TRIBUNJATIM.COM,SURABAYA- Ditetapkannya status siaga Gunung Ijen di perbatasan Banyuwangi-Bondowoso, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur (Jatim) tidak mau kecolongan jika sewaktu-waktu meletus. BPBD Jatim terjun langsung memantau ke Gunung Ijen, Selasa (20/12/2011).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Syahrul Arifin mengatakan, pihaknya tidak hanya melakukan pantauan lapangan saja. Posko bencana juga akan didirikan di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo.
“Dua posko didirikan di Bondowoso dan Situbondo, karena melihat dampak arah angin yang menuju dua kabupaten itu. Kami bekerja sama dengan BNPB (Badan Nasional Penangulangan Bencana),” sebut Syahrul, Selasa (20/12).
Selain mendirikan posko bencana, lanjut Syahrul, BPBD Jatim sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi seperti saat Gunung Bromo meletus. Seperti persiapan melakukan ekvakuasi dan mengungsikan penduduk sekitar Gunung Ijen yang mencapai 9.000 warga.
Menurut Syahrul, jika terjadi letusan atau ancaman bahaya, maka warga harus diungsikan ke daerah yang lebih aman, yakni pada jarak 10 km dari puncak Gunung Ijen.
“Kami sudah siap melakukan antisipasi. Mulai dari evakuasi dan peralatan sudah disiapkan pemerintah. Baik itu sebelum bencana atau pascabencana.Ya seperti saat Gunung Beromo meletus dulu,” beber Syahrul.
Sebanyak 50 orang dari BPBD Jatim siaga. Jumlah personel tersebut, nanti dilapangan akan dibantu dengan tenaga dari BPBD dari Sirubondo, Bondowoso dan BNPB
“Semuanya sudah siap. Kami akan menjaga dan melakukan pentauan secara bergantian seperti di Gunng Bromo,” ucapnya.
Sedangkan untuk dana, Pemprov Jatim sudah menyiapkan dana sebesar Rp 80 miliar. Dana sebesar itu bisa digunakan kapan saja bila terjadi bencana di Jatim.
“Dana itu kami siapkan sepenuhnya untuk seluruh keperluan penanggulangan bencana. Baik, gunung meletus atau bencana lain yang terjadi,” sambung Syahrul.