logo2

ugm-logo

Risiko Kesehatan Akibat Cuaca Panas dan Panas Ekstrem

Kondisi lingkungan yang panas dan stres panas terkait dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas, serta meningkatkan hasil kehamilan yang merugikan dan berdampak negatif pada kesehatan mental. Tekanan panas yang tinggi juga dapat mengurangi kapasitas kerja fisik dan kinerja motorik-kognitif, dengan konsekuensi pada produktivitas, dan meningkatkan risiko masalah kesehatan kerja. Hampir setengah dari populasi global dan lebih dari 1 miliar pekerja terkena episode panas tinggi dan sekitar sepertiga dari semua pekerja yang terpapar memiliki efek kesehatan yang negatif. Namun, kematian berlebih dan banyak risiko kesehatan terkait panas dapat dicegah, dengan rencana tindakan panas yang tepat yang melibatkan strategi perilaku dan solusi biofisik. Peristiwa panas ekstrem menjadi fitur permanen musim panas di seluruh dunia, menyebabkan banyak kematian berlebih. Morbiditas dan mortalitas terkait panas diproyeksikan meningkat lebih lanjut seiring dengan kemajuan perubahan iklim, dengan risiko yang lebih besar terkait dengan derajat pemanasan global yang lebih tinggi. Khususnya di daerah tropis, peningkatan pemanasan mungkin berarti bahwa batas fisiologis yang terkait dengan toleransi panas (bertahan hidup) akan tercapai secara teratur dan lebih sering dalam beberapa dekade mendatang. Perubahan iklim berinteraksi dengan tren lain, seperti pertumbuhan populasi dan penuaan, urbanisasi, dan pembangunan sosial ekonomi, yang dapat memperburuk atau memperbaiki bahaya terkait panas. Suhu perkotaan lebih ditingkatkan oleh panas antropogenik dari transportasi kendaraan dan limbah panas dari bangunan. Meskipun ada beberapa bukti adaptasi terhadap peningkatan suhu di negara-negara berpenghasilan tinggi, proyeksi masa depan yang lebih panas menunjukkan bahwa tanpa investasi dalam penelitian dan tindakan manajemen risiko, morbiditas dan mortalitas terkait panas cenderung meningkat. Artikel ini dipublikasikan pada 2021 di jurnal The Lancet.

Selengkapnya

Pre Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Ke - 11 Kebijakan Ketahanan Logistik Medis Paska Gelombang Kedua COVID-19

Pandemi COVID-19 sudah memasuki fase pertengahan, mayoritas negara termasuk Indonesia sudah mengalami puncak gelombang kedua yang jauh lebih tinggi dibandingkan puncak sebelumnya, staetegi pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mengatasi pandemi ini menunjukkan kelemahan sistem kesehatan yang sudah terbangun. Walaupun sudah banyak juga upaya dan sumber daya yang dikerahkan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menjaga ketahanan kesehatan karena pandemi ini. Berbagai kebijakan terkait protokol kesehatan sudah diterbitkan dan disosialisasikan kepada masyarakat. Ketahanan kesehatan ini akan terwujud jika setiap komunitas peduli dan konsisten menerapkan kebijakan protokol kesehatan dalam pencegahan penyebaran pandemi COVID-19.

Selengkapnya

More Articles ...