logo2

ugm-logo

Kabupaten Malang Siaga Darurat Bencana Kekeringan! 20 Desa Terancam Kekurangan Air

MALANGRAYA.CO – Memasuki musim kemarau, Kabupaten Malang berstatus siaga darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan maupun lahan. Status ini setidaknya bakal berlangsung hingga September 2024 mendatang. Bahkan, diperkirakan ada 20 desa yang terancam mengalami kekeringan.

Hal tersebut diutarakan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Malang (Pemkab) diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

“Mulai 7 Juli sampai 30 September 2024, status kita adalah siaga darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan maupun lahan,” ujar Sadono.

“Penerbitan status itu berdasarkan rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait dari awal musim sampai dengan puncak kemarau, termasuk surat edaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Provinsi Jawa Timur,” sambung dia.

Karena SK siaga sudah terbit, lanjut Sadono, maka BPBD Kabupaten Malan akan melakukan kegiatan pemantauan dan monitoring di daerah rawan kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, juga menyiapkan sumber daya, baik personel maupun peralatan.

“Segala bentuk peralatan untuk mendukung kegiatan penanganan kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan sudah disiapkan mulai saat ini. Pemerintah daerah juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan,” tambah dia.

Tanda-tanda kekeringan sudah mulai terlihat di sejumlah wilayah. Pihaknya pun memperkirakan puncak musim kemarau akan berlangsung pada Agustus hingga September 2024.

Dijelaskan Sadono, setidaknya ada 20 desa di Kabupaten Malang yang akan dilanda kekeringan. Mereka tersebar di enam kecamatan, yakni Singosari, Jabung, Sumberpucung, Kalipare, Donomulyo, dan Sumbermanjing Wetan.

“Terbanyak yang berpotensi mengalami kekeringan adalah Sumbermanjing Wetan, dengan 11 desa,” kata dia.

Meski berstatus siaga, menurut Sadono, ancaman kekeringan pada tahun ini diprediksi tidak separah tahun 2023 lalu. Pasalnya, tahun lalu juga ada fenomena El Nino yang membuat cuaca semakin kering.

“Tahun lalu, BPBD memasok sampai 400 ribu liter untuk 20 desa, dengan perhitungan satu desa biasanya membutuhkan 10 sampai 20 ribu liter air bersih. Distribusi berlangsung sejak September sampai Desember 2023,” pungkas Sadono.***

Pasca Banjir, Inilah Penyakit Rentan dan Cara Mengatasinya

KBRN, Gorontalo: Pada awal bulan Muharam 1446 Hijriah, Gorontalo disambut dengan iklim yang tidak bersahabat,  curah hujan yang tinggi menyebabkan terjadinya  tanah longsor dan banjir di beberapa wilayah di Gorontalo, seperti , Di suwawa timur, kota Gorontalo dan beberapa wilayah lainnya. Meski banjir sudah surut, Anda tetap perlu waspada untuk mengantisipasi munculnya penyakit pasca banjir.

Meningkatnya virus dan bakteri akibat banjir menyebabkan munculnya penyakit dan menginfeksi para korban banjir. Dilansir emc.id  Berikut beberapa penyakit yang rawan muncul pasca banjir dan cara mengatasinya.

- Demam berdarah

Kondisi lingkungan pasca banjir sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Meningkatnya populasi nyamuk pembawa virus DBD menjadi ancaman bagi warga pasca banjir. Demam berdarah tergolong penyakit serius dan mematikan jika tidak segera diobati. Gejala DBD bisa berupa demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta ruam.

Perawatan ke rumah sakit atau klinik merupakan upaya utama untuk mengatasi demam berdarah. Selain itu, Anda perlu meminum obat penurun panas sesuai petunjuk dokter, istirahat yang cukup, dan banyak minum cairan agar terhindar dari dehidrasi.

- Leptospirosis

Di Indonesia penyakit ini lebih dikenal dengan nama 'kencing tikus'. Leptospirosis bermula dari infeksi bakteri Leptospira interrogans yang berasal dari urin hewan yang terbawa saat banjir. Gejalanya berkisar dari menggigil, batuk, diare, sakit kepala, demam tinggi, nyeri otot, mual, muntah, dan ruam kulit. Penyakit ini sangat rentan terjadi pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini menjadi berbahaya hingga menyebabkan kerusakan ginjal, gangguan pernafasan, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan menjadi cara utama untuk mengatasi penyakit ini. Anda juga perlu menggunakan alas kaki dan sarung tangan. Selain itu, Anda juga perlu membersihkan tubuh secara keseluruhan setelah membersihkan lingkungan pasca banjir agar terhindar dari infeksi leptospirosis.

- Diare

Lingkungan yang tidak bersih pasca banjir meningkatkan risiko kontaminasi bakteri pada makanan dan minuman yang dapat menyebabkan diare. Gejala diare dapat berupa mencairnya tinja dan peningkatan frekuensi buang air besar (BAB). Fungsi organ dan jaringan tubuh dapat terganggu dan tidak dapat bekerja secara maksimal akibat kekurangan cairan dalam tubuh.

Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak segera diobati. Langkah mencegah dehidrasi saat Anda mengalami dehidrasi adalah dengan mengonsumsi oralit atau minuman yang mengandung elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.

- Penyakit kulit

Bakteri e.coli yang muncul di lingkungan pasca banjir membuat kulit sangat rentan terserang berbagai penyakit. Kurap, kutu air, dermatitis, alergi, folikulitis dan berbagai penyakit kulit lainnya harus diwaspadai. Gejalanya bisa berupa ruam, bintik-bintik, dan infeksi pada kulit.

Cara mengantisipasinya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang higienis. Penggunaan obat antijamur juga dapat membantu mengurangi potensi penyakit kulit bertambah parah.

- Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

  Udara dingin bercampur air kotor pasca banjir meningkatkan potensi penyebaran ISPA. Penyakit ini terbentuk akibat adanya infeksi pada saluran pernapasan. Gejalanya meliputi batuk, bersin, dan demam.

Untuk mengatasinya, Anda bisa berkumur dengan air garam, mengonsumsi minuman hangat yang sehat, dan menghirup uap panas. Menjaga kebersihan lingkungan juga sangat diperlukan untuk mengatasi penyakit ini.

Kondisi lingkungan yang buruk pasca banjir sangat mudah mempengaruhi kesehatan Anda. Sebaiknya perhatikan tanda-tanda munculnya penyakit dan segera mencari pertolongan medis jika kondisi tubuh semakin memburuk. Anda dapat melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan maksimal. Dengan menjaga diri, Anda juga menjaga kesehatan lingkungan. 

 

More Articles ...