logo2

ugm-logo

DKI bangun 50 kampung siaga bencana

DKI bangun 50 kampung siaga bencana

Jakarta (ANTARA News) - Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta membangun sebanyak 50 Kampung Siaga Bencana di titik rawan bencana di provinsi itu untuk membantu penyaluran bantuan kepada korban.

"Saat ini sudah siap 50 KSB yang ada di beberapa kelurahan yang menjadi titik rawan bencana banjir. KSB ini nanti menjadi tempat penampungan logistik juga mengolah dan mendistribusikannya," kata Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Tarmijo Damanik di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan Kampung Siaga Bencana berguna untuk mempercepat penyaluran bantuan kepada korban yang terkena dampak bencana.

Dia menuturkan masyarakat akan mengelola kampung siaga bencana itu secara swadaya.

Pihaknya menyalurkan bahan logistik ke KSB. Kemudian, masyarakat berperan untuk mengolah dan mendistribusikan bantuan itu sesuai dengan kebutuhan di wilayah mereka.

"Kami berikan bahan. Masyarakat berperan aktif di sana. Karena tanpa peran masyarakat, penanganan bencana seperti ini tidak akan berjalan efektif. Masyarakat yang aktif biasanya masyarakat yang tergabung dalam pilar-pilar sosial. Ada karang taruna, pekerja sosial masyarakat, tokoh masyarakat, dan seterusnya. Mereka yang membantu kita," ujar Damanik.

Sementara itu, Kepala Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana, Sahrul mengatakan KSB bisa membuat makanan cepat saji berupa 1000 bungkus nasi dalam jangka waktu empat jam untuk segera disalurkan kepada korban.

"KSB ini menurut kami cukup efektif. Karena dengan adanya KSB, apabila masyarakat terkena bencana pada siang hari, paling lama malam harinya mereka sudah dapat makan nasi bungkus. Tergantung situasi, bisa lebih cepat," ujarnya.

Dia mengatakan jumlah KSB mengalami peningkatan. Sejak dibangun pada 2014 hingga 2015, sebanyak 30 KSB telah beroperasi. Sementara, pada 2016, terjadi penambahan KSB sebanyak 20 KSB sehingga totalnya menjadi 50 KSB.

Dia menuturkan pihaknya menargetkan sebanyak 76 KSB hingga 2017 yang berada di titik-titik rawan bencana.

"Jika bencana banjir sudah menurun, KSB bisa menanggulangi bencana lainnya. Seperti bencana kebakaran dan bencana sosial seperti tawuran atau kekisruhan lainnya. KSB tetap bisa difungsikan. Karena fungsi KSB sendiri menyediakan kebutuhan dasar secepat mungkin bagi korban yang terkena dampak bencana," ujarnya.

Editor: Tasrief Tarmizi

BPBD Aceh Besar Adakan Simulasi Tsunami

JANTHO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar bekerja sama dengan International Organization Migration (IOM), Minggu (14/8) pagi mengadakan simulasi gempa bumi dan tsunami di Kecamatan Leupung, Aceh Besar. Kegiatan itu diikuti warga dari tiga desa tangguh bencana di Aceh Besar yaitu Layeun dan Pulot (Kecamatan Leupung) serta Desa Krueng Kala (Kecamatan Lhoong).

Amatan Serambi, kemarin, simulasi itu diawali dengan apel di Kompleks Masjid Al-Ikhlas Kecamatan Leupung. Kepala BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil SSos MSi bertindak sebagai upacara yang diikuti perwakilan relawan desa tangguh bencana, TNI/Polri, anggota Tagana, Basarnas, RAPI, dan beberapa elemen peduli bencana lainnya.

Ridwan Jamil antara lain menyampaikan tentang pentingnya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana alam. Sebab, menurutnya, bencana seperti tanah longsor, gempa bumi, dan tsunami selalu datang secara tiba-tiba. Jika masyarakat sudah siaga, Ridwan berharap dapat meminimalisir korban jiwa dan harta benda akibat bencana.

“Hal yang tak kalah penting adalah semua stakeholder yang terkait kebencanaan bisa melaksanakan tugas masing-masing secara maksimal. Sehingga bantuan yang diberikan kepada masyarakat dapat mengurangi korban jiwa dan harta benda,” ungkap Ridwan Jamil.

Dalam simulasi itu, tambah Ridwan, semua stakeholder yang terlibat harus bisa mengajarkan kepada masyarakat apa yang harus mereka kerjakan saat bencana datang. Sehingga warga bisa melakukan langkah-langkah penyelamatan diri secara mandiri sambil menunggu bantuan dari pihak terkait. “Dalam acara ini kita juga ingin melihat kerja sama semua stakeholder kebencanaan dalam memberi bantuan jika bencana datang,” pungkas Ridwan Jamil.

Seusai apel, acara dilanjutkan dengan simulasi bencana di kawasan Desa Layeun dan Pulot. Dalam simulasi itu, warga diajarkan cara menyelamatkan diri jika terjadi tsunami mulai dari desanya hingga ke tempat penampungan sementara yang aman.(jal)

More Articles ...