INILAH.COM, Denpasar -Puluhan warga Banjar Pagutan, Desa Padangsambian, Denpasar Barat, yang menjadi korban banjir sehingga harus menempati balai banjar selama tiga hari, sejak Selasa (10/1) pagi kembali ke rumah masing-masing.
Mereka meninggalkan tempat pengungsian setelah dipastikan air yang merendam rumah warga sudah surut sejak Senin malam.
Sayangnya, setelah kembali dari pengungsian, mereka harus dihadapkan dengan masalah lain, yakni ketersediaan air bersih yang sangat minim mengingat hampir semua warga yang berada di komplek yang terendam banjir ini belum memiliki akses air bersih dari PDAM. “Kebanyakan yang tinggal disini masih memakai mesin pompa air,” terang warga sekitar, IB Alit, Selasa (10/1) siang.
Kesulitan merekan terhadap air bewrsih kian bertambah karena pompa air yang dimiliki oleh warga semuanya mati lantaran terendam oleh air selama dua hari. “Saya punya tiga mesin, rusak semua, jadi ya tidak ada air bersih,” imbuhnya. Untuk memenuhi kebutuhan sementara, Alit harus mencari air untuk mandi dan memasak di luar. “Bagaimana lagi, kalau saat ini memang kebutuhan air bersih yang paling penting, kalau kerusakan kayak barang elektronik itu menyusul,” imbuhnya.
Pasca bencana banjir kemarin, aktivitas warga belum sepenuhnya pulih, hampir semua kendaraan belum bisa difungsikan. Demikian pula kasur warga juga terlihat masih belum bisa terpakai. “Empat motor dan dua mobil saya belum bisa terpakai karena terendam, jadi belum bisa kemana-mana,” ungkapnya.
Kesulitan yang sama juga dialami oleh warga lain bernama Ihksanudin, menurutnya akses untuk mendapatkan air bersih juga sulit. “Kita pakai pompa air, sekarang mesinnya rusak karena terendam kemarin, jadi tidak bisa dapat air bersih,” imbuh warga asal Jember yang kesehariannya bekerja di proyek bangunan ini.
Puluhan pengungsi ini sudah mulai kembali ke rumahnya sejak Selasa pagi kemarin. Air yang menggenangi rumah warga ini mulai surut pada Selasa dinihari seiring dengan redanya hujan. Sementara itu berdasarkan informasi terakhir, satu tangki truk PDAM kemarin sudah mulai berdatangan pada sore kemarin.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Denpasar Made Prapta, mengatakan jumlah kerugian akibat bencana banjir di kawasan Pagutan diperkirakan mencapai Rp 333 juta.
Jumlah kerugian itu disebabkan jebolnya gorong-gorong Rp 150 juta kemudian untuk rumah yang terendam mencapai Rp 183 juta. Sejumlah bantuan seperti beras dan mie instan kemarin juga terlihat sudah berada di rumah warga