Pada hari Jumat (8/11), Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali memuntahkan abu vulkanik setinggi 10 km disertai hujan pasir dan awan panas. Pihak berwenang memperluas radius berbahaya yang awalnya 7 km menjadi 8 km. Akibat letusan susulan tersebut, jumlah pengungsi terus bertambah dari yang sebelumnya 11.000 pengungsi menjadi 12.200 pengungsi sehingga titik pengungsian diperluas. Pemerintah telah mengeluarkan bantuan berupa paket sembako, paket makanan anak termasuk peralatan dapur keluarga, selimut, matras, tenda, genset serta toilet mudah alih (portabel).
Blog
Longsor di Karo, Empat Orang Ditemukan Meninggal Dunia
Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi empat orang korban tanah longsor di Kabupaten Karo, Minggu (24/11/2024). Empat korban dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe. Bencana longsor terjadi di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Berastagi, Kabupaten Karo, Sabtu (23/11/2024). Hingga sekarang masih ada enam korban longsor yang belum ditemukan. Kepala Bidang penanganan darurat, peralatan, dan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan, “Dua rumah dan satu penginapan (Bunga Tanjung) rata dengan tanah. Untuk korban hilang berjumlah 10 orang, korban selamat berjumlah 9 orang”. Personel gabungan dari Polres Tanah Karo, Kodim 0205/TK, BPBD, dan Basarnas terus melakukan evakuasi korban serta berkoordinasi dengan instansi terkait
Kumpulan Laporan Lapangan dan Infografis Terkait Bencana Erupsi Gunung Lewutobi Laki-Laki, November 2024
Semenjak Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus pada Senin tanggal 4 November 2024 lalu, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM dan Sekretariat Pokja Bencana AHS UGM telah mengumpulkan informasi terkait fenomena tersebut. Tim juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan NTT dan BPBD NTT. Sementara situasi aman terkendali dan berikut beberapa laporan resmi baik dari BPBD dan stakeholder lain terkait fenomena erupsi gunung Lewutobi Laki-Laki.
Volcano Disaster Risk Management During Crisis: Implementation of Risk Communication in Indonesia
Meletusnya Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores, NTT menjadi salah satu bencana letusan gunung berapi di Indonesia yang terjadi pada tahun 2024. Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif, sehingga risiko erupsi vulkanik cukup tinggi, khususnya di wilayah padat penduduk. Manajemen bencana vulkanik menjadi sangat penting untuk melindungi populasi dan mengurangi kerugian akibat letusan. Komunikasi risiko yang tepat waktu dan berbasis data dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan membantu proses evakuasi selama krisis. Namun, tantangan yang ada, seperti aksesibilitas informasi ke daerah terpencil, perlu ditangani agar komunikasi risiko dapat mencapai seluruh lapisan masyarakat.
Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT erupsi — Warga yang pindah bertambah, titik lokasi pengungsian diperluas
Pada hari Jumat (8/11), Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali memuntahkan abu vulkanik setinggi 10 km disertai hujan pasir dan awan panas. Pihak berwenang memperluas radius berbahaya yang awalnya 7 km menjadi 8 km. Akibat letusan susulan tersebut, jumlah pengungsi terus bertambah dari yang sebelumnya 11.000 pengungsi menjadi 12.200 pengungsi sehingga titik pengungsian diperluas. Pemerintah telah mengeluarkan bantuan berupa paket sembako, paket makanan anak termasuk peralatan dapur keluarga, selimut, matras, tenda, genset serta toilet mudah alih (portabel).