logo2

ugm-logo

Antisipasi Bencana, Pemprov DKI Jakarta Siapkan Sejumlah Sarana dan Prasarana

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan sejumlah sarana prasarana sebagai antisipasi bencana hidrometeorologi.

Dilansir dari laman resmi Pemprov DKI Jakarta, Rabu (9/11/2022), antisipasi ini menyusul adanya informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa pada November 2022-Februari 2023 soal potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

"Pada periode tersebut, kita harus siap dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang di Jakarta dan sekitarnya," ucap Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dalam Apel Kesiapsiagaan Nasional Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2022-2023 di DKI Jakarta.

Sejumlah sarana dan prasarana yang disiapkan tersebut berasal dari berbagai kementerian dan lembaga.

Tercatat Pemprov DKI Jakarta memiliki 132 mobil penanganan bencana, 24 sepeda motor, 103 perahu, dan 24 tenda.

Dalam kesempatan tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menampilkan peralatan seperti perahu amfibi, perahu karet, helikopter, kendaraan penanganan bencana yang disiapkan.

Selain itu, ada Kementerian Sosial (Kemensos) yang menampilkan peralatan yakni tenda, peralatan komunikasi, serta kendaraan penanganan bencana.

Ada Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan kendaraan operasional serta peralatan penanganan bencana yang dimiliki.

Sedangkan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menggelar peralatan penanggulangan bencana berupa mobil SAR, mobil DVI, dan K9.

Ditampilkan pula peralatan dari berbagai lembaga seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Badan Search dan Rescue Nasional (Basarnas), hingga BMKG yang menampilkan mobil pemantau cuaca.

"Ini (apel) merupakan kolaborasi Pemprov DKI Jakarta, Kemenko PMK, BNPB, serta berbagai lembaga penggiat kemanusiaan lainnya," tutur Heru.

Biopori Bisa Jadi Upaya Mitigasi Banjir di Daerah Hilir

JAKARTA, DAKTA.COM -- Pakar hidrologi dan sumber daya air dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Yanto mengatakan pembuatan lubang resapan atau biopori bisa jadi salah satu upaya mitigasi banjir di daerah hilir.

"Membuat lubang resapan atau biopori merupakan salah satu contoh upaya mitigasi banjir di wilayah hilir," kata Yanto, Ph.D. dihubungi dari Jakarta, Senin (31/11/2022).

Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Unsoed tersebut menjelaskan bahwa pembuatan biopori sangat efektif untuk mengurangi limpasan langsung ke sungai dan mengurangi tutupan lahan yang bersifat kedap.

Dikatakan pula bahwa sejumlah upaya lain untuk mitigasi banjir di wilayah hilir yang dapat diterapkan.Upaya mitigasi banjir di daerah hilir yang dapat diterapkan, antara lain, pengerukan sungai secara berkala untuk menjaga kapasitas pengaliran badan sungai.

Selain itu, pengelolaan sampah yang baik untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada sistem drainase serta menjaga tutupan vegetasi pada porsi tertentu.

Sementara itu, beberapa contoh upaya mitigasi banjir di wilayah hulu yang dapat diterapkan, antara lain, penerapan rencana tata ruang dan wilayah.

Di samping itu, kata dia, penyesuaian jenis tanaman untuk tiap-tiap perubahan topografi lahan, penerapan cara pengolahan dengan model terasering untuk lahan yang miring, dan pembangunan bendung-bendung penahan banjir.

Yanto menegaskan bahwa persoalan banjir selalu melibatkan dua wilayah yakni wilayah hulu yang merupakan sumber air dan wilayah hilir sebagai penerima.

"Faktor dominan tiap-tiap wilayah bersifat unik. Di sebagian wilayahfaktor hulu lebih dominan, sementaradi sebagian yang lain faktor hilir lebih dominan," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, jika bencana banjir pada suatu wilayah cukup sering terjadi, kemungkinan besar penyebabnya adalah kombinasi faktor hulu dan hilir.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Letjen TNI Purn. Sudirman menekankan pentingnya penguatan program mitigasi bencana menyusul peningkatan intensitas curah hujan di sejumlah wilayah.

Disebutkan bahwa program mitigasi dimaksud, antara lain, dengan pemasangan alat deteksi dini bencana di sejumlah lokasi yang rawan bencana alam.

More Articles ...