logo2

ugm-logo

Update Gempa Bengkulu: Sedikitnya Dua Ratusan Rumah Rusak, Bantuan Sudah Tiba

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Bengkulu bermagnitudo 6,3 mengguncang wilayah barat daya Provinsi Bengkulu pada Jumat dini hari, 23 Mei 2025, pukul 02.52 WIB. Guncangan yang cukup kuat itu menyebabkan kepanikan warga di berbagai wilayah, khususnya di daerah pesisir dan kawasan pemukiman padat.

Meski mengakibatkan kerusakan material yang tidak sedikit, Pemerintah Provinsi Bengkulu memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, menyampaikan bahwa seluruh warga dalam kondisi selamat, walaupun ada sejumlah korban luka-luka.

"Data sampai pagi Sabtu 24 Mei 2025, Alhamdulillah warga semuanya dalam kondisi selamat tidak ada korban meninggal dunia, mungkin ada warga korban luka-luka," ujarnya dalam konferensi pers di Bengkulu.

Penyebab Gempa Bengkulu

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa ini tergolong gempa intraslab, yakni gempa yang terjadi di dalam lempeng samudera. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut bahwa mekanisme sesar naik menjadi pemicu utama gempa kali ini.

“Guncangan gempa dirasakan warga selama dua hingga tiga detik dengan getaran kuat,” kata Abdul.

Gempa ini terjadi di kedalaman 80 kilometer (KM) dan memiliki karakteristik sesar naik, sehingga meskipun pusatnya di bawah laut, guncangan sangat terasa hingga ke permukiman. BNPB menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, namun tetap perlu diwaspadai adanya gempa susulan.

Data BMKG

Sementara itu, dalam laman resminya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa berada di koordinat 4,17 Lintang Selatan dan 102,17 Bujur Timur, atau sekitar 43 KM barat daya Kota Bengkulu, dengan kedalaman 10 KM.

BMKG menyampaikan bahwa gempa ini terasa di beberapa wilayah sekitarnya dan sempat menyebabkan kepanikan warga. Meski begitu, BMKG juga menegaskan bahwa tidak ada potensi tsunami akibat gempa ini.

Kerusakan yang ditimbulkan cukup signifikan. Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menyebut terdapat lebih dari 250 rumah yang mengalami kerusakan, mulai dari ringan hingga berat. Pemerintah juga telah mulai memberikan uang duka kepada warga yang rumahnya rusak.

"Rumah rusak berat akan kita robohkan lalu akan dibangun kembali. Rusak ringan akan diperbaiki, sementara ini kami telah memberikan uang duka kepada para korban yang rumahnya rusak akibat gempa," ujar Helmi.

Kementerian Sosial pun bergerak cepat dengan mengirim bantuan logistik senilai Rp1,9 miliar, termasuk makanan siap saji, perlengkapan tidur, tenda keluarga, dan kebutuhan anak-anak. Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan bahwa bantuan dikirim dari gudang regional di Palembang dan telah didistribusikan ke lokasi terdampak.

"Rumah rusak berat akan kita robohkan lalu akan dibangun kembali. Rusak ringan akan diperbaiki, sementara ini kami telah memberikan uang duka kepada para korban yang rumahnya rusak akibat gempa," kata Saifullah ihwal dampak gempa Bengkulu.

Sebanyak 5.000 paket lauk pauk siap saji, 800 kasur, 500 selimut, serta 80 tenda keluarga portable menjadi bagian dari bantuan tersebut. Selain itu, Taruna Siaga Bencana (Tagana) turut dikerahkan ke lapangan untuk memantau situasi dan membantu warga.

BNPB mencatat sejauh ini terdapat 52 kepala keluarga terdampak langsung, dan pendataan masih terus berlangsung. Abdul Muhari menekankan bahwa kondisi lapangan masih dinamis dan segala kemungkinan masih bisa terjadi.

Peduli Bencana, IMIPA SULTRA Bantu Korban Banjir Jayawijaya

KBRN, Wamena: Hasil penggalangan donasi bagi para korban banjir di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) di Kota Study Manado Sulawesi Utara, telah disalurkan dibeberapa Distrik yang terdampak banjir, Sabtu (24/05/2025). Bantuan dengan total jumlah dana Rp 37.900.000 rupiah tersebut, disalurkan oleh para alumni mahasiswa Sulawesi Utara yang juga merupakan mantan kader IMIPA yang berada di Jayawijaya.

“Uang yang di transfer oleh adik adik IMIPA di Manado kami langsung belikan bama seperti beras, mie, gula, garam dan lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini yang kemudian kami salurkan ke beberapa Distrik yang masih terdampak banjir,” ujar Joni Matuan.

Bantuan bama dari IMIPA bagi para korban bencana, di prioritaskan bagi masyarakat yang bermukim di daerah bantaran sungai baliem yang hingga saat ini masih terdampak banjir. Menurut Joni Matuan, ada 5 (lima) Distrik yang menjadi tempat sasaran penyaluran bama, diantaranya Distrik Aslokobal, Pisugi, Libarek, Hubikosi dan Distrik Musatfak.

“Sasaran utama kami yaitu masyarakat yang berada di pinggiran sungai karena merekalah yang sampai saat ini terdampak banjir, bahkan saat kami mau salurkan bantuan mereka harus jemput bama keluar ke jalan besar karena kami sulit menjangkau ke tempat tinggal masyarakat yang masih terendam banjir,” jelasnya.

Joni yang merupakan alumni Institut Teknologi Minaesa (ITM) Tomohon mengungkapkan, walaupun pihaknya tidak berkoordinasi langsung dengan tim satgas bencana dalam penyaluran bantuan, namun hal yang dilakukan tersebut adalah salah satu bagian dari upaya mendukung pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan para korban banjir di daerah itu. Diakui, dari penyaluran bantuan bama ke 5 Distrik di Jayawijaya, ditemukan masih ada sebagian masyarakat yang belum tersentuh bantuan khususnya mereka yang bermukim di pinggiran kali baliem dan jauh dari akses jalan.

“Waktu kami distribusikan bama ada masyarakat yang sampaikan kalua saat pendistribusian bama oleh pemerintah bantuan tidak sampai ke tangan mereka, bahkan ada juga yang bilang kalai mereka hanya terima bantuan satu kali saja selanjutnya sampai saat ini sudah tidak ada lagi,” ungkap Joni.

Dengan distribusikannya bantuan dari IMIPA, sebagai alumni mahasiswa manado yang juga salah satu pengurus IMIPA kala itu, Joni Matuan menyapaikan banyak terimakasih kepada mahasiswa Papua yang berada di Manado, atas kepeduliannya kepada para korban banjir yang berada di Jayawijaya.

“Untuk teman – teman yang berada di Sulawesi Utara, semoga tetap solid jaga kebersamaan dan terimakasih juga terhadap kepedulian dengan bencana di Wamena kalian semua sangat memiliki jiwa besar dalam hal kemanusiaan,” tutup Joni Matuan.q

More Articles ...