logo2

ugm-logo

Kerugian Akibat Bencana di Sukabumi Setiap Tahun Naik

SUKABUMI -- Jumlah kerugian materi akibat bencana alam di Kota Sukabumi mengalami kenaikan. Kondisi tersebut didasarkan pada data kerugian bencana selama empat tahun terakhir.

Data dari Pemkot Sukabumi menyebutkan, jumlah kerugian paling besar terjadi pada bencana kebakaran Pasar Pelita Sukabumi pada 2015 lalu. "Dampaknya pada tahun tersebut total kerugian akibat bencana alam cukup besar mencapai Rp 22 miliar," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi Hanafie Zain kepada wartawan Senin (6/6).

Namun kata dia, dalam empat tahun terakhir ini jumlah kerugian akibat bencana memang mengalami kenaikan. Fenomena ini disebabkan banyaknya kasus bencana mulai dari kebakaran, longsor, banjir, maupun angin puting beliung. Pada 2013 lalu, jumlah kerugian materil akibat bencana mencapai Rp 1,32 miliar. Selanjutnya, pada 2014 jumlah kerugian akibat bencana naik menjadi Rp 2.51 miliar dan pada 2015 mencapai Rp 22,8 miliar.

Terakhir, pada triwulan pertama 2016 ini jumlah kerugian bencana telah mencapai Rp 741,5 juta. Besaran kerugian tersebut bersumber dari sebanyak 57 kasus bencana. Dikatakan Hanafie, tingginya jumlah kerugian materiil ini menunjukkan besarnya potensi bencana di Sukabumi. Sehingga masyarakat di daerah rawan bencana harus mewaspadai ancman bencana untuk menghindari korban jiwa maupun kerugian materiil.

Kepala Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Asep Suhendrawan menambahkan, upaya mewaspadai terjadinya bencana harus terus digalakan. Targetnya, jumlah kerugian materi maupun potensi korban jiwa bisa ditekan.

sumber: REPUBLIKA.CO.ID

Waspadai Bencana, BPBD Siaga Selama Ramadan

LEBAK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memberlakukan siaga selama Ramadan guna mengurangi resiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.

"Kami tetap mewaspadai bencana alam, seperti kebakaran, longsor, dan banjir," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi di Lebak, Senin (6/6/2016).

Selama ini, cuaca buruk masih melanda wilayah Kabupaten Lebak dan berpeluang terjadi bencana alam. Cuaca buruk tersebut dengan kapasitas curah hujan ringan dan sedang disertai angin kencang. Frekuensi curah hujan itu berlangsung antara 1,5 sampai 3 jam dan terjadi pagi, siang, dan malam hari.

Curah hujan tersebut, katanya, bisa menimbulkan banjir dan longsor. Terjadang cuaca kemarau sehingga rawan terjadi kebakaran permukiman. Bahkan, selama dua hari terakhir ini jumlah kebakaran hingga menghanguskan 20 kontrakan dan delapan kamar pondok pesantren.

"Kami memberlakukan siaga itu karena peluang bencana cukup berpotensi akibat cuaca buruk itu," katanya.

Menurut dia, saat ini petugas dan relawan tangguh memberlakukan piket di Posko Utama BPBD dengan cara bergantian sekitar 10 orang per harinya. Selain itu juga mereka dilengkapi persedian peralatan evakuasi, seperti logistik, termasuk obat-obatan agar para korban bencana dapat ditangani dengan baik.

Peralatan kebencanaan itu antara lain perahu motor,mesin gergaji, pelampung, tenda, kendaraan operasional juga mobil dapur. Selain itu juga berkoordinasi dengan TNI, Polri, Tagana, PMI, Dinas Bina Marga, Dinas Kesehatan, Orari, Pers, aparat kecamatan dan masyarakat.

More Articles ...