logo2

ugm-logo

92 Titik Banjir Hantui Warga Kabupaten Tangerang

KBRN, Tangerang: Terdapat 92 titik wilayah terdampak banjir yang selalu menghantui warga Kabupaten Tangerang. Data tersebut dibeberkan Penjabat Bupati Tangerang, Andi Ony Prihartono berdasarkan catatan BPBD setempat.

"Tercatat ada 92 titik diwilayah Kabupaten Tangerang terdampak banjir. Ini data BPBD Kabupaten Tangerang di beberapa kecamatan seperti meliputi Balaraja, Tigaraksa, Cisoka, Solear, Jayanti, Cikupa dan Curug," ujar Andi Ony, Kamis (25/7/2024).

Andi Ony mengaku Kabupaten Tangerang luas wilayahnya mencapai 1.001,86 kilometer merupakan wilayah heterogen. Kemudian juga memiliki garis pantai dengan permukaan lahan yang relatif datar dengan ketinggan 10 sampai dengan 30 Mdpl.

Dengan jumlah penduduk yang mencapai 3.309.365 jiwa, sambung Andi Ony, akan terus bertambah. Tentunya sangat memberikan pengaruh terhadap berkurangnya area resapan air dan memiliki resiko tinggi terhadap bencana banjir.

Oleh karena itu, Perumahan Sudirman, Perumahan Triraksa Village dan Perumahan Puri yang berada yang berada disekitar kawasan tandon. Ini wilayah prioritas penanganan banjir yang telah diprogramkan, karena secara geografis berada pada dataran rendah atau daerah tangkapan air.

Kepala Dinas Bina Marga SDA Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansyah mengamini ada sekitar 92 titik lokasi rawan banjir. Salah satunya di Perumahan Sudirman dan Perumahan Puri Tigaraksa.

“Mudah-mudahan dengan adanya embung diwilayah Kabupaten Tangerang khususnya di Tigaraksa dapat mengurangi genangan air. Terutama saat curah hujan tinggi dan ini juga merupakan wilayah konservasi sumber daya air dan itu juga bisa menjadi wisata,” ujarnya.

112 Kota Banjir Rob, Pekalongan hingga Demak Lebih Buruk dari Jakarta

Jakarta, CNN Indonesia -- Dosen dan Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas menyebut sebanyak 112 kabupaten/kota di Indonesia mengalami banjir rob akibat penurunan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut.

Wilayah pesisir yang tercatat mengalami banjir rob serius yakni pesisir Pantai Utara Jawa (Pantura), pesisir Pantai Timur Sumatera dan Pesisir Kalimantan.

"Menurut hasil penelitian ditemukan setidaknya terdapat 112 kabupaten kota pesisir di Indonesia yang mengalami banjir rob. Pekalongan, Semarang, Demak itu sebenarnya lebih buruk dari Jakarta," kata Heri dalam acara 2024 LASSI UNESCO Scientific Conference di Grand Mercure Kemayoran Jakarta, Rabu (24/7).

Ia menyebut Jakarta sempat menduduki posisi nomor satu kota dengan bencana akibat penurunan tanah. Namun, kini Jakarta justru menjadi prototipe manajemen bencana terkait penurunan tanah bagi kota-kota lainnya.

"Lambat laun banjir rob kian meluas dikarenakan masih terus terjadi land subsidence dan sea level rise atau kenaikan muka air laut, bahkan di beberapa tempat banjir menjadi permanen, yang artinya daratan telah hilang menjadi lautan," ujarnya.

Heri mengatakan tidak sedikit kerugian materi yang harus dikeluarkan pemerintah akibat bencana banjir rob tersebut.

"Hitungan kasaran konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah sudah menyentuh angka Rp1000 triliun," ungkap Heri.

Oleh karena itu, kata dia, banjir rob akibat penurunan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut harus disikapi dengan serius. Selain itu, juga perlu mengurangi risiko bencana melalui upaya manajemen kebencanaan.

Ia menyebut langkah awal dalam rangka pengurangan risiko yang dilakukan oleh pemerintah yakni pembuatan tanggul di pesisir pantai, meninggikan infrastruktur pesisir hingga melakukan evakuasi penduduk pesisir di beberapa wilayah tertentu.

"Untuk langkah-langkah yang lebih ultimate dan best practice ke depannya, harus dimulai dari pendalaman masalah, pemantauan dan pemetaan bahaya, kemudian dilanjutkan oleh upaya prevensi, mitigasi dan atau adaptasi yang lebih terukur," ucapnya.

 

More Articles ...