logo2

ugm-logo

Banjir Bandang hingga Longsor Landa Vietnam Utara, 7 Orang Tewas

Jakarta - Banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat terjadi di Vietnam Utara. Bencana ini menewaskan tujuh orang. Dilansir AFP, Jumat (26/7/2024), lima orang tewas di Son La. Lalu dua korban tewas lainnya di Dien Bien setelah hujan deras. Petugas penyelamat juga mencari 10 orang lainnya yang dilaporkan hilang di provinsi-provinsi pegunungan, pejabat menambahkan.

Menurut surat kabar Tuoi Tre, banjir bandang pada Kamis (25/7) dini hari menyapu 10 rumah dan merusak delapan rumah di komune Muong Pon, Dien Bien. Hujan deras telah turun di Vietnam Utara sejak Selasa (23/7), dan banyak daerah termasuk pinggiran ibu kota Hanoi dipenuhi air banjir berlumpur.

Antara Juni dan November, Vietnam sering dilanda hujan lebat, yang memicu banjir dan tanah longsor. Namun, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa peristiwa cuaca ekstrem secara global menjadi lebih intens dan sering terjadi karena perubahan iklim.

Pada pertengahan Juli, tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat menewaskan 11 orang yang bepergian dengan sebuah mobil van di provinsi Ha Giang utara.

Tahun lalu, bencana alam menyebabkan 169 orang meninggal dunia atau hilang di negara Asia Tenggara tersebut.

BNPB mulai survei pemasangan EWS banjir lahar dingin Gunung Ibu

Jakarta (ANTARA) - Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai menyurvei pemasangan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) banjir lahar dingin ke beberapa permukiman penduduk dan wilayah sungai di Halmahera Barat, Maluku Utara yang berhulu dari Gunung Ibu.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta Kamis, mengatakan bahwa survei pertama ini pada Rabu (24/7) dimulai dari Desa Togoreba Sungi, Kecamatan Tabaru.

Desa tersebut merupakan desa terdekat dari kawah Gunung Ibu yang ini merupakan wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) I. Jaraknya sekitar lima kilometer dari bibir kawah pada sisi sebelah barat laut Gunung Api itu.

Selanjutnya, tim BNPB didampingi personel Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyisir Desa Borona, Todoke, Tuguis, Soasangaji, Tukuoku, Duono, hingga Togowo di Kecamatan Tabaru yang juga berpotensi menerima luncuran lahar dingin Gunung Ibu.

Rencananya, sensor EWS akan dipasang sejauh tiga kilometer dari permukiman warga di desa tersebut dengan asumsi kecepatan aliran lahar dingin 6 menit per 1 kilometer.

“Jika lokasi sensor berjarak tiga kilometer untuk menginformasikan bahaya lahar dingin, maka warga memiliki waktu 18 menit untuk evakuasi,” katanya.

Abdul menyebutkan, pemasangan EWS tersebut tidak lepas dari aktivitas Gunung Ibu yang masih terus mengalami erupsi skala kecil sejak Februari 2024.

PVMBG melaporkan erupsi terbaru terjadi pada Kamis malam pukul 23.57 WIT. Gunung api berketinggian 1.325 mdpl itu menghembuskan abu setinggi 300 meter dari puncak dengan amplitudo maksimum 28 mm dan berdurasi lebih kurang 51 detik.

Aktivitas ini menyebabkan kawah gunung diduga telah terisi penuh material erupsi yang mudah runtuh, dan berpotensi membawa bahaya bagi masyarakat jika terbawa dari hulu oleh hujan berintensitas deras menjadi banjir lahar dingin, seperti yang terjadi pada Gunung Marapi di Sumatera Barat pada Mei 2024.

Potensi bahaya tersebut telah terdeteksi di Gunung Ibu karena menurut dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat menerima laporan warga bahwa pada tanggal 9 Juli 2024 telah terjadi limpasan air Sungai Duono yang berhulu di Gunung Ibu dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Halmahera Barat selama dua hari berturut-turut.

“Dari survei didapati aliran air yang cukup deras tersebut membawa material pasir vulkanik hingga meluap ke jalan raya,” katanya.

Tim mengasumsikan volume material 300 ribu hingga 500 ribu meter kubik tidak hanya terjadi di sepanjang aliran sungai, namun melimpas hingga ke area perkebunan yang memiliki morfologi seperti lembah sungai dan melanda lokasi-lokasi yang telah ada bangunan.

Atas kondisi tersebut, katanya, BNPB mengimbau pemerintah daerah setempat juga dapat segera mengupayakan pengerukan atau pembersihan aliran di Sungai Duono dan beberapa sungai mati lainnya sebagai langkah mitigasi banjir lahar dingin selagi hasil survei pemasangan EWS dirampungkan.

More Articles ...