Melalui dokumen Hospital Disaster Plan (HDP), Rumah Sakit harus memahami bahwa dokumen HDP sebagai salah satu bentuk kesiapan rumah sakit untuk menghadapi bencana alam dan bencana non alam. Artinya dokumen yang disusun harus seoperasional mungkin sehingga saat bencana terjadi tidak mengganggu layanan rutin sehari – hari. Ketika RS menghadapi bencana tentunya banyak sektor dan lintas unit yang terlibat. Umumnya penyusunan dokumen HDP dikerjakan beberapa orang saja di rumah sakit sementara dokumen ini penting untuk diketahui seluruh staf RS. Setelah dokumen ini disosialisasikan kepada pihak internal maka dokumen disaster plan juga penting diuji keoperasionalannya, apakah dapat diimplementasikan, serta dipahami oleh semua petugas yang terlibat dalam struktur pengorganisasian. Salah satu cara yang dilakukan menguji keoperasionalan dokumen melalui Table Top Exercises (TTX). TTX dirancang untuk menguji kemampuan teoritis dan manajemen (berdasarkan dokumen) petugas rumah sakit untuk menanggapi situasi bencana yaitu bagaimana mereka memahami tugas dan fungsi mereka saat bencana. Kemudian meninjau dan mendiskusikan kembali tindakan apa saja yang perlu ditambahkan dalam dokumen.
Blog
Partisipasi Indonesia dalam Menanggapi Isu Pemanasan Global
Pemanasan global ditandai dengan meningkatnya suhu atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Terjadinya pemanasan global akan menimbulkan serangkaian fenomena ekstrim di alam berupa perubahan cuaca dan iklim yang dapat menimbulkan ancaman bagi kelangsungan kehidupan. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki tingkat kerawanan iklim yang tinggi, sehingga sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim. Selain memiliki potensi besar untuk terkena dampak negatif perubahan iklim, Indonesia juga memiliki potensi besar untuk ambil bagian dalam mitigasi dan adaptasi dampak negatif perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar upaya yang telah dilakukan Indonesia untuk turut serta merespon isu pemanasan global. Penelitian ini menggunakan metode analisis DPSIR (Driving force, Pressure, State, Impact, and Response). Dengan analisis ini akan dipelajari apa yang menjadi pemicu isu pemanasan global, tekanan yang dihadapi, kondisi atau status lingkungan saat ini, dampak yang dirasakan, dan bagaimana upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan tersebut. Artikel ini dipublikasikan pada 2021 di Science and Environmental Journal for Postgraduate.
Menjelajahi Dampak Bencana pada Aksi Adaptasi oleh 549 Kota di Seluruh Dunia
Salah satu poin yang masih diperdebatkan ialah apakah bencana mempengaruhi tindakan adaptasi di kota. Namun, basis pengetahuan yang ada terutama terdiri dari studi kasus tunggal atau kecil-N, sehingga tidak ada gambaran global tentang bukti tentang dampak bencana dan adaptasi. Di sini, peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengeksplorasi efek frekuensi dan keparahan bencana pada empat jenis aksi adaptasi di 549 kota. Di negara-negara dengan kapasitas adaptif yang lebih besar, kerugian ekonomi meningkatkan tindakan tingkat kota yang menargetkan jenis peristiwa bencana yang baru saja dialami, serta tindakan untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana secara umum. Peningkatan frekuensi bencana mengurangi tindakan menargetkan jenis bahaya selain yang baru-baru ini terjadi, sementara kerugian manusia memiliki sedikit efek. Perbandingan antar kota di seluruh tingkat kapasitas adaptif menunjukkan efek kekayaan. Negara-negara yang lebih makmur mengalami kerusakan ekonomi yang lebih besar dari bencana, tetapi juga memiliki kapasitas tata kelola yang lebih tinggi, menciptakan insentif dan peluang untuk langkah-langkah adaptasi. Sementara frekuensi dan tingkat keparahan bencana memiliki dampak yang terbatas pada tindakan adaptasi secara keseluruhan, hasilnya sensitif terhadap dampak bencana, jenis tindakan adaptasi, dan kapasitas adaptif yang dipertimbangkan. Artikel ini dipublikasikan pada 2022 di jurnal Nature Communications
Decision Support Framework for Deployment of Emergency Medical Teams After Earthquakes
Relawan tim kesehatan atau dikenal sebagai Emergency Medical Team(EMT) merupakan pelaku utama yang bertugas selama fase respon gawat darurat dimana peran mereka paling dominan untuk menolong korban bencana. EMT terdiri dari beragam profesi kesehatan yang berasal dari berbagai unsur pemerintahan, lembaga sosial, organisasi profesi, akademisi dan sebagainya yang sudah teregistrasi sebagai relawan yang memiliki kompetensi dalam hal penanganan bencana sektor kesehatan. Orientasi EMT sebagai kelompok profesional akan membantu local health system, bukan mengambil alih sistem yang ada. Kemudian karena sudah berbicara tim bukan lagi mengedepankan darimana asal organisasinya namun sudah ke profesionalisme bekerja. Artikel berikut membahas Kerangka Pendukung Keputusan untuk Pengerahan EMT setelah Gempa Bumi. Efektivitas Tim Medis Darurat (EMT) sangat terkait dengan waktu kedatangan mereka, dan biasanya hanya beberapa tim yang tiba dalam 24-48 jam pascabencana. Keputusan untuk menyebarkan EMT ini tidak terlepas dari assessment awal terkait dampak kejadian bencana untuk kesehatan masyarakat untuk mengetahui kebutuhan daerah khususnya kapasitas SDM. Hasil penelitian ini menunjukkan kerangka kerja yang digunakan sebagai tools untuk membantu memetakan konfigurasi sesuai kebutuhan di lapangan, sehingga daerah lebih mudah untuk untuk menyebarkan dan/atau menerima EMT ke titik lokasi atau pos penanganan bencana.
Simulasi Virtual Jarak Jauh untuk Incident Commanders
More Articles ...
- Simulasi Virtual Jarak Jauh untuk Incident Commanders
- Metrik Ketepatan Waktu One Health untuk Melacak dan Mengevaluasi Pelaporan Respons Wabah
- Pola Komunikasi dan Media Kebencanaan untuk Meningkatkan Kewaspadaan Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara
- A new survey tool for evaluating pandemic preparedness in health services