logo2

ugm-logo

BPBD Mukomuko kehabisan stok logistik siaga bencana

Mukomuko (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu saat ini kehabisan stok logistik penyangga atau buffer stock untuk bencana alam di daerah ini.

“Stok penyangga atau buffer stock untuk bencana di daerah ini kosong. Setelah ini tidak ada lagi bantuan buffer stock berupa salah satunya makanan siap saji untuk korban bencana alam di daerah ini,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam (BPBD) Kabupaten Mukomuko Syahrizal di Mukomuko, Rabu.

BPBD setempat kehabisan buffer stock untuk bencana setelah sisa buffer stok yang ada di instansi ini dibagikan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir di Desa Air Buluh, Kecamatan Ipuh.

Ia menyebutkan, instansinya mendistribusikan buffer stock berupa terpal, selimut, mi instan, bantuan sandang, perlengkapan sekolah, family kid, sembako dan makanan siap saji.

“Cukup banyak buffer stock yang kita distribusikan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir di Desa Air Buluh. Banjir yang melanda wilayah ini pada tanggal 25 Juli 2020 ini merendam sebanyak 236 rumah warga setempat,” ujarnya.

Selain itu, banjir dari luapan Sungai Air Buluh yang melanda wilayah ini juta merusak tanaman palawija di lahan seluas 13 hektare dan menyebabkan petani di wilayah ini gagal panen.

Ia mengatakan, instansinya tidak bisa membeli buffer stock untuk bencana alam di daerah ini karena ketiadaan anggaran untuk membelinya. Anggaran yang ada terkena “refocusing” untuk penanganan COVID-19.

BPBD setempat sebelumnya mendapatkan dana alokasi umum (DAU) 2020 sebesar Rp150 juta untuk membeli buffer stok berupa tarpal, selimut, mi instan, bantuan sandang, perlengkapan sekolah, Family Kid, sembako dan makanan siap saji.

“Sekarang ini kita tidak bisa lagi membeli buffer stock karena anggaran untuk itu terkena refocusing,” ujarnya.
Pewarta : Ferri Aryanto
Editor : Helti Marini S
COPYRIGHT © ANTARA

BNPB catat 1.706 kejadian bencana alam sepanjang 2020

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 1.706 kejadian bencana alam sepanjang 2020 di berbagai wilayah Tanah Air.

Berdasarkan data BNPB yang diterima di Jakarta, Rabu, dari ribuan kejadian bencana alam tersebut, banjir mendominasi dengan 694 kejadian, disusul puting beliung 462 dan tanah longsor 345 kali.

Akibatnya, 250 orang meninggal dunia, hilang 19 orang, luka-luka 403, dan 3.722.909 jiwa terpaksa mengungsi.

Lebih rinci, BNPB mencatat terjadi 11 kali gempa bumi, erupsi gunung api tiga kali, kebakaran hutan dan lahan 157, kekeringan 10, banjir 694, tanah longsor 345, puting beliung 462, gelombang pasang atau abrasi 23 kali, dan bencana nonalam satu, yakni pandemi COVID-19.

Khusus pandemi COVID-19, pemerintah menetapkannya sebagai bencana nasional nonalam pada 13 April 2020.

Hingga kini dampak dari bencana nonalam tersebut telah menelan korban jiwa sebanyak 4.795, terkonfirmasi positif 104.432 dan sembuh 62.138 orang.

Selain itu, BNPB juga menghimpun kerusakan infrastruktur akibat bencana alam tersebut. Total terdapat 26.464 rumah rusak, 5.592 rumah rusak kategori berat, 4.460 rusak sedang dan 16.412 rusak ringan.

Untuk fasilitas pendidikan yang rusak sebanyak 541, fasilitas peribadatan 620, fasilitas kesehatan 118 unit, kantor 120 unit, dan jembatan rusak 268.

More Articles ...