logo2

ugm-logo

7 Jenis Bencana Alam Ini Bisa Terjadi di Sleman Yogyakarta

SLEMAN - Menanggapi cuaca ekstrim yang melanda sebagian besar wilayah di Indonesia termasuk di Sleman, Bupati Sleman tetapkan masa siaga bencana selama 40 hari hingga akhir november.

Penetapan masa siaga bencana juga ditandai dengan apel gelar personil dan peralatan yang digelar di Lapangan Denggung Sleman Minggu (23/10/2016) pagi yang dipimpin langsung oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo.

Apel tersebut diikuti oleh sekitar 1000 personil dari berbagai elemen mulai BPBD, SAR, TNI, Polri, Relawan, mahasiswa hingga unsur masyarakat.

Dalam apel tersebut turut ditampilkan pula uji keterampilan mendirikan tenda sebagai langkah utama yang perlu ketika bencana melanda suatu daerah hingga warganya harus mengungsi.

Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Kunto Riyadi mengatakan Sleman termasuk wilayah paling rawan bencana di DIY.

"Wilayah Sleman mempunyai nilai indeks tertinggi dalam risiko bencana dari seluruh kabupaten kota di DIY dengan skor 97," ujarnya

Ada tujuh ancaman bencana besar yang mengintip wilayah Sleman mulai erupsi Gunung Merapi, banjir lahar dingin, gempa bumi, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan hingga kebakaran.

"Apel siaga ini sebagai bentuk kesiapsiagaan kita terhadap pengurangan resiko bencana, selain itu juga untuk memastikan perlatakan kami dalam status siaga dan siap," tambahnya. (*)

sumber: TRIBUNNEWS.COM

10 Negara ASEAN Hadiri Hari Penanggulangan Bencana 2016 di Manado

10 Negara ASEAN Hadiri Hari Penanggulangan Bencana 2016 di Manado

MANADO - Sebanyak 10 negara yang tergabung di dalam Association of South East Asia Nations (ASEAN) dipastikan hadir dan ikut serta dalam kegiatan The 29th ASEAN Committee on Disaster Management (ACDM) and Other Related Meeting 2016.

Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, kegiatan tersebut akan dirangkaikan dengan peringatan hari Pengurangan Risiko Bencana (PRB), pada 11-13 Oktober 2016.

Selain itu, menurut Sutopo, sekira 2.000 peserta dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Indonesia juga dipastikan ikut ambil bagian dalam hajatan tersebut.

Dia menjelaskan, pertemuan ACDM bakal membahas berbagai persoalan penanganan bencana di ASEAN. "Banyak agenda dalam acara tersebut. Pertemuan menteri kebencanaan negara-negara ASEAN sudah banyak diagendakan," terangnya, lewat rilis yang diterima Koran SINDO MANADO, Minggu (9/10/2016).

Sedangkan pada acara puncak peringatan PRB, akan dilakukan penanaman mangrove, gelar relawan, pameran, Tangguh Award 2016, dan rangkaian seminar nasional dan internasional.
"Semua kegiatan tersebut sudah diagendakan mulai 11 hingga 13 Oktober nanti," ungkapnya.

Adapun Sulawesi Utara (Sulut) dipilih menjadi tuan rumah, kata dia, bukan tanpa alasan. "Pertama Sulut rawan multi bencana. Kedua, Pemda Sulut mengajukan diri secara resmi untuk menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan Peringatan Bulan PRB 2016 saat peringatan PRB 2015 di Solo lalu. Dan terakhir, fasilitas di Kota Manado memadai untuk menampung peserta 2.000 hingga 3.000 peserta dari Indonesia," sebutnya.

Dia menambahkan, hingga saat ini BNPB belum menerima informasi jika Presiden RI Joko Widodo berhalangan hadir. "Hingga saat ini belum ada kabar jika Presiden berhalangan hadir sehingga semua persiapan dilakukan sesuai rencana jika Presiden hadir," pungkasnya.

More Articles ...