Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) memperingatkan ancaman angin puting beliung yang aktivitasnya dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dalam 10 tahun terakhir telah terjadi 1.564 kejadian puting beliung.
"Bencana puting beliung dari tahun ke tahun menunjukkan trend yang naik. Saat ini puting beliung sangat marak di Indonesia, " ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada detikcom, Jumat (6/1/2012).
Menurut Sutopo, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yaitu dari 2002-2011 terjadi 1.564 kejadian puting beliung atau 14% dari total kejadian bencana di Indonesia.
"Antara tahun 2002-2011 terjadi kenaikan 28 kali lipat kejadian puting beliung," jelasnya.
Jika dihitung, pada 2002 kejadian hanya 14 kali dan pada tahun 2006 terjadi 84 kejadian. Tahun 2010 ada 402 kali kejadian dan yang terakhir pada tahun 2011 ada 285 kejadian. "Dengan korban meninggal 21 orang, mengungsi 9.081 orang, 13.684 rumah rusak," papar Sutopo.
Sutopo menjelaskan, puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-90 kilometer per jam yang berlangsung selama 5-30 menit. Angin puting beliung terjadi akibat adanya perbedaan tekanan sangat besar dalam area skala sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar awan Cumulonimbus (CB).
"Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan CB. Saat ini puting beliung sangat marak di Indonesia," imbuhnya.
Sejak siang sampai sore, kawasan Jakarta rata diguyur hujan deras disertai angin kencang. Akibatnya pohon-pohon bertumbangan bahkan menimpa kendaraan hingga atap halte busway.
Menurut Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Catharina Soeryowati, hujan yang terjadi hari ini memang disertai angin puting beliung.
"Hujan tadi itu diiringi oleh angin puting beliung yang sangat kuat tekanannya," kata Catharina saat dihubungi wartawan, Kamis (5/1) sore
06 Jan2012