logo2

ugm-logo

BNPB Pastikan Penanganan Bencana di Garut Berjalan Optimal

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengunjungi sejumlah wilayah terdampak bencana di Kabupaten Garut, Selasa (19/7/2022). Melalui kunjungan itu, ia ingin memastikan penanganan bencana di daerah itu berjalan optimal. 

"Saya datang ke sini atas perintah Bapak Presiden untuk memastikan tahap penanganan bencana, khususnya pada masa tanggap darurat bencana, ini bisa berhalan lancar, tertib, dan sebagaimana mestinya," kata dia di Kabupaten Garut, Selasa.

Menurut dia, saat ini kondisi wilayah yang sempat diterjang bencanabanjir bandang pada Jumat (15/7/2022), sudah tak lagi digenangi air. Warga yang terdampak juga telah membersihkan rumahnya masing-masing.

Suharyanto menyebutkan, tak ada korban jiwa akibat bencana yang terjadi di Kabupaten Garut. Adapun adanya satu orang yang meninggal dunia, menurut dia, itu karena sakit stroke, bukan karena langsung terdampak bencana.

Kendati demikian, bencana itu membuat sejumlah infrasktuktur rusak, termasuk rumah warga. Berdasarkan data resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut per 18 Juli 2022, bencana yang terjadi pada Jumat malam itu berdampak terhadap 4.328 unit rumah, 17 unit fasilitas pendidikan, 36 unit fasilitas ibadah, tiga unit fasilitas kesehatan, 33 unit fasilitas umum, 23 unit kantor pemerintahan, 81 unit kios, 10.103 meter TPT, 43 unit jembatan, 14.241 meter jalan, 4 juta meter persegi lahan pertanian atau kebun, 5 hektare hutan, 225 unit peternakan, 17 ribu hektare kolam, dan 77 unit konstruksi irigasi.

"Kami akan melakukan penanganan," kata Suharyanto. 

Ia mengatakan, Pemkab Garut telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari. Selama masa tanggap darurat bencana, kebutuhan pengungsi dan masyarakat terdampak dipastikan akan terpenuhi.

"Keselamatan masyarakat terdampak akan jadi prioritas utama," kata dia.

Setelah masa tanggap darurat bencana berakhir, pihaknya akan melakukan kajian terkait kebutuhan yang masih diperlukan warga. Pemerintah setempat dibantu aparat TNI dan Polri disebur akan melakukan langkah pascabencana hingga tuntas.

Sebelumnya, bencana banjir bandang dan longsor terjadi di 14 kecamatan yang berada di Kabupaten Garut pada Jumat malam. Berdasarkan data terkahir, terdapat 6.314 KK atau 19.546 jiwa terdampak dan 242 KK atau 785 jiwa mengungsi akibat bencana tersebut.

Bos BNPB Terus Gaungkan Mitigasi Bencana Berbasis Ekosistem

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengungkapan sederet permasalahan yang memicu bencana hidrometereologi basah berupa banjir, longsor, dan cuaca ekstrem. Hal itu diungkapkan Suharyanto dalam Green Economic Forum CNBC Indonesia, Senin (27/6/2022).

"Ada tiga hal, yaitu alih fungsi lahan, urbanisasi, dan kegiatan ilegal," ujarnya.

Menurut Suharyanto, BNPB mengedepankan solusi berbasis ekosistem alam dalam konteks ekonomi hijau. Dalam upaya mitigasi bencana, green economy mendorong peningkatan kualitas manusia dalam jangka panjang tanpa mengurangi daya dukung lingkungan untuk mengurangi potensi bencana.


"Konsep ini selaras dengan mitigasi bencana berbasis ekosistem misalnya penanaman vegetasi di kawasan longsor," kata Suharyanto.

Dia menambahkan, vegetasi yang ditanam pun bernilai ekonomis.

"BNPB akan terus menggaungkan konsep mitigasi berbasis ekosistem ini sebagai solusi mitigasi bencana hidrometeorologi basah," ujar Suharyanto.

More Articles ...