logo2

ugm-logo

Siaga 24 Jam, Berikut Titik Penyekatan di Jawa Tengah Selama PPKM Darurat

SOLO - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berlangsung 3 hingga 20 Juli 2021 mendatang. Pada periode itu Polda Jawa Tengah siap melakukan penyekatan di sejumlah wilayah selama 24 jam.

Masyarakat yang melintas diwajibkan untuk menunjukkan hasil negatif Covid-19, baik tes swab Antigen yang berlaku 1x24 jam atau tes usap PCR yang berlaku 2x24 jam.

"Masyarakat (pelintas) wajib lengkapi surat hasil tes negatif dari swab antigen atau PCR. Akan kami cek di perbatasan apabila tidak sesuai akan kami tolak," kata Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Kombes Pol Rudy Syafirudin Rudy Syafirudin kepada wartawan, Sabtu (3/7/2021).

Sementara itu, berdasarkan Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor SE 43/2021, SE 44/2021, SE 45/2021, dan SE 42/2021, pelaku perjalanan transportasi darat dari dan menuju Jawa serta Bali wajib menunjukkan hasil negatif Covid-19 dan sertifikat vaksin minimal dosis pertama.

1. Kota Semarang : Kawasan Simpang Lima

2. Kabupaten Semarang : Rest Area KM 429

3. Kota Salatiga : Exit Tol Tingkir

4. Demak : Jalan Demak-Kudus Desa Bolo, Demak Kota, KM 30

5. Kendal : Pos Polisi Pantes

6. Brebes : Pos Terminal Kecipir, Rest Area KM 252A, dan Rest Area KM 260

7. Tegal : Exit Tol Adiwerna

8. Tegal Kota : Terminal Tegal

9. Pekalongan : Pos Polisi Sipait Siwalan

10. Pekalongan Kota : Exit Tol Setono

11. Pemalang : Exit Tol Gandulan

12. Batang : Gedung PSC 119

13. Pati : Jalan Pati - Kudus KM 7 (Depan PT Dua Kelinci).

14. Jepara : Pos Gotri Jalan Raya Kudus-Jepara KM 2

15. Kudus : Lingkar Selatan KM 1

16. Rembang : Jalan Pemuda, Jalan Kartini, Jalan Pangeran Diponergoro, Jalan Sudirman

17. Blora : Perbatasan Blora - Grobogan di Biyandono.

18. Boyolali : Rest Area B Banyudono

19. Surakarta : Cek point Saroka

20. Karanganyar : Perbatasan Karanganyar Magetan : Cemara Kandang (Tawangmangu)

21. Klaten : Jalan Raya Solo-Jogja Pos Mitra Karang Delanggu dan Pos Prambanan

22. Sragen : Exit Tol Pugkruk

23. Sukoharjo : Pos Lantas Kartasura

24. Wonogiri : Jalan Jenderal Sudirman KM 1

25. Wonosobo : Pasar Kretek Wonosobo, Simpang Empat Kretek

26. Temanggung : Depan pos patwal

27. Magelang : Salam ( Perbatasan Magelang-DIY)

28. Magelang Kota : Pos Trio

29. Purworejo : Desa Bojong Rejo, Kecamatan Banyuurip

30. Kebumen : Pos Lalu Lintas Gombong

31. Banyumas : Pos Pasar Wage dan Simpang Ajibarang

32. Cilacap : Pos Sampang (Perbatasan Banyumas-Cilacap)

33. Purbalingga : Pos lantas Jompo

34. Banjarnegara : Pos Polisi Alafamidi, dan di Jalan S. Parman.

35. Grobogan : Jatipohon (Grobogan-Pati), Godong ( Grobogan-Demak), dan Klambu (Grobogan-Kudus). 

sumber: kompastv

Probolinggo Siapkan Desa Tangguh Bencana

Jatim Newsroom - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi dan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa Gending Kecamatan Gending, Rabu (30/06). Pembentukan Destana ini diawali dengan sosialisasi yang dilaksanakan di Balai Desa Gending Kecamatan Gending.

Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang peserta dari perangkat desa dan masyarakat yang ada di Desa Gending dengan menghadirkan narasumber dari Fasilitator Daerah (Fasda) BPBD Provinsi Jawa Timur. Selain di Desa Gending Kecamatan Gending, kegiatan serupa juga dilaksanakan di Desa Pajurangan Kecamatan Gending serta Desa Guyangan, Bermi dan Watupanjang Kecamatan Krucil.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Rachmad Waluyo melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Zaenal Ansori mengatakan pemilihan desa untuk dibentuk Destana ini dilakukan dengan melihat potensi yang ada di suatu desa.

“Untuk Desa Gending kami pilih karena disini dalam pemberitaan sering terjadi banjir rob. Kebetulan pihak desa sanggup untuk membentuk relawan desa tangguh bencana. Kesanggupan dari relawan dan pemerintah desa ini yang utama. Kalau tidak ada respon dari masyarakat kita menyuruh saja tentu tidak akan bisa akan terbentuk karena ini sifatnya relawan,” katanya.

Menurut Zaenal, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk Destana yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan mampu menghadapi potensi ancaman yang ada di daerah tersebut.

“Masyarakat sudah tahu kalau musim hujan banjir dan sebagainya. Jadi masyarakat mampu mengatasi menghadapi potensi ancaman yang ada. Kemudian beradaptasi dengan kejadian bencana seperti yang ada di Desa Dringu. Dimana masyarakat sudah membuat tanggul-tanggul saat banjir,” jelasnya.

Tidak kalah pentingnya jelas Zaenal adalah memulihkan kembali kondisi setelah terjadi bencana, terutama kalau ada faktor psikologis anak-anak dan sebagainya. “Misalnya kalau pernah terjadi gempa, begitu ada getaran sedikit anak-anak sudah takut. Mungkin disini kalau ada air pasang sedikit dikiranya banjir. Oleh karena itu dampak psikologisnya harus dipulihkan,” tegasnya.

Lebih lanjut Zaenal menegaskan hingga saat ini sudah ada 45 desa dan kelurahan yang sudah membentuk Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana. Disamping BPBD Kabupaten Probolinggo, pembentukan Destana ini juga dilakukan oleh BPBD Provinsi Jawa Timur.

“Selain itu, potensi bencana di luar alam ada pada perusahaan seperti kebocoran gas, kebocoran saat terjadi bencana seperti yang sudah disimulasikan di PJB Paiton. Kita sudah berkoordinasi dengan perusahaan jika terjadi bencana di luar alam supaya perusahaan bisa mengantisipasinya,” pungkasnya.(pno)

sumber:  http://kominfo.jatimprov.go.id/

More Articles ...