logo2

ugm-logo

Prosedur Mitigasi Bencana Alam: Penerapan dan Tujuan

KOMPAS.com – Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam, mengganggu, dan merugikan kehidupan serta penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam maupun nonalam.

Bencana dianggap mengancam kehidupan manusia karena dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kehilangan harta benda, dan dampak psikologis.

Berdasarkan faktor penyebabnya, bencana alam dibagi menjadi tiga, yakni bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

Di Indonesia, terjadinya bencana alam kerap disebabkan oleh tiga hal, yaitu posisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudera, posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia; Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik, serta kondisi permukaan wilayah Indonesia yang beragam.

Melihat kondisi wilayah Indonesia, menerapkan prosedur mitigasi bencana alam penting dilakukan sebagai langkah antisipasi.

Adapun tujuan dari kegiatan mitigasi bencana yang paling utama adalah untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana.

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

Dilansir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar, tujuan mitigasi bencana adalah:

1. Meminimalisasi dampak yang ditimbulkan, khususnya bagi masyarakat

2. Sebagai landasan atau pedoman untuk perencanaan pembangunan

3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak atau risiko bencana sehingga masyarakat dapat menjalankan aktivitas dengan aman

Untuk mencapai tujuan tersebut, mitigasi bencana alam dilakukan dalam bentuk beberapa kegiatan, yakni sebagai berikut:

1. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana

2. Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana

3. Pengembangan budaya sadar bencana

4. Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana

5. Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana

6. Pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam

7. Pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi

8. Pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup

Contoh penerapan mitigasi bencana alam untuk gempa bumi adalah mendirikan bangunan sesuai aturan baku untuk bangunan tahan gempa dan mengenali lokasi bangunan tempat tinggal.

Selain itu, menyiapkan perlengkapan seperti tas siaga bencana, mencatat nomor telepon penting, mengenali jalur evakuasi di wilayah tempat tinggal, dan mengikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana alam adalah bentuk-bentuk penerapan mitigasi bencana.

Kepemimpinan Indonesia Hadapi Perluasan Risiko Bencana Diungkap dalam Forum UNESCAP

BANGKOK - Kepemimpinan Indonesia dalam menghadapi perluasan lanskap risiko bencana dilakukan melalui strategi penguatan komitmen politik, pengurangan risiko bencana berbasis komunitas, peningkatan literasi kebencanaan dan implementasi kebijakan yang adaptif dalam situasi pandemi COVID-19.

Pernyataan itu diungkapkan Ketua Delegasi Indonesia, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Ganip Warsito dalam pertemuan 7th Session of the Committee on Disaster Risk Reduction (CDRR-7), UNESCAP, yang telah berlangsung secara virtual pada 25-27 Agustus 2021.

Dalam rangkaian pertemuan CDRR-7 tersebut, Kepala BNPB turut berpartisipasi sebagai salah satu Eminent Speakers dalam side-event “Regional Conversation Series 2021: Ministerial Panel on Disaster, Climate and Health Resilience”.

Dia menekankan kembali adanya kontribusi aktif Indonesia dalam memperkuat kapasitas regional dan global guna mempersiapkan adanya risiko bencana baru.

Sebagai salah satu negara unggul dan berpengalaman dalam isu pengelolaan penanggulanan bencana di Kawasan Asia Pasifik, Duta Besar RI Bangkok merangkap Wakil Tetap RI untuk ESCAP, Rachmat Budiman terpilih menjadi Vice-Chair Komite dan memimpin Agenda Item 3 dengan tema Scaling-up Subregional and Regional Cooperation Frameworks to Manage Cascading Risks dan Agenda Item 7: Adoption of the Report of the Committee on its Seventh Session.

Kepala Biro Kerja Sama,Hubungan Masyarakat dan Umum, LAPAN, Christianus Dewanto, dalam agenda “Overview of the Work of the Secretariat and the United Nations System at the Regional Level”, menyampaikan peran aktif Indonesia dalam RESAP, termasuk kontribusinya terhadap pengurangan risiko bencana, yaitu pemanfaatan LAPAN Hub COVID-19 sebagai aplikasi penginderaan jarak jauh dan sistem informasi geospasial untuk analisa sebaran risiko COVID-19.

“Tiga fokus utama yang perlu diperhatikan sehubungan dengan strategi pengurangan risiko dalam konteks regional, yakni: keterlibatan komunitas; upaya yang lebih kuat dalam meningkatkan investasi pengurangan risiko bencana, adaptasi iklim dan kesehatan; serta peningkatan kerja sama pada tataran global dan regional,” ungkap Direktur HAM dan Kemanusiaan, Kemlu, Achsanul Habib dalam agenda “Consideration of the Future Focus of the Sub-Programme”.

Pada akhir pertemuan CDRR-7, negara-negara anggota mengadopsi bersama beberapa keputusan, termasuk rencana Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan Global Platform for Disaster Risk Reduction, pada 23-28 Mei 2022 dan Fourth Ministerial Conference on Space Applications for Sustainable Development pada Oktober 2022.

More Articles ...