logo2

ugm-logo

Begini Skala Intensitas Gempa BMKG yang Terbaru

Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) melakukan modifikasi skala intensitas gempa. Skala dari I-V itu mulai diperkenalkan Mei 2016. Sebelumnya BMKG memakai skala intensitas gempa MMI (Modified Mercalli Intensity) dari I-XII.

Skala intensitas gempa merupakan pendekatan untuk mengukur kekuatan gempa bumi berdasarkan laporan orang yang merasakan getaran lindu. Skala MMI dibuat Giuseppe Mercalli pada 1902. “Alasan dibuat skala intensitas gempa BMKG itu untuk memudahkan masyarakat mengerti dan memahami intensitas gempa bumi sesuai kondisi di Indonesia,” kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Jumat, 6 Mei 2016.

Menurut dia, skala intensitas gempa MMI diperkenalkan di negara barat sehingga deskripsinya dikaitkan dengan bangunan di negara Eropa dan Amerika, misalnya ada cerobong asap. Meskipun MMI punya 12 skala sehingga cukup rinci, namun BMKG mengaku kesulitan menjelaskannya secara mudah kepada masyarakat. “Jepang juga memakai skala intensitas gempa sendiri dengan skala 0-7,” ujarnya.

Skala I, gempa terekam oleh alat pencatat gempa, namun getarannya tidak dirasakan atau hanya dirasakan beberapa orang saja. Skala I ditandai dengan warna putih pada peta kejadian gempa. Pada MMI, itu setara dengan skala I-II.

Skala II yang diwarnai hijau oleh BMKG, artinya gempa dirasakan oleh banyak orang tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Adapun benda-benda ringan yang digantung terlihat bergoyang, dan jendela atau kaca bergetar. Kondisinya sama seperti MMI skala III-IV.

Skala III berwarna kuning, artinya gempa menimbulkan kerusakan ringan. Bagian non struktur bangunan mengalami kerusakan ringan seperti retak rambut pada dinding, genteng bergeser ke bawah, dan sebagian berjatuhan. Skala itu seperti pada MMI skala VI.

Skala IV yang berwarna jingga atau setara MMI skala VII-VIII, menandakan banyak retakan terjadi pada dinding. Akibat gempa juga pada skala tersebut, sebagian bangunan roboh, kaca pecah, sebagian plester dinding lepas, dan hampir sebagian besar genteng bergeser ke bawah atau jatuh. Struktur bangunan juga mengalami kerusakan ringan sampai sedang.

Skala V berwarna merah yang setara MMI skala IX-XII, merupakan gempa yang menimbulkan kerusakan hebat. Sebagian besar dinding bangunan permanen roboh, struktur bangunan mengalami kerusakan berat, dan rel kereta api melengkung. “Penggagasnya Deputi Bidang Geofisika BMKG Masturyono,” kata Daryono.

ANWAR SISWADI 

sumber: TEMPO.CO

Gempa Basel Temukan TI Tower Kembali Beroperasi di Laut Kubu

BANGKA--LSM Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan (Gempa) Bangka Selatan menemukan puluhan ponton TI Tower kembali beroperasi di kawasan Pantai Kubu, Toboali, pada Sabtu (07/05/2016).

Pihak Gempa merasa larangan Pemerintah Daerah Basel terhadap aktivitas tambang di perairan Toboali tidak dipatuhi oleh para penambang.

Ketua Gempa Basel, Yudi Andrianto mengatakan dirinya melihat dengan mata kepala sendiri aktivitas TI tower di kawasan destinasi wisata daerah.

"Padahal pemerintah daerah sudah memberikan peringatan keras terhadap aktivitas tambang laut, tetapi para penambang seolah tak pernah jera dan enggan mentaati kebijakan pemerintah daerah yang sudah menetapkan Pantai Kubu sebagai kawasan pariwisata daerah," kata Yudi kepada bangkapos.com, Minggu (8/5/2016)

Menurutnya kembali beroperasinya TI tower di Pantai Kubu akan berdampak terhadap lingkungan. Untuk itu pihaknya akan terus konsisten menolak keberadaan aktivitas tambang laut di perairan Toboali.

"Sebenarnya kita dituntut untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya saja, tetapi juga kemaslahatan semua pihak. Lihatlah dampak eksploitasi secara berlebihan sudah sangat nyata terlihat. Selama ini, pemanfaatan sumber daya timah tanpa aturan dan sikap acuh manusia jelas-jelas penyebab adanya krisis lingkungan," jelasnya.

Yudi menegaskan aktivitas illegal mining sudah jelas bertentangan dengan amanat Undang Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).

"Jangan kita diamkan berlarut-larut, sebab aktivitas tambang laut sudah bertahun-tahun dengan leluasa merusak laut daerah. Apa yang kita saksikan saat ini adalah bukti ketiadaan akhlak terhadap lingkungan. Sepantasnya TI Tower harus dihilangkan, kita harus tolak tambang laut di perairan daerah," ujar Oday, panggilan akrabnya

sumber: BANGKAPOS.COM

More Articles ...