logo2

ugm-logo

Gempa Nepal, Tinggal Enam WNI yang Belum Ditemukan

Gempa Nepal, Tinggal Enam WNI yang Belum Ditemukan

Jakarta - Enam orang warga negara Indonesia (WNI) masih belum ditemukan di Nepal setelah gempa melanda negara itu pada Sabtu, 25 April 2015 lalu. "Pencarian WNI yang berada di Nepal masih dilakukan oleh Tim Indonesia Peduli Nepal," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Ahad, 3 Mei 2015 pagi.

WNI yang melakukan kunjungan di Nepal sebanyak 66 orang. Sebanyak 23 orang telah diketahui dalam keadaan baik, sedangkan 38 orang sudah berada diluar Nepal.

Adapun para WNI, baik yang menetap di Nepal maupun pengunjung saat terjadi gempa di Nepal berdasarkan laporan Tim Indonesia Peduli Nepal, adalah Diah Ismaya Sandrasari,
Winarti Karyono, Samini, Evi Nurlaila Ana, Fitri Rosdiana BT Rusdi Jumiah, Aprieri Dwi Sagita Putri, Maya Apriyani, Ariani Hasanah Soejoti, Wayan Sudarmiati Kushle, Maria E. Putuhena, Purwanti, Ni Komang Widiasih, Raina Salim Mukhsin, Hatoun Ahmed Abelhay, Ahmed Muhammed Albehay, Painah, Desti Rachmawati, Natasha Rai, Maryatun Tomang, Tri Wahyuni, Freddy Lawrens Halomoan Hutabarat (berada di Jakarta), Grace Liasta Tarigan (berada di Jakarta), Ni Putu Purniawati (berada di Dubai), Ari Isyanawati, Toyibah, Anita Huet, Sofiya Buni/Buniati, Ziana Gurung, Kristina Binti Sukardi, dan Maryati.

Sebanyak 23 WNI yang berkunjung dan telah dapat dihubungi dalam keadaan baik adalah Tessy Ananditya, Sapta Hudaya, Nuri Arunbiati, Ong Kim Han, Yanti, Cecilia Enny, dr Meinardi Mastur, dr Ahmad Novel, dr Prabudi, dr Eko Prasetyo, Kusumorini Susanto, Ayomi Amindoni, Erikodiony Ariessa Wahyudi, Tjerah Leonardo, Lily Leonardo, Oliver Hancock,.Familia Novita, Rainul Pria, seorang teman dari Rainul Pria, Al Safari, Ananda Paulina Laslani Gharti, Ahza Gharti B, dan Cheryl Winnie Kwandy.

Di lain pihak, lima WNI yang sedang berkunjung serta belum dapat dihubungi adalah Alma Parahita (koordinat diketahui, tapi belum dapat dikontak), Kadek Andana (koordinat diketahui, tapi belum dapat dikontak), Jeroen Hehuwat (koordinat diketahui, tapi belum dapat dikontak), Dewi Pancaringtyas Asih, Meliana Tamo Ina, serta Parsiah Majudi. Semuanya belum bisa dihubungi.

Adapun 38 WNI yang berkunjung dan sudah berada di luar Nepal, termasuk di Jakarta, adalah Yospina Opang, Gama Imamy Gunadi, Lewis Cassidy, Hafid Zulkarnaen, Hendry Renaldo, Rudianto Utomo, Dhimas Anggakara, Fadli Andrian, Ardyan Hafizh, Sutansyah Marahakim, Yulia Suparti, Gregorius Endrianto, Martin Dody Kumoro, Nuryadi Budianto, Nike, Indra, Lucia Nancy, Agustina Soleh, Virgo Dirgantara, Handri Ramdhani, Nicko Ronny, Dewi Wirawan, Acah.

WNI yang kini berada di Bandung adalah Muhammad Insan Kamil, sedangkan lima orang di Pekan Baru adalah Pramudyana Agus Harlianto, Aryuni Masudah, Rauf Abror Pramudyana, Rais Hafidz Pramudyana, dan Dzakiyya Amira Pramudyana.

Lainnya di Medan: Ahmad Taufan Damanik, Esther Indriani, Laura Andriani Hukom, Veronica Dhiana Anggraeni, Emmy Lucy Smith. Di Singapura, Vicky Ardianto. Bali, Ni Luh Putu Sri Purna Widari. Samarinda, Mokhammad Fadlie, dan dari Yogyakarta Mohamad Eko Prayogo.

WNI yang sudah berada di Posko Pencarian dan Evakuasi WNI di Nepal adalah Cecilia Enny Yashita Aprijanti, dr. Meinard Mastoer, dr. Achmad Novel, dr. Prabudi, dr. Eko Prasetyo, Virgo Dirgantara, Handri Ramdhani, Nicko Ronny Gardano, Ayomi Amindoni, Tessy Ananditya, Sapta Hudaya, Oliver Hancock, Familia Novita

Rencana WNI akan dievakuasi pada Selasa, 5 Mei 2015 lusa menumpang pesawat Boeing 737 TNI AU dari Nepal ke Halim Perdanakusumah Jakarta.

sumber: tempo

SUPRIYANTHO KHAFID

Gempa Nepal, 1.000 Warga Eropa Dinyatakan Hilang

Gempa Nepal, 1.000 Warga Eropa Dinyatakan Hilang

Kathmandu– Sekitar seribu orang dari negara-negara Uni Eropa hilang akibat gempa berkekuatan 7,8 skala Richter menerjang Nepal pada Sabtu, 25 April 2015. Sedangkan 12 orang dari Uni Eropa dipastikan tewas.

"Kami tidak tahu ada di mana mereka atau apa yang terjadi pada mereka," kata Duta Besar Uni Eropa Renjse Teerink kepada wartawan, seperti dikutip, Jumat, 1 Mei.

Rensje menambahkan, kebanyakan dari mereka yang hilang atau tewas adalah turis di wilayah Langtang dan Lukla. Gempa dahsyat di Nepal pekan lalu menewaskan lebih dari 6.000 orang.

Langtang adalah kawasan pemanjatan di Kathmandu utara yang terkena longsoran salju dan tanah yang hebat. Sedangkan Lukla adalah titik pendakian bagi para pendaki ke base camp puncak Everest. Nepal adalah tujuan pendakian terkenal bagi pendaki dan pemanjat tebing.

Tim penyelamat berjuang mencapai daerah-daerah terpencil di negara berpegunungan yang populer di kalangan pendaki untuk mencari penyintas. Sedangkan para turis dan warga setempat berkelahi untuk bisa diungsikan lewat udara ke tempat aman.

Para diplomat kesulitan menemukan jejak warga mereka yang hilang karena banyak backpacker tidak mendaftarkan diri ke kedutaan besar mereka begitu tiba di Nepal.

sumber: TEMPO.CO

More Articles ...