logo2

ugm-logo

Hasil ekspedisi MIRAGE untuk konsep mitigasi bencana

Hasil ekspedisi MIRAGE untuk konsep mitigasi bencana

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain menyebut hasil ekspedisi "Marine Investigation of the Rupture Anatomy of the 2012 Great Earthquake" (MIRAGE) dapat menjadi dasar menyusun konsep mitigasi bencana.

"Ada dua misi besar dari ekspedisi tersebut, pertama misi ilmiah untuk iptek dan pemikiran konsep mitigasi bencana agar benar-benar bisa mengurangi risiko," kata Kepala LIPI dalam peluncuran Ekspedisi Mirage di Jakarta, Rabu.

Misi kedua dari ekspedisi yang dilakukan bersama Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP) Prancis dan Earth Observatory of Singapore (EOS) Singapura untuk meneliti sumber gempa sesar mendatar di Cekungan Wharton, Samudera Hindia, yang terjadi pada 2012 tersebut adalah sebagai wahana peningkatan kapasitas.

"Dari pengetahuan baru yang akan kita peroleh dari ekspedisi ini, diharapkan meningkatkan strategi mitigasi bencana kita. Selain itu, hasil penelitian akan memperbaharui kembali peta gempa nasional dengan memperhitungkan sumber gempa bumi yang belum diperkirakan sebelumnya," ujar dia.

Ekspedisi penelitian bersama kali ini akan dilakukan selama sebulan, dari 1 hingga 30 Juli 2016. Kapal Riset R/V Marion Dufresne akan bertolak dari Kolombo menuju Cekungan Wharton, Samudera Hindia, guna memetakan secara detil struktur, anatomi, dan mekanisme patahan penyebab gempa pada 11 April 2012 di lepas pantai sebelah Barat Sumatera.

Peserta ekspedisi melibatkan sembilan orang peneliti dari LIPI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Informasi Geospasial (BIG), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL), Universitas Hasanuddin, dan Universitas Padjadjaran dengan didukung oleh Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya serta Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI).

Sedangkan, peneliti asing yang terlibat sejumlah 21 orang dari Singapura, Prancis, Myanmar, Korea Selatan, dan India.

Selama ekspedisi, diselenggarakan pula pelatihan atau floating summer school yang dikenal sebagai "the 1st ASEAN, IOC WESTPAC Indian Ocean Floating Summer School on Marine Geoscience and Geohazard". Pelatihan ini ditujukan bagi para peneliti muda dan mahasiswa dari perwakilan negara ASEAN dan IOC Westpac (Komisi Oseanografi Internasional Pasific Barat) dalam bidang riset geosains kelautan untuk mitigasi bencana.

"Harapannya ada lanjutkan kolaborasi intens antar negara setelah ekspedisi ini, ujar dia.

Editor: Ruslan Burhani

sumber: antara

Bromo Keluarkan Asap Tebal, BNPB: Aman dan Bisa Jadi Wisata yang Menarik!

Bromo Keluarkan Asap Tebal, BNPB: Aman dan Bisa Jadi Wisata yang Menarik!

Jakarta - Asap tebal masih terus keluar dari aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggi, Jawa Timur. Aktivitas gunung yang masih cukup tinggi itu tidak membuat pengelola menutup akses wisata ke gunung Bromo.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hal tersebut bagus untuk menambah wawasan dalam memahami gunung api. "Pariwisata Gunung Bromo tetap dibuka untuk umum. Kondisi aman untuk wisatawan kecuali di dalam radius 1 km dari puncak kawah," kata Sutopo dalam keterangan tertulis Rabu (29/6/2016).

"Masyarakat tidak perlu takut atau khawatir dengan kondisi aktivitas vulkanik Gunung Bromo saat ini. Justru adanya erupsi kecil menjadikan wisata yang menarik untuk masyarakat memahami gunung api," imbuhnya.

Sutopo memprediksi gunung Bromo akan menjadi salah satu destinasi wisata mengisi libur lebaran mendatang. Dia memastikan kawasan tersebut akan aman dikunjungi masyarakat.

"Seringkali asap ini disertai abu vulkanik tipis hingga di permukaan sesuai arah angin yang menerbangkannya. Status masih Waspada (level II). Diperkirakan kondisi ini masih akan berlangsung lama," papar Sutopo.
(bag/bag)

More Articles ...