Staf Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Yogyakarta Anur Fajar Astuti mengatakan, angin kencang yang terjadi pada Rabu (25/1) dikarenakan tekanan udara rendah atau "low pressure area" (LPA) di Samudera Hindia. Tepatnya daerah Selatan Jawa dan Utara Australia.
Adanya 2 pusat tekanan tersebut mengakibatkan angin bertiup cukup kencang. Kondisi tersebut selain berdampak pada peningkatan tinggi gelombang juga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang. Oleh karena itu untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan BMKG mengimbau pada masyarakat untuk selalu waspada.
"Berdasarkan pemantuan yang kami lakukan kecepatan angin pada Rabu mencapai 42 Km/jam. Kecepatan angin yang tergolong cukup tinggi itu mengakibatkan sejumlah pohon tumbang di sejumlah tempat. Karena pergeseran LPA ini tidak terlalu cepat, kondisi ini diprediksikan masih akan terjadi pada 2 sampai 3 hari mendatang," terang Anur Fajar Astuti kepada KRjogja.com, Rabu (25/1) petang.
Anur menyatakan, selain angin kencang yang terjadi di sejumlah daerah di DIY, BMKG juga mengimbau pada para nelayan yang ingin melaut untuk lebih waspada. Pasalnya dampak dari adanya LPA mengakibatkan kenaikan gelombang yang berkisar 4 meter sampai 6 meter.
Walaupun bagi sebagian nelayan kenaikan tersebut dianggap wajar, namun tidak ada salahnya jika mereka lebih hati-hati. Terutama bagi nelayan yang mengunakan perahu kecil, karena cukup berbahaya.