logo2

ugm-logo

BMKG: Kecepatan Angin di Jakarta Tiga Kali Kecepatan Normal

BMKG: Kecepatan Angin di Jakarta Tiga Kali Kecepatan Normal

Jakarta - Pelapis gedung Setjen DPR di Senayan rontok akibat angin kencang yang melanda kawasan itu. BMKG mengatakan kecepatan angin di Jakarta hari ini lebih cepat tiga kali kecepatan normal.

"Memang cukup kencang anginnya, pengamatan di Cengkareng mencapai 30 km/jam, padahal normalnya hanya sekitar 10 km/jam," kata Agie Wandala, prakirawan BMKG, kepada detikcom, Jumat (24/4/2015).

Agie mengatakan, pada pos pengamatan Pondok Betung kecepatan angin mencapai 40 km/jam. Kecepatan angin yang cukup tinggi ini disebabkan ada daerah bertekanan rendah (low pressure) di sekitar selatan Jawa.

"Angin yang cukup kencang juga akan terjadi di bagian pesisir selatan Jawa," katanya.

Selain angin kencang suhu di Jakarta juga cukup sejuk. Suhu udara siang ini tercatat 29 derajat Celcius. Padahal normalnya suhu Jakarta pada siang hari bisa mencapai 33 derajat Celcius.

sumber: detik.com

Peneliti Eropa Ungkap Akan Segera Terjadi Bencana Besar di Bumi

Peneliti Eropa telah mengingatkan bahwa “musibah ekstrem” akan menyebabkan kerusakan luar biasa di Bumi dengan segera.

Para ilmuwan tersebut telah mengaitkannya dengan pelbagai kompleksitas masyarakat modern yang bisa memunculkan bahaya, salah satunya adalah letusan gunung berapi secara serentak pada 2100.

Apakah umat manusia akan musnah pada 2100 itu?

Klaim yang dibuat oleh para peneliti di European Science Foundation mengungkapkan, meskipun langka, tapi bahayanya memiliki dampak tinggi; ia menimbulkan ancaman serius bagi peradaban manusia.

Para peneliti menambahkan dengan mengatakan, bahaya ekstrem itu sering tidak termasuk dalam manajemen risiko bencana alam, karena ini, ledakan gunung api masif dan serentak, masih dianggap sebagai peristiwa yang jarang terjadi.

Selain itu, masyarakat modern saat ini, terlihat kurang tanggap dalam mengantisipasi bahaya yang bisa datang kapan pun ini.

Sebuah makalah berjudul “Extreme Geohazards: Reducing the Disaster Risk and Increasing Resilience” telah disusun bersama-sama oleh Group on Earth Observations (GEO), Geohazard Community of Practice (GHCP), dan European Science Foundation (ESF).

sumber: TRIBUN-TIMUR.COM

More Articles ...