logo2

ugm-logo

Warga di DAS Bengawan Solo Bagian Hilir Diminta Waspadai Banjir

Bojonegoro- Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air (UPT PSDA) Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, meminta daerah hilir mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan, hingga Gresik meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo. Ini karena di akhir musim penghujan, volume air sungai yang berhulu di Jawa Tengah itu terus merangkak naik, dan status Bojonegoro dan sekitarnya hingga hari ini tetap Siaga I.

"Kami minta masyarakat di bagian hilir di Jatim meningkatkan kewaspadaan sebab ada kecenderungan ketinggian air Bengawan Solo terus meningkat," ujar Kasi Operasi UPT PSDA Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Mucharom yang dikonfirmasi, Selasa (3/3) sore.

Sesuai data, katanya, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro masuk siaga banjir dengan ketinggian 13,84 meter, pukul 18.00 WIB.

Menurut dia, sejak Selasa hari itu (kemarin) pukul 09.00 WIB, Bengawan Solo masuk Siaga I. Dalam waktu bersamaan, air Bengawan Solo di Babat, Laren, Plangwot, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing sudah mencapai ketinggian berubah-ubah antara 7,39 meter hingga 7,65 meter (Siaga II).

Menurut dia, meningkatnya ketinggian air Bengawan Solo di daerah hilir Jatim, disebabkan banjir di daerah Ngawi dan sekitarnya, juga hulu, Jawa Tengah. Bahkan, banjir bandang juga mulai merambah di Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro. Meskipun ketinggian air Bengawan Solo di Ngawi, saat ini sudah turun, tapi cuaca di Ponorogo, Madiun dan sekitarnya berpeluang hujan yang bisa menambah debit banjir di hilir Jatim, katanya.

Mucharom mengingatkan, pihaknya meminta daerah hilir Jatim tetap waspada, dengan mempertimbangkan curah hujan selama Februari dan awal Maret ini. Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, lanjut dia, curah hujan yang terjadi di Jawa Timur, selama Februari, berkisar 155-578 mm.

"Curah hujan selama Februari-Maret berpotensi menimbulkan banjir, sehingga kewaspadaan tetap harus dilakukan mengingat ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jatim saat ini statusnya masih siaga banjir," tandas dia.

Sementara itu menurut petugas jaga Posko UPT PSDA Wilayah Bojonegoro, Suyanto yang dikonfirmasi, Rabu (4/4) tadi pagi menyatakan, bahwa mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik, status Bengawan Solo masih siaga banjir. Namun demikian, warga masyarakat di bagian daerah aliran sungai (DAS) saja yang diminta waspada, karena volume airnya semalam cenderung menurun hingga 13,49 meter (Siaga I).

Air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, juga turun, begitu pula Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jateng, ketinggian airnya juga di bawah siaga banjir. Hanya saja, menurut dia, penurunan ketinggian air Bengawan Solo, di Tuban, Lamongan, dan Gresik, dalam waktu bersamaan masih belum terlalu tajam, hanya berkisar 1-3 centimeter per jam. Pemantauan ketinggian air, menurut Suyanto dilakukan setiap tiga jam sekali, karena Bojonegoro siaga I. Manakala di bagian hulu tidak turun hujan, maka air Bengawan Solo di hilir masih berpeluang untuk turun.

Dapur umum
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo yang dikonformasi melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sukirno, Rabu tadi pagi mengaku pihaknya sudah menyediakan berbagai kebutuhan dalam menghadapi ancaman meluapnya Bengawan Solo. BPBD, lanjut dia, sudah mendistribusikan bahan makanan mentah ke sejumlah lokasi yang menjadi titik pengungsian warga korban banjir Bengawan Solo.

Disebutkan lokasi yang sudah disediakan bahan makanan mentah, seperti beras, gula, juga lainnya, yaitu di sejumlah lokasi di Kecamatan Kota, Kanor, Trucuk, dan kecamatan lainnya. "Kalau memang luapan Bengawan Solo terus meningkat dan mengkibatkan warga mengungsi, di sejumlah lokasi bisa langsung membuka dapur umum, sebab sudah tersedia bahan makanan mentah di sana," katanya.

Ia menambahkan, sejumlah perahu karet untuk evakuasi korban banjir semuanya sudah disiagakan dan bisa berfungsi normal, termasuk persediaan sembako tersedia lebih dari cukup. Sembako beras sudah disiapkan sekitar 32 ton. Di lain pihak, ia mengaku sudah menginstruksikan petugas penanggulangan bencana di kecamatan yang daerahnya dilalui Bengawan Solo untuk bersiaga.

Ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro, Selasa (3/3) pukul 12.00 WIB mencapai 12,71 meter, meningkat dibandingkan tiga jam sebelumnya yang hanya 12,59 meter. Begitu pula, ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer, ketinggian airnya juga menunjukkan kecenderungan meningkat mencapai 26,47 meter, pukul 12.00 WIB dan tiga jam sebelumnya hanya 26,05 meter. Ketinggian air di Bojonegoro,juga Tuban, Lamongan dan Gresik, masih berpeluang terus naik, tambahnya.

Sumber:Suara Pembaruan

Lahan Pertanian di Pangkep Tiga Kali Banjir Setahun

PANGKEP - Sekitar 200 hektare lahan yang terdiri dari pertanian dan pemukiman warga yang terendam banjir di Pangkajene Kepulauan (Pangkep) sejak dua hari terakhir. Banjir yang terus menggenangi Pangkep karena luapan air sungai dan buruknya drainase. Seperti drainase di Tekolabbua, kecamatan Pangkajene.

Salah satu warga yang ditemui Tribun, Wahyu (34) mengatakan wilayahnya tersebut terendam banjir tiga kali setahun. Dan hal tersebut karena sungai Pangkejene meluap. Setiap kali luapan sungai, penambak ikan merugi puluhan juta rupiah, karena ikan dalam tambaknya pergi mengikuti banjir.

Warga mengharapkan pemerintah memperbaiki pondasi pinggir sungai dan mengeruk drainase. Karena jika pemerintah mengabaikan hal tersebut maka warga akan terus merugi. Selain merusak tambak, banjir juga merusak padi ratusan hektare yang terletak di kelurahan Jagong.

"Disini tiga kali banjir dalam setahun. Air sungai selalu meluap. Belum ada Pondasinya, sehingga kalau hujan deras banjir lagi. Penambak dan petani pasti rugi. Ikan lari semua, sedangkan padi membusuk dan rusak karena terendam banjir. Kita harap pemerintah memperhatikan wilayah kami," ujar Wahyu.

Selama dua hari ini, pemerintah belum menyalurkan bantuan ke wilayah Tekolabbua. Padahal warga sangat membutuhkannya terutama makanan dan obat-obatan. Sudah dua hari siswa Madrasah Tsanawiah dan Alia Negeri diliburkan lantaran sekolah tersebut juga terendam banjir. Semua aktivitas di dusun tersebut terhenti.

Warga juga meminta supaya supaya pemerintah membuatkan bendungan untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Bahkan secepatnya warga meminta supaya pemerintah memperbaiki pondasi dan membuat bendungan. Sebelum kerugian warga bertambah banyak.

sumber: tribun

More Articles ...