali naik. Hingga malam hari ini ketinggian air mencapai 160-180 cm atau setinggi leher orang dewasa.
"Air masih seleher orang dewasa, sampai saat ini warga sudah dievakuasi kembali" ujar Sekretaris RT 11 Pondok Labu, Budi, kepada Republika, Senin (14/11). Akibatnya, 239 KK harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Sampai saat ini, ujar Budi, belum ada dapur umum untuk korban banjir Pondok Labu. Menurutnya, warga masih fokus untuk menyelamatkan diri. “Sekarang yang kami butuhlam adalah makanan siap saji seperti nasi bungkus,” ujar Budi. Ia menuturkan sudah ada beberapa bantuan yang masuk meski belum maksimal.
Warga Pondok Labu juga kini banyak yang terserang sakit yakni diare dan muntaber. Bahkan sudah ada yang meninggal dunia karena tekanan psikologis selama banjir.
“Apalagi rumah warga yang direlokasi oleh marinir tidak disediakan tempat untuk tinggal. Mereka hanya diberi uang 1,5 juta rupiah untuk tiga bulan menyewa rumah,” ujar Budi.
Menurut Sugiono, Ketua RT 11 Pondok Labu, ini menjadi bukti bahwa apapun yang dikatakan pihak marinir membongkar tanggul dan merelokasi warga adalah bohong semata. “Semua hanya omong kosong saja,” ujarnya.
Sugiono menuturkan, warga saat ini memerlukan obat-obatan baik obat diare, muntaber, hipertensi, makanan untuk bayi dan selimut.