logo2

ugm-logo

Blog

Reportase Launching The ASEAN One Health Network (AOHN) and ASEAN One Health Joint Plan of Action (OH-JPA)

aohn launching

Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah ASEAN Member State yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Lao PDR, Malaysia, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Singapura. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya sosialisasi tujuan dan maksud pengembangan AOHN dan OH JPA dengan harapan terjadi kolaborasi yang lebih kuat khususnya dalam negara ASEAN. Kegiatan ini juga bentuk komitmen ASEAN dalam menjalankan ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative. Setelah launching dilanjutkan dengan sesi ebinar dengan topik Public Health Emergency Response Focusing on Future Preparation dan Lesson Learn from International Cooperation/International Organization in Implementing One Health.

SELENGKAPNYA

ASEAN++ Chemical Incident Preparedness for Hospital (HOSPREP) Program 2024

Malaysia Technical Cooperation Program (MTCP) yang berada di bawah naungan Ministry of External Affairs bekerja sama dengan National Authority for Chemical Weapons Convention (NACWC), National Institutes of Health (NIH), dan Ministry of Health (MOH) mengadakan pelatihan mengenai “Chemical Incident Preparedness for Hospital (HOSPREP)”. Kegiatan ini pada awalnya ditujukan untuk negara di kawasan Asia Tenggara. Mengingat berdasarkan Konsil Industri Kimia Eropa (2018), produksi bahan kimia di kawasan Asia melebihi kawasan lain di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan meningkatnya perhatian dan kewaspadaan terhadap potensi penyalahgunaan bahan kimia sebagai senjata atau sesuatu yang secara tidak sengaja dapat menyebabkan populasi manusia. ASEAN yang memahami hal ini, kemudian mencanangkan sebuah implementasi dan kolaborasi untuk mencegah hal tersebut terjadi.

SELENGKAPNYA

Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana di Indonesia

Aktivitas tektonik di titik pertemuan tiga lempeng besar menjadikan Indonesia sebagai wilayah rawan bencana yang berisiko tinggi. Meskipun demikian, upaya pengurangan risiko bencana di berbagai wilayah di Indonesia masih kurang, baik dari segi pengetahuan maupun kemampuan menganalisis risiko bencana. Penelitian ini mengkaji implementasi kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di Indonesia. Keberadaan desa tangguh bencana sangat berpengaruh terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana dan keadaan darurat lainnya. Kajian ini memberikan beberapa rekomendasi pengurangan risiko bencana: a) memperkuat kebijakan terkait prosedur evakuasi di bidang kesehatan oleh pemerintah daerah, b) mengintegrasikan moda transportasi di daerah terpencil, c) meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi semua pihak, d) membangun komunitas- sistem informasi berbasis; dan e) memperkuat ketahanan desa terhadap bencana. Artikel ini dipublikasikan pada 2021 di jurnal NCBI

SELENGKAPNYA

Program Pengurangan Risiko Bencana untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Bencana Alam

Komponen utama dari pengurangan risiko bencana (PRB) biasanya mencakup penilaian risiko, sistem peringatan dini, kesadaran dan pendidikan publik, perencanaan infrastruktur dan penggunaan lahan, perencanaan kesiapsiagaan dan respon, dan pembangunan berkelanjutan. Komponen ketiga adalah kesadaran dan pendidikan masyarakat. Mengedukasi masyarakat mengenai potensi risiko dan bagaimana mempersiapkan diri dan merespon bencana merupakan hal yang sangat penting untuk membangun ketahanan dan memastikan pelaksanaan langkah-langkah PRB yang efektif. Komponen keempat adalah infrastruktur dan perencanaan penggunaan lahan. Mengenai perencanaan kesiapsiagaan dan tanggap darurat, mengembangkan rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana yang komprehensif sangat membantu dalam memastikan respons yang cepat dan terkoordinasi selama keadaan darurat, sehingga meminimalkan dampak terhadap kehidupan dan harta benda. Terakhir, mengenai pembangunan berkelanjutan, mengintegrasikan PRB ke dalam perencanaan pembangunan dapat membantu menciptakan masyarakat yang berkelanjutan dan tangguh sehingga lebih siap untuk bertahan dan pulih dari bencana. Artikel ini dipublikasikan pada 2023 di jurnal medRxiv 

SELENGKAPNYA

Memetakan Arah Baru untuk Masa Depan Bencana

Dunia menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari bencana dan bahaya alam, yang frekuensi dan intensitasnya meningkat akibat perubahan iklim. Selain itu, bencana-bencana tersebut dapat saling tumpang tindih, menghasilkan efek yang bertumpuk dan bertingkat. Meskipun kejadian-kejadian ini secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dapat menghancurkan, kabar baiknya adalah kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi akibatnya. Di sinilah seni kesiapsiagaan bencana berperan. Dalam koleksi ini, peneliti mengeksplorasi penelitian terbaru dan praktik terbaik untuk mempersiapkan diri menghadapi bahaya dan bencana alam. Peneliti menerima kiriman yang menampilkan solusi dan strategi inovatif untuk menghadapi berbagai bahaya, termasuk angin topan, gempa bumi, banjir, dan kebakaran hutan. Artikel ini dipublikasikan pada 2023 di jurnal NCBI

SELENGKAPNYA