logo2

ugm-logo

Kerap Banjir dan Longsor, BNPB Ingatkan Jaga Ekosistem di Perbukitan Garut

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyampaikan kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Garut sepanjang tahun 2022 telah mengakibatkan 19.546 jiwa terdampak dan 1.239 jiwa mengungsi.

Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor merupakan jenis bencana langganan yang kerap terjadi di Kabupaten Garut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bencana alam yang mengakibatkan korban jiwa paling tinggi terjadi pada tahun 2016.

"Dan itu kejadian bencana yang mengakibatkan kalau tingginya korban jiwa di tahun 2016 itu adalah tanah longsor 34 jiwa meninggal, 19 jiwa hilang, dan 6.361 jiwa mengungsi," papar Aam saat konferensi pers secara daring, Senin (25/7/2022).

Menurut Aam, sering terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Garut disebebkan oleh beberapa faktor. Salah satunya faktor geografis yang banyak dikelilingi oleh perbukitan, dengan tingkat kecuraman yang tinggi.

Sehingga, guna mengurangi resiko bencana, Aam mengimbau kepada pemerintah setempat dan masyarakat untuk bersama menjaga ekosistem di daerah perbukitan tersebut dengan baik.

"Maka poin penting kita di sini ekosistem di daerah perbukitan yang harus kita jaga dengan baik supaya daerah resapan air di hulu dan daerah aliran sungai yang terkonservasi dengan baik bisa mengurangi resiko bencana banjir," tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, faktor cuaca juga sangat berpengaruh. Berdasarkan informasi curah hujan satu hari sebelum terjadinya bencana banjir pada Jumat (15/7/2022) lalu, curah hujan di Kabupaten Garut sangat tinggi, sehingga mengakibatkan debit air di hulu tidak tertampung dan menyebabkan banjir dan tanah longsor.

"Jadi kita lihat di sini memang curah hujan di Garut tanggal 14 Juli, 15 Juli itu sangat tinggi, mencapai 100 mm dalam 24 jam, 100 mm dalam 24 jam itu sangat tinggi," tukasnya.

Percepat Tangani Bencana, BPBD Klaten Luncurkan Penamas

KLATEN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten meluncurkan sistem aplikasi berbasis web, Pelaporan Bencana Masyarakat (Penamas). Aplikasi yang dapat diakses melalui bit.ly/pena-mas tersebut memudahkan masyarakat untuk melaporkan kejadian bencana yang berada di wilayah Kabupaten Klaten, sehingga mempercepat penanganan bencana.

“Penamas pelaporan bencana masyarakat dapat menggunakan HP (gawai) dan dapat mempercepat langkah evakuasi tim BPBD. Sehingga meminimalisasi terjadinya banyak korban dari bencana,” ujar Bupati Klaten Sri Mulyani saat peluncuran aplikasi.

Sri Mulyani mengatakan, aplikasi Penamas sangat bermanfaat, terlebih Kabupaten Klaten sesuai letak geografisnya merupakan daerah rawan bencana.

“Penamas dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat Kabupaten Klaten untuk memberikan pelaporan bencana di manapun mereka berada. Untuk segera ditindaklanjuti penanganannya maupun memberikan bantuan logisitik, sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan kualitas dan kecepatannya,” jelas Sri Mulyani.

Sementara Kepala BPBD Klaten Sri Winoto menyampaikan, aplikasi Penamas dapat memberikan kemudahan tidak hanya bagi masyarakat Klaten, tetapi masyarakat luas yang saat terjadi bencana berada di wilayah Klaten.

“Saat masyarakat mengetahui ada bencana, dapat secara langsung saat kejadian (realtime) mengakses aplikasi berbasis web Penamas . Sehingga dengan adanya laporan masuk, maka akan direspon cepat oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD,” ujarnya.

Adapun bencana yang dapat dilaporkan antara lain bencana angin ribut, banjir, tanggul jebol, gempa bumi, tanah longsor, dan lainnya.

“Dengan mudahnya aplikasi Penamas, Harapan kami (BPBD) secepatnya merespon dan menangani bencana. Hal ini juga sebagai upaya kami dalam mewujudkan peningkatan pelayanan publik,” pungkasnya.

Secara daring, Deputi Bidang Pencegahan Pusat Badan Nasinonal Pengendalian Bencana (BNPB), Prashinta Dewi menyampaikan apresiasi kepada Kabupaten Klaten atas peluncuran aplikasi Penamas berbasis web.

“Aplikasi ini diharapkan bisa menjadi andalan dalam pelayanan saat ada bencana dan sebagai sarana edukasi kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat,” ujarnya.

Prashinta berharap, masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik aplikasi tersebut untuk memberikan informasi laporan kejadian bencana.

More Articles ...