logo2

ugm-logo

BPBD DIY Gelar Pelatihan Kedaruratan Bencana Nuklir

http://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/reaktor-nuklir-plant-vogtle-di-waynesboro-georgia-amerika-serikat-_130604122456-990.jpg

SLEMAN -- Keberadaan reaktor nuklir di wilayah DIY membuat masyarakat harus tetap waspada. Sebab teknologi kimia tersebut memiliki resiko kebencanaan yang tinggi. Maka itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menggelar pelatihan kedaruratan bencana nuklir.

"Pelatihan ini kami gelar agar masyarakat semakin waspada. Kalau dari pihak Batan (Badan Tenaga Nuklir) kan orang-orangnya sudah mengerti tentang potensi bencana nuklir, sedangkan masyarakat umum belum," kata Kepala BPBD DIY Krido Suprayitno saat ditemui di Kantor Batan Caturtunggal, Depok, Rabu (31/8).

Pasalnya saat ini pemukiman warga di sekitar Reaktor Nuklir Kartini Batan DIY sudah semakin berkembang. Bahkan penghuni kawasan tersebut didominasi oleh mahasiswa yang pada dasarnya merupakan pendatang baru. Di mana mereka tidak banyak mengetahui soal keberadaan reaktor nuklir di kawasan Caturtunggal.

Puncak pelatihan berupa gladi lapang atau simulasi kebencanaan akan berlangsung pada tanggal 10 September. Menurut Krido agenda simulasi bencana ini akan melibatkan 500 personil yang terdiri dari BPBD DIY, Sleman, Kodim, Polres, dan berbagai tokoh masyarakat.

"Karena dalam menangani bencana yang penting adalah koordinasi lintas sektoral. Makanya kami melibatkan semua pihak pada acara puncak nanti," tutur mantan Kepala Kantor Pengendalian Pertanahan Daerah (KPPD) Sleman itu menjelaskan.

Selain pelatihan kedaruratan, ke depannya BPBD DIY berencana membangun kampung tangguh bencana di wilayah sekitar reaktor nuklir. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Pencanangan kampung tangguh bencana ini akan disertai dengan berbagai aktivitas simulasi sebagaimana yang telah berlangsung pada kampung-kampung tangguh bencana lainnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Batan DIY Susilo Widodo menyampaikan, pihaknya telah menerapkan sejumlah standar prosedur dalam mengoperasikan Reaktor Nuklir Kartini. Termasuk dari pembangunan sungkup pelindung reaktor hingga mekanisme pengoperasiannya.

Di sisi lain Reaktor Nuklir Kartini memiliki kapasitas yang sangat kecil, yakni hanya 100 Kilo Watt (KW). Sehingga jangkauan radiasinya pun rendah. "Kalaupun terjadi bencana, paparan fisik radiasi nuklir di sini hanya sekitar 50 meter," kata Susilo. Kondisi ini berbeda dengan reaktor nuklir di Bandung yang berkapasitas 1.000 KW, dan di Serpong sebesar 30 Megawatt.

Susilo menjelaskan, jika terjadi bencana nuklir di Batan DIY masyarakat paling tidak hanya diimbau untuk tetap berada di dalam rumah. Imbauan itu pun hanya berlaku bagi warga yang memiliki pemukiman dengan radius 200 meter dari pusat reaktor. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontaminasi udara di luar rumah yang dapat berbahaya bagi kesehatan.

Namun demikian, Susilo mengatakan, pelatihan kedaruratan bencana nuklir sendiri tetap penting diselenggarakan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan bencana yang dapat terjadi kapan saja. "Ya sebagai sarana sosialisasi juga pada masyarakat," katanya.

sumber: REPUBLIKA.CO.ID

Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI Gelar Pagelaran Budaya di Amurang

AMURANG - Suasana pesisir pantai boulevard Amurang berbeda dari biasanya. Tampak panggung utama berdiri megah dengan tenda utama dibagian tengah.

Disiang hari, suasana semakin dimeriahkan dengan aksi figura yang merupakan budaya unik warga Minahasa ketika menggelar kegiatan-kegiatan yang besar. Rupa-rupanya kegiatan tersebut merupakan bagian dari acara Pagelaran Budaya Pasca Bencana yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI bekerja sama denga Pemerintan Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan (Minsel) dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Minsel.

Tak hanya lomba figura, kegiatan yang dimulai 23 hingga 24 ini juga dirangkaikan dengan lomba goyang dodol, bintang vokalia, serta pagelaran budaya yang menampilkan sanggar-sanggar yang berada di Minsel. Wakil Bupati, Franky Wongkar membuka secara resmi yang ditandai dengan pemukulan tatengkoreng serta tambur.

Acara semakin meriah ketika malam hari, pesta rakyat ini dipenuhi dengan pertunjukkan budaya diantaranya penampilan tarian ciri khas daerah Kabasaran, musik bambu, tari-tarian, kolintang, serta aksi yang dibawakan 'tuama dan wewene' atau pemuda-pemudi Minsel.

Aksi mereka cukup menghibur ratusan penonton yang hadir. Ditambah dengan efek lampu membuat pertunjukan semakin mempesona.

Menurut Makbul, Kepala Seksi Pemulihan dan Peningkatan Sosial Budaya, Deputi Rehabilitasi dan Rekrontruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI lewat sambutan yang dibawakannya, bencana dapat memberi dampak kepada warga yang menjadi korban tak hanya dari segi ekonomi-sosial namun juga psikis dan mental.

"Pemulihan psikis dan mental dapat melalui pertunjukkan budaya. Diharapkan dengan adanya pagelaran budaya ini dapat memulihkan kondisi dan situasi yang ada pasca bencana. Terima kasih kepada warga Minsel yang berpartisipasi dalam acara ini," ujarnya.

Turut hadir, Herry Runtuwene, Sekretaris BPBD Minsel, Danny Rindengan, Sekretaris Daerah, Kapolres Minsel, Arya Perdana, pejabat sipil TNI/Polri tokoh masyarakat, tokoh agama, dan seluruh masyarakat.

sumber: TRIBUNMANADO.CO.ID

More Articles ...