logo2

ugm-logo

Peran Kearifan Lokal Sangat Penting Dalam Mitigasi Bencana

Merdeka.com - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Dr Indra Permanajati menekankan pentingnya pemanfaatan kearifan lokal dalam upaya mitigasi bencana. Dia mengemukakan bahwa penguatan mitigasi bisa dilakukan dengan meningkatkan kapasitas komunitas dalam menghadapi potensi bencana melalui pembentukan desa tangguh bencana.

Koordinator Bidang Bencana Geologi Pusat Mitigasi Universitas Jenderal Soedirman tersebut mengatakan, program desa tangguh bencana akan mendorong desa atau kelurahan meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana.

Menurut dia, program desa tangguh bencana mencakup pembentukan relawan penanggulangan bencana berbasis komunitas serta penyusunan rencana aksi komunitas untuk mengurangi risiko bencana.

"Keberadaan relawan penanggulangan bencana di suatu desa menjadi salah satu indikator program desa tangguh sehingga pengembangan jumlah dan mutu relawan merupakan hal yang sangat penting," katanya, dilansir Antara, Senin (24/1).

"Selain itu, guna mendukung desa tangguh bencana diperlukan sistem peringatan dini berbasis masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam program pengurangan risiko bencana," ia menambahkan.

Menurut dia, pemerintah daerah bisa memperkuat kemampuan mitigasi dengan menjadikan program pembentukan desa tangguh bencana sebagai prioritas.

"Tahun 2022 ini perlu menjadi program prioritas, terutama pada wilayah-wilayah yang rawan bencana," katanya.

"Dengan demikian diharapkan akan dapat memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan jika suatu saat terdapat kejadian bencana," katanya. [eko]

Pemkot Semarang Diingatkan Pentingnya Mitigasi dan Sosialisasi Kerawanan Bencana

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah, perlu melakukan mitigasi bencana dan menyosialisasikan secara masif kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di kawasan rawan bencana.

Langkah ini penting dilakukan guna mengantisipasi dan meminimalkan jatuhnya korban jiwa, sebagai dampak terjadinya bencana alam di sejumlah wilayah di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini.

“Upaya-upaya mitigasi harus diperkuat, agar jatuhnya korban jiwa akibat bencana dapat diminimalkan,” ungkap Ketua Pengurus Cabang (PC) Satria Kota Semarang, Rahyan Dhani Rahardian, di sela penyerahan bantuan kepada korban tanah longsor di Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Kamis (27/1/2022).

Menurutnya, Kota Semarang yang memiliki karakteristik permukiman di wilayah pesisir dan perbukitan, cukup rentan terhadap risiko bencana alam, terutama saat curah hujan meningkat dengan tajam. Dengan kondisi geografis tersebut, maka wilayah itu memiliki berbagai potensi bencana cukup besar.

Khususnya bencana alam banjir, tanah longsor, serta angin puting beliung. “Maka mitigasi dan sosialisasi pencegahan merupakan langkah penting yang mesti dilakukan agar kerawanan bencana dapat diantisipasi dengan baik oleh warga maupun seluruh stakeholder kebencanaan,” jelasnya.

Mitigasi, lanjut Rahyan, penting guna memetakan titik-titik atau kawasan mana saja yang berpotensi terhadap terjadinya bencana alam berdasarkan karakteristik wilayah serta lingkungannya. Termasuk apa saja yang harus dilakukan manakala gejala atau tanda-tanda alam (cuaca) akan memperbesar risiko ancaman bencana alam. “Data-data mitigasi tersebut juga harus diperbarui agar masyarakat semakin tanggap,” katanya.

Setelah itu, tambahnya, juga ada upaya-upaya untuk pencegahan, mekanisme penanganan darurat, hingga proses evakuasi. “Sehingga kasus jatuhnya korban jiwa seperti bencana longsor di lingkungan RT 05/RW 11 Delikrejo, Kelurahan Tandang, tidak terulang kembali,” tegasnya.   

Sedangkan langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah pembuatan atau renovasi talud yang dirasa sudah semakin membahayakan masyarakat. Kemudian juga dengan upaya pengecekan rutin pada wilayah yang rawan bencana. Dalam hal pengawasan tersebut, upaya pengecekan kawasan rawan dapat melibatkan warga di lingkungan setempat.

“Di samping sebagai upaya mitigasi, langkah itu sekaligus sebagai upaya edukasi kepada masyarakat terkait dengan potensi bencana di wilayah masing-masing, berikut cara-cara pencegahannya,” lanjut Rahyan.

Pada kesempatan ini, sejumlah pengurus organisasi sayap Partai Gerindra Kota Semarang tersebut menyerahkan bantuan kebutuhan bahan pokok serta santunan kepada warga terdampak bencana longsor. Seperti diketahui, dalam musibah tanah longsor di lingkungan Delikrejo, Rabu (19/1) lalu, mengakibatkan Andika Dewa Pratama (16) meninggal dunia dalam perawatan medis di rumah sakit.

Sebelumnya remaja ini harus dievakuasi dari bawah reruntuhan material longsor yang menimpa rumahnya. Selain korban jiwa, musibah ini juga mengakibatkan kerusakan rumah warga, masing-masing rumah milik Winarno, Widodo, dan Salmi yang disewa Yuliani.

More Articles ...