logo2

ugm-logo

Viktor Laiskodat Menilai Status Bencana Nasional di NTT Tidak Diperlukan

TEMPO.CO, Jakarta -  Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat menilai penetapan status bencana alam di provinsi berbasis kepulauan itu sebagai bencana nasional tidak perlu dilakukan. "Saat ini kami memiliki argumentasi yang logis untuk kepentingan daerah kami agar tidak perlu ditetapkan sebagai bencana nasional," katanya kepada wartawan di Kupang, Senin, 12 April 2021.

Hal itu disampaikan Viktor menanggapi usulan sejumlah kalangan agar pemerintah pusat segera menetapkan bencana alam di NTT sebagai bencana nasional. Menurut dia, koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah pusat dapat dilakukan tanpa memerlukan alasan formal yang sifatnya administratif. "Tentunya kami memiliki argumentasi untuk percepatan pemulihan dari kondisi yang ada saat ini," ujar dia.

Kenyataannya, kata dia, komunikasi dan koordinasi yang telah dilakukan dalam beberapa waktu ini telah menunjukkan perhatian serius pemerintah pusat terhadap NTT yang mengalami bencana alam dengan dampak sosial ekonomi yang besar.

Untuk mengatasi dampak sosial dan ekonomi dari bencana ini, kata dia, presiden telah menggerakkan semua infrastruktur pemerintahan, TNI, Polri, kementerian, dan lembaga terkait. "Bahkan Presiden telah hadir dan melihat dari dekat dampak bencana ini seraya menginstruksikan seluruh jajaran pemerintahan, baik pusat maupun daerah untuk melakukan intervensi penuh sesuai dengan tupoksi masing-masing," ujar dia.

 

Ia menilai tanpa status bencana nasional pun, perhatian Presiden Jokowi begitu besar terhadap NTT dengan berbagai kebijakan pembangunan, mulai dari tanggap darurat sampai rencana pemulihan dan pembangunan kembali infrastruktur-infrastruktur yang rusak akibat bencana.

Alasan kedua, katanya, jika pemerintah menerapkan bencana alam sebagai bencana nasional maka hal itu akan mendorong negara-negara lain mengeluarkan travel warning untuk tidak berkunjung sementara waktu sampai peringatan tersebut dicabut.

"Padahal, kita sedang memulihkan semua sarana prasarana pariwisata mengantisipasi kedatangan wisatawan. Status travel warning, juga dapat berdampak pada asuransi wisatawan yang tidak dapat diklaim apabila terjadi sesuatu terhadap mereka," kata Viktor Laiskodat.

Waspadai Hujan Lebat Berdampak Longsor hingga Banjir Bandang Usai Gempa Malang

Surabaya - BMKG memberikan peringatan dini cuaca di wilayah Jawa Timur. Diprakirakan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hujan yang terjadi usai gempa bumi ini dikhawatirkan memicu longsor hingga banjir bandang.

Dari data BMKG Kelas I Juanda Surabaya, hujan intensitas sedang hingga lebat terjadi di sejumlah kabupaten atau kota. Di antaranya Gresik, Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Bondowoso, Jember, Malang, Kota Malang, Malang, Blitar, Trenggalek, Kediri.

Lalu, hujan akan merembet di wilayah Gresik, Lamongan, Madiun, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Kota Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Kota Probolinggo, Bondowoso, Jember, Lumajang, Kota Batu, Malang, Kota Kediri, Kota Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, hingga Kediri.

"Iya, untuk tetap menjaga kewaspadaan, Mbak. Biasanya setelah gempa, ada beberapa tanah yang bergerak atau rapuh. Biasanya daerah yang sedang kena hujan dengan intensitas intens atau ekstrem akan mudah berpotensi terjadi longsor," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Kelas I Juanda Surabaya Teguh Tri Susanto kepada detikcom di Surabaya, Sabtu (10/4/2021).

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers mengatakan, saat kondisi habis hujan dan diguyur hujan, lereng-lereng atau batuan menjadi rapuh, sehingga dikhawatirkan dapat memicu longsor dan banjir bandang.

"Lereng-lereng atau batuan itu habis digoyang biasanya menjadi agak rapuh. Apabila diguyur hujan, meskipun hujannya tidak lama tetapi lebat atau sedang, atau juga hujannya tidak lebat tapi lama, dikhawatirkan dapat memicu bencana lanjutan, yaitu bencana longsor dan banjir bandang," ungkap Dwikorita.

Dwikorita menyebut hal serupa terjadi pada banjir bandang di NTT. Dia mengatakan, sebelum terjadi banjir bandang NTT, terlebih dulu diguncang gempa dengan kekuatan M 4,1.

"Sebagai catatan, kemarin kami baru saja mendatangi wilayah NTT. Di situ hujan lebat, ternyata sehari sebelumnya juga terjadi gempa dengan kekuatan M 4,1. Jadi dikhawatirkan, wilayah yang habis terkena ada gempa, kemudian diguyur hujan, itu dikhawatirkan akan memicu terjadinya longsor atau banjir bandang," pungkasnya.

Wilayah yang diprediksi akan terjadi hujan sedang hingga lebat di antaranya Jombang, Gudo, Bandarkedungmulyo, Mojokerto, Pasuruan, Bondowoso, Jember, Malang, Pakis, Jambung, Kota Malang, Seluruh kecamatan Kota Malang, Blitar, Trenggalek, Kediri, Gresik, Lamongan, Madiun, Nganjuk, Bondowoso, Probolinggo, Jember, Kota Batu, Tulungagung, Ponorogo, dan Purwosari. (hil/fat)

More Articles ...